Otak manusia bisa mengingat kosakata, wajah orang lain, hingga berbagai pengalaman semasa hidupnya. Pertanyaannya, apakah otak manusia bisa kehabisan memori?
Terlepas dari apa yang mungkin kamu rasakan sebelum ujian atau setelah semalaman kurang tidur sebelum tenggat waktu kerja, para ahli saraf mengatakan jika tidak ada yang tahu pasti berapa kapasitas memori otak.
"Tidak ada batasan yang berarti terkait seberapa banyak informasi yang dapat disimpan otak," kata Elizabeth Kensinger, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Boston College dalam Live Science, dikutip Minggu (20/7/2025).
"Ingatan dapat dianggap sebagai data yang digunakan otak untuk memahami momen saat ini, membuat prediksi tentang masa depan, dan untuk membangun pembelajaran di masa mendatang," imbuhnya.
Hal ini karena otak tidak menyimpan ingatan sebagai berkas yang terisolasi dalam satu sel saraf tertentu. Sebaliknya, satu memori didistribusikan ke banyak neuron yang disebut engram, sekelompok sel otak yang terhubung dan tersebar di berbagai wilayah otak.
Para ahli saraf menyebut pola ini, di mana sebuah memori direkam di banyak neuron, sebagai representasi terdistribusi. Masing-masing sel otak tersebut berperan dalam beragam ingatan.
Cara Otak Menyimpan Ingatan
Bayangkan sebuah ingatan, misalnya pesta ulang tahun yang ke-10. Ingatan itu tidak tersimpan dalam satu folder mental. Warna balon, rasa kue, suara nyanyian teman-teman, dan rasa gembira, semuanya mengaktifkan berbagai pusat sensorik dan emosional.
Area-area tersebut beraktivitas bersama dalam pola tertentu, dan pola aktivitas saraf itulah yang menyimpan ingatan. Ketika kamu ingin mengingat pesta itu nanti, maka kamu akan mengaktifkan kembali pola tersebut.
Metode ini memiliki keuntungan yang signifikan. Karena neuron dapat berpartisipasi dalam berbagai kombinasi, otak dapat mengkodekan sejumlah besar ingatan.
Kensinger berpendapat, jika ingatan yang terkait memiliki pola yang tumpang tindih, membantu kita menggeneralisasi dan membuat prediksi. Nah jika beberapa neuron rusak, ingatan tersebut mungkin masih dapat dipulihkan karena tidak disimpan hanya di satu tempat.
Mengapa Otak Manusia Tidak Dapat Mengingat Semua Hal?
Meski manusia memiliki kapasitas memori yang tidak terhitung, otak sebenarnya tidak dapat mengingat semua hal. Paul Reber, seorang profesor ilmu saraf di Universitas Northwestern, menjelaskan jika sistem memori otak berjalan jauh lebih lambat daripada kehidupan.
Meskipun informasi terus mengalir masuk, hanya sebagian kecil yang dapat disimpan dalam jangka panjang.
Reber menyarankan untuk membayangkan memori seperti kamera video yang hanya bekerja pada 10% dari kapasitasnya. Manusia hanya dapat mengingat sekitar sepersepuluh dari peristiwa, pengalaman, dan pertemuan spesifik yang kita alami.
Informasi yang masuk ke dalam sistem memori kita secara bertahap disimpan menjadi memori yang tahan lama dan akan ada dalam jangka panjang. Proses itu disebut konsolidasi.
"Proses penyimpanan adalah hambatan sebenarnya," kata Reber.
"Bukan jumlah total ruang yang Anda miliki," imbuhnya.
Apa yang Menentukan Ingatan Penting dan Tidak?
Setiap saat, sejumlah besar informasi masuk ke otak kita dari semua indra, tetapi manusia tidak perlu mengingat semuanya.
Lila Davachi, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Columbia, mengatakan ingatan manusia tidak berevolusi untuk mengingat dengan sempurna. Sistem ingatan kita berevolusi untuk bertahan hidup, jadi manusia memprioritaskan apa yang bermanfaat untuk dapat menjelajahi dunia.
"Sistem ingatan dibangun untuk hanya mengkodekan apa yang adaptif dan perlu," ujar Davachi.
Menurutnya, otak bukan kehabisan memori, tapi terus-menerus membentuk kembali apa yang kita ketahui untuk membantu kita beradaptasi, memprediksi, dan belajar.
"Jadi, jika kamu lupa di mana kamu meninggalkan pulpen, jangan khawatir. Kamu tidak kehabisan ruang. Kemungkinan besar otakmu memutuskan ada hal yang lebih penting untuk diingat," pungkasnya.