Grid.ID- Anak dan mantu Dedi Mulyadi minta maaf soal tragedi pernikahan berujung maut di Garut. Keduanya mengaku sangat terpukul atas kejadian tersebut.
Putra sulung dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yaitu Maula Akbar bersama dengan istrinya yang juga Wakil Bupati Garut, Putri Karlina menyampaikan permohonan maaf terkait insiden maut dalam pesta pernikahan mereka. Permintaan maaf ini keduanya sampaikan pada Sabtu (19/7/2025), di hadapan para wartawan.
Di rumah dinas Wakil Bupati Garut, Jalan Patriot, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul itu, baik Maula dan Putri menyampaikan belasungkawa mereka untuk para keluarga korban. Keduanya mengaku sangat terpukul atas kejadian tersebut.
“Berat rasanya melihat peristiwa ini terjadi. Kami benar-benar terpukul,” ujar Maula.
“Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya memohon maaf atas musibah ini. Dua hari lalu adalah hari yang saya tandai sebagai momen paling bahagia dalam hidup saya, namun kemudian berakhir duka,” ucap Putri.
Adapun, Maula kemudian menjelaskan bahwa sebenarnya tak ada agenda makan gratis dalam pernikahan mereka. Pada Jumat malam, pihak keluarga hanya menyediakan makanan di halaman Pendopo untuk para warga yang menyaksikan panggung hiburan.
“Masih banyak makanan sisa. Daripada tidak termakan, kami persilakan warga untuk menikmatinya,” kata Maula, dilansir dari Kompas.com.
Senada dengan suaminya, Putri Karlina juga menegaskan bahwa acara resmi pada malam itu hanya hiburan malam. Putri mengatakan bahwa konsep yang diusung yaitu Balakecrakan, yang artinya lapak UMKM atau car free night dan bukan makan gratis.
“Kami memang membagikan makanan kepada pengunjung, tapi tidak dalam bentuk acara resmi. Saya pun tidak pernah mengumumkan adanya acara makan gratis,” ujar Maula.
Maula mengaku bingung tentang bagaimana bisa ada berita tentang makan gratis menyebar hingga membuat ribuan orang memadati Pendopo Garut. Sementara itu, Putri menduga bahwa narasi tersebut berawal dari bocornya notulensi rapat internal Pemkab Garut yang kemudian berkembang liar di masyarakat.
Karena hal tersebut kemudian terjadilah insiden maut dalam pesta pernikahan mereka yang menyebabkan 30 orang menjadi korban. Sebanyak 3 korban dilaporkan meninggal dunia sementara yang lainnya mengalami sesak napas akibat massa yang memadati kawasan pendopo Garut.
Adapun kejadian ini dilaporkan terjadi pada Jumat (18/7/2025). Untuk 3 orang korban tewas tersebut diketahui bernama Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), serta satu anggota kepolisian Polres Garut yaitu Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
Melansir dari Tribunnews.com, buntut insiden pesta pernikahan berujung maut ini, Polda Jawa Barat kemudian segera melakukan proses penyelidikan. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan menjelaskan penanganan kasus yang sebelumnya berada di bawah Polres Gaut kini resmi ditingkatkan ke Polda Jabar.
"Tadi malam, Pak Kapolda (Irjen Pol Rudi Setiawan) menyimpulkan bahwa untuk kasus ini, akan kita angkat ke Polda Jawa Barat," jelas Hendra.
Hendra juga menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan olah TKP ulang pada Sabtu (19/7/2025). Dalam hal ini, Polda Jabar akan melibatkan jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum serta pejabat utama (PJU) lainnya untuk memastikan setiap detail kejadian.
Sementara itu, Dedi Mulyadi dikabarkan mendatangi RSUD dr Slamet Garut untuk menjenguk para korban yang sedang mengalami perawatan medis. Di kesempatan itu, Dedi menegaskan bahwa dia akan membantu seluruh biaya pengobatan 8 orang yang dirawat di rumah sakit tersebut.
"Yang dirawat tadi sudah saya bantu secara langsung, masing-masing Rp10 juta karena mereka tidak bisa bekerja. Biaya rumah sakit saya tanggung penuh," ungkapnya.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga memberikan bantuan kepada tiga korban meninggal dunia. Dedi diketahui memberikan sebesar Rp150 juta, sedangkan Maula dan Putri memberikan sebesar RP100 juta.
Dedi Mulyadi juga menjanjikan untuk menjadikan anak-anak korban sebagai anak asuhnya. Dia mengatakan akan membantu mereka dalam hal pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi.
"Anak-anak korban juga saya jadikan anak asuh. Semua kebutuhan hidup dan pendidikan saya tanggung," ujar Dedi Mulyadi.
"Ada yang ingin kuliah, ada yang ingin masuk AKPOL, semuanya akan saya dukung," tambahnya.