Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata menilai penyelenggaraan International Islamic Expo (IIE) 2025 dapat memperkuat posisi Indonesia dalam peta wisata halal dunia.

"Kita lihat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar. Tentu saja, ini punya arti besar untuk mengembangkan potensi yang bisa kita manfaatkan sebaik mungkin demi kesejahteraan rakyat," kata Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenpar Vinsensius Jemadu dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Vinsensius menyebut di tahun 2030, populasi muslim secara global diproyeksikan mencapai 2 miliar orang.

Potensi tersebut dapat menjadi peluang besar untuk digarap oleh sektor pariwisata karena ada potensi pergerakan wisatawan dari satu negara ke negara lain, termasuk ke Indonesia.

Ia menekankan bahwa wisata halal dalam perspektif bisnis merupakan layanan bagi wisatawan muslim dunia yang mengedepankan pengalaman pariwisata yang nyaman dan aman.

Segmen ini juga dinilai banyak pihak bisa dimaksimalkan sebagai salah satu keunggulan Indonesia sebagai destinasi wisata.

Adanya penyelenggaraan IIE 2025 juga menjadi salah satu upaya untuk mendongkrak indeks daya saing Indonesia dalam peringkat global muslim indeks yang saat ini cenderung stagnan.

Sebagai forum utama dalam ekosistem wisata dan layanan halal, Vinsensius mengatakan penyelenggaraan IIE 2025 menjadi penegasan komitmen nasional dalam mendukung regenerasi industri halal global dan memperkuat jaringan strategis antarnegara.

“Dengan suksesnya International Islamic Expo 2025, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan ini telah berhasil menyediakan platform komprehensif yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, membuka akses investasi lintas benua, serta mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat halal tourism global,” kata Vinsensius.

Dengan mengusung tema “The 15th Islamic Tourism Exchange”, IIE pada tahun ini sudah diselenggarakan di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan pada 11-13 Juli 2025.

Acara digelar berkolaborasi bersama Kamar Dagang (Kadin) Indonesia dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta.

Penyelenggaraan acara menghadirkan lebih dari 1.000 peserta pameran terdiri dari para pelaku industri pariwisata muslim mencakup layanan haji dan umroh, maskapai syariah, operator tur, hotel halal, biro visa baik dari dalam maupun luar negeri yang meliputi kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Tengah, Timur Tengah, hingga Afrika.