Jakarta (ANTARA) - Warga Kapuk Muara di tiga RW yakni RW1, RW 4, dan RW 5, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara terpaksa patungan untuk membeli air bersih imbas tidak mengalirnya air dari PAM Jaya selama sepekan.
"Air itu sekarang jadi barang mewah, mandi pun gantian kadang cuma disiram pakai satu gayung," kata warga Kapuk Muara, Yuli di Jakarta, Minggu.
Ibu tiga anak itu mengaku lelah menunggu janji dan tanggapan dari pihak PAM Jaya yang tak kunjung datang.
Ia mengatakan warga kemudian mengambil langkah untuk patungan menyewa mobil tangki air. Biaya untuk membeli air dikumpulkan dari uang seribuan hingga puluhan ribu rupiah yang diberikan warga setempat.
“Kami ini bukan tak mau bayar, tapi airnya enggak ada," kata dia.
Ia mengaku anak-anaknya mulai gatal-gatal karena tidak bisa mengakses air bersih. "Ya Allah, berat sekali rasanya,” kata dia.
Sementara warga Kapuk Muara Sofyan Hadi mengatakan warga yang tidak dapat mengakses air bersih terpaksa mengantre menggunakan ember-ember yang diisi air dari mobil tangki.

Ia mengatakan beberapa warga bahkan terpaksa menumpang mandi ke rumah sanak saudara di daerah lain.

Menurut dia sampai saat ini, belum ada keterangan resmi dari PAM Jaya. Warga Kapuk Muara berharap bisa menikmati sarana air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kami berharap akses air bersih ini kembali didapatkan warga untuk kehidupan sehari-hari," kata dia.