Grid.ID- Penasaran dengan sosok Pedro Pascal, bintang filmThe Fantastic Four: First Steps? Berikut profilPedro Pascal yang patut Anda simak!
Pedro Pascal kini menjadi salah satu aktor paling bersinar di industri film global. Perannya dalam berbagai proyek besar, termasuk film The Fantastic Four: First Steps, menjadikannya figur sentral di Hollywood.
Tapi perjalanan menuju puncak tidaklah mudah. Ingin tahu bagaimana perjalanan kariernya? Artikel profil Pedro Pascal ini akan menyingkap perjuangan, ketekunan, dan pesona uniknya sebagai bintang yang bersinar setelah usia 40 tahun.
Profil Pedro Pascal
Profil Pedro Pascal menjadi perhatian luas sejak ia didapuk sebagai pemeran Reed Richards dalam film Marvel yang sangat dinanti, The Fantastic Four: First Steps.José Pedro Balmaceda Pascal, atau lebih dikenal sebagai Pedro Pascal, lahir pada 2 April 1975 di Santiago, Chile.
Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat besar terhadap dunia seni peran. Dikutip dari Variety, ia belajar akting di Orange County School of the Arts, lalu melanjutkan pendidikannya di Tisch School of the Arts di Universitas New York.
Awal kariernya tidak mudah. Pada akhir 1990-an hingga 2000-an, Pedro Pascal hanya mendapatkan peran-peran kecil di berbagai serial televisi.
Mengutip Independent.co.uk, Senin (21/7/2025), ia bahkan pernah hanya memiliki $7 di rekeningnya, dan bertahan hidup dari pembayaran residual satu episode serial televisi. Selama 15 tahun pertama kariernya, hidupnya jauh dari kemewahan.
Ia sempat muncul di serial seperti Buffy the Vampire Slayer, Touched by an Angel, NYPD Blue, Law & Order: Criminal Intent, dan Without a Trace. Pada 2009, namanya mulai mendapat perhatian lebih ketika ia memerankan karakter Nathan Landry dalam serial The Good Wife.
Puncak awal kariernya baru benar-benar dimulai pada 2014. Saat itu, Pedro Pascal memerankan Oberyn Martell dalam musim keempat Game of Thrones.
Sosoknya yang flamboyan, licik, dan karismatik langsung melekat di hati penonton. Kesuksesan itu membuka jalan bagi Pedro Pascal untuk mendapatkan peran yang lebih besar.
Pada 2015, ia bergabung dengan serial Netflix Narcos sebagai agen DEA Javier Peña. Setelah Thrones dan Narcos, Pascal mulai aktif di layar lebar. Ia tampil di berbagai film aksi seperti Kingsman: The Golden Circle (2017), The Equalizer 2 (2018), dan Triple Frontier (2019).
Di usia 50 tahun, Pedro Pascal barulah menikmati masa kejayaan kariernya dengan terlibat di berbagai proyek besar. Selain The Fantastic Four, ia juga akan kembali muncul dalam film Avengers: Doomsday, dan menjadi bintang utama dalam The Mandalorian & Grogu, film Star Wars terbaru yang merupakan kelanjutan dari serial The Mandalorian yang ia bintangi.
Tak hanya di layar lebar, profil Pedro Pascal juga diperkuat oleh perannya dalam serial The Last of Us, drama distopia HBO yang meraih Emmy dan sedang bersiap tayang musim kedua. Di waktu yang hampir bersamaan, film Gladiator II juga dirilis, menampilkan Pascal sebagai jenderal Romawi yang setia. Tak berhenti di sana, dua film lainnya, yaitu Freaky Tales dan The Uninvited, juga dirilis pada April dan Mei, menunjukkan betapa padatnya jadwal aktor ini.
Pascal tidak hanya bermain dalam proyek besar, tetapi juga memilih peran yang beragam. Ia akan tampil dalam Materialists, film terbaru Celine Song, bersama Chris Evans dan Dakota Johnson, serta Eddington, film bergenre neo-western dari Ari Aster, bersama Joaquin Phoenix, Emma Stone, dan Austin Butler.
Ketekunan dan fleksibilitas inilah yang membuat profil Pedro Pascal begitu menonjol. Ia tidak hanya jadi idola, tetapi juga simbol aktor yang matang, berkelas, dan adaptif di berbagai genre.
Namun keterlambatan itu justru menjadi bagian penting dari profil Pedro Pascal. Ia muncul di panggung utama sebagai sosok yang matang dan otentik. Ia tidak terjebak dalam citra bintang muda Hollywood yang harus selalu memukau atau kontroversial.
Di berbagai perannya seperti di The Last of Us, The Mandalorian, hingga Gladiator II, Pascal tampil sebagai figur pria dewasa yang tegas, misterius, dan karismatik. Ia tidak bergantung pada wajah tampan atau imej tertentu. Ia adalah “kanvas kosong” bagi berbagai karakter.
Menariknya lagi, profil Pedro Pascal juga kuat di luar layar. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah, mudah bekerja sama, dan aktif menyuarakan nilai-nilai progresif.
Ia mendukung hak LGBT+, menentang ketidakadilan, dan menjadi salah satu selebritas yang membela aktris muda Rachel Zegler saat dihujani kritik tidak adil. Pendiriannya yang tegas membuatnya dihormati, tidak hanya sebagai aktor, tetapi juga sebagai tokoh publik.
Meski telah membintangi banyak judul populer seperti Narcos, Wonder Woman 1984, hingga The Unbearable Weight of Massive Talent, Pedro Pascal tetap memiliki daya tarik yang sulit didefinisikan. Ia bukan bintang dengan citra yang sudah mapan. Ia bukan pula aktor yang membayangi naskah filmnya.
Sebaliknya, ia memberi ruang bagi karakter untuk bersinar. Itulah kekuatan Pedro Pascal yang tidak dimiliki banyak aktor seangkatannya.
Dengan popularitas yang terus meroket, film-film besar menantinya di depan. Namun publik masih penasaran, seberapa jauh Pedro Pascal akan melangkah?
Jika dilihat dari dedikasi dan keberagamannya sejauh ini, ia tampaknya akan terus menjadi salah satu aktor terpenting dalam perfilman modern.Demikianlah profilPedro Pascal, dari seorang imigran yang melarikan diri dari kediktatoran, kini ia berdiri sebagai simbol harapan bahwa kesuksesan bisa datang di usia berapa pun, jika seseorang cukup sabar dan konsisten.