Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaku Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan akan mengatur ulang jadwal ekspor Liquefied Natural Gas (LNG), sebab terjadi peningkatan kebutuhan LNG di pasar domestik.

“Kami dengan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) dan para pembeli mencoba mendiskusikan kembali jadwal-jadwal pengiriman (LNG),” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam paparan capaian kinerja SKK Migas di Jakarta, Senin.

Kurnia mengatakan penjadwalan ulang pengiriman LNG tersebut telah berlangsung sejak 2024, sebab SKK Migas mendeteksi peningkatan kebutuhan LNG di pasar domestik.

Lebih lanjut ia mengatakan para pembeli sangat memahami situasi peningkatan kebutuhan domestik, sehingga dapat tercapai kesepakatan komersial antarbisnis untuk menunda sejumlah ekspor LNG untuk sementara.

“Kemudian, kami akan kirimkan (LNG) nanti tanpa adanya konsekuensi komersial yang lain,” kata Kurnia.

Meskipun demikian, produksi LNG dalam negeri masih bisa memenuhi permintaan domestik. Kurnia menyoroti kenaikan produksi LNG di BP Tangguh, Papua Barat, yang berkontribusi terhadap ketahanan stok LNG dalam negeri, katanya, menegaskan.

“Kombinasi kedua hal tadi (penundaan ekspor dan peningkatan produksi LNG) yang mengakibatkan sampai saat ini, kami bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan domestik,” ujar dia.

Kurnia memperkirakan akan ada penurunan ekspor LNG apabila dibandingkan dengan 2024. Dalam perhitungannya, Indonesia akan mengekspor sekitar 150 kargo LNG pada 2025, sedangkan pasar domestik akan mengonsumsi 86 kargo.

“Tapi, ini masih bergerak terus karena ini masih perkiraan awal saja. Nanti kami akan susun kembali di sisa semester kedua ini untuk melihat apakah dari proyeksi tadi, kargo ekspor masih memungkinkan untuk dialihkan ke domestik,” kata Kurnia.