Jakarta (ANTARA) - Visinema Pictures secara resmi mengumumkan pembuatan film terbaru berjudul "Perang Jawa" yang mengangkat kisah Pangeran Diponegoro melalui pendekatan historis berbasis riset sejarawan Peter Carey tentang perlawanan Diponegoro yang terjadi antara tahun 1825 hingga 1830.

Film "Perang Jawa" disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan diproduseri secara eksekutif oleh Gita Wirjawan.

"Film 'Perang Jawa' diproduksi dengan optik dari riset yang dilakukan oleh Bapak Peter Carey yang meneliti sosok seorang Pangeran Diponegoro," ujar Angga saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Senin.

Peter Carey, penulis buku "The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855", juga terlibat langsung sebagai konsultan dalam pembuatan film itu.

Angga mengatakan riset Peter menjadikan film "Perang Jawa" memiliki figur sentral yang berbeda dari drama epik tahun 1979 berjudul "November 1828" karya sutradara Teguh Karya.

Namun Carey sendiri mengakui kehebatan visual film "November 1828", bahkan memujinya sebagai "maha karya" karena komitmen Teguh Karya dalam detail artistik yang aktual.

"Teguh Karya bahkan menyingkirkan tumbuhan yang tidak tumbuh pada 1828 dari lokasi pengambilan gambar demi menampilkan detail artistik yang sempurna," kata Peter.

Namun, fokus "Perang Jawa" akan berbeda. Berdasarkan penelitian Carey, figur Pangeran Diponegoro adalah tokoh utama dan paling dominan dalam peperangan lima tahun (1825-1830) tersebut.

"Saya perhatikan bahwa ini adalah sesuatu yang sangat khas, di mana kita melihat desa di Kulon Progo menjelang November 1828 ketika Kyai Mojo membelot kepada Belanda, dan ada kisah di dalam desa tersebut, dan pada akhirnya kita hanya melihat Pangeran Diponegoro yang tidak masuk sama sekali dalam film tersebut, hanya pada akhirnya kita melihat sosok Sentot di atas kuda, bukan?" kata Peter.

Komitmen tinggi pada sejarah yang ditunjukkan pembuat film "Perang Jawa" terinspirasi oleh semangat "Cut Nyak Dien" karya Eros Djarot dan diperankan oleh aktris Christine Hakim.

"Inspirasi itu dilahirkan dari sebuah film yang setelah tiga dekade masih punya dampak yang besar terhadap bangsanya," ujar Angga.

Ia berharap "Perang Jawa" dapat melanjutkan "estafet" dampak positif yang sama.

Pengumuman itu bertepatan dengan 200 tahun dimulainya Perlawanan Diponegoro yang dimulai pada 20 Juli 1825, ketika pemerintah kolonial memaksakan pembangunan jalan di atas tanah leluhur Pangeran Diponegoro.

Tindakan pemaksaan oleh pihak kolonial Belanda menjadi titik awal salah satu perang paling berdarah dan menentukan dalam sejarah Asia Tenggara.

Film "Perang Jawa" dijadwalkan mulai diproduksi pada 2027 dan diharapkan untuk tayang di bioskop mulai tahun 2028.