Alhamdulillah, apa yang kita lakukan ternyata ada yang mencatat dan merekam

Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Tokoh Kontributif Pendidikan Islam Jatim dalam Wisuda Ke-112 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Minggu.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Rektor UINSA Prof. Akh. Muzakki sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata Khofifah dalam pengembangan pendidikan Islam di Jawa Timur.

"Alhamdulillah, apa yang kita lakukan ternyata ada yang mencatat dan merekam. Terima kasih Pak Rektor dan UINSA," ujar Khofifah.

Selama menjabat, Khofifah menggulirkan berbagai program, antara lain bantuan operasional sekolah daerah untuk Madrasah Diniyah (BOSDA MADIN) dan bantuan penyelenggaraan pendidikan diniyah dan guru swasta (BPPDGS), dengan total anggaran lebih dari Rp1 triliun untuk mendukung guru dan lembaga pendidikan diniyah nonformal.

Ia juga menginisiasi program beasiswa untuk santri melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD).

Sejak 2019, sebanyak 6.876 santri telah menerima beasiswa jenjang S1 (Sarjana), S2 (Magister), S3 (Doktor), Ma’had Aly (pendidikan tinggi pesantren), hingga Universitas Al Azhar Kairo. Tahun ini, direncanakan beasiswa akan diberikan kepada 1.193 santri di Jawa Timur.

Sementara itu, dalam orasinya, Khofifah menegaskan komitmennya dalam membangun pendidikan islam di Jawa Timur yang mengedepankan kolaborasi dan berdampak bagi masyarakat. Salah satunya dengan mendorong agar UINSA mengembangkan Teaching Industry dan Program Studi (Prodi) Islamic Finance.

Bukan tanpa alasan, kedua program tersebut sangat berpotensi dan akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

“Misalnya, Teaching Industry untuk Industri Halal. Saya rasa manfaatnya sangat besar bagi masyarakat. Apalagi di dekat sini, akan segera diresmikan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Industri Halal pertama di Indonesia, yaitu di Sidoarjo,” ujar Khofifah saat menyampaikan Orasi Ilmiah di hadapan 2.180 wisudawan.

Khofifah juga mendorong UINSA membuka Program Studi Islamic Finance yang dinilainya strategis untuk memperkuat ekosistem perbankan syariah di Indonesia.

“Kemudian terkait employability khususnya di bank-bank syariah dimana sesungguhnya membutuhkan basis Islamic Finance. Harapannya prodi Islamic Finance nanti bisa menjadi referensi cahaya bagi Bank Syariah yang ada di Indonesia,” ucapnya.

Ia berpesan agar para wisudawan menjadi enabler leader dan game changer dalam menghadapi dinamika global demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Rektor Muzakki menekankan pentingnya karakter kuat bagi lulusan, serta kehati-hatian dalam bermedia sosial.

“Stop scrolling, perbanyak membaca buku,” katanya.