Grid.ID - Simak tujuh tradisi unik perayaan Hari Kemerdekaan di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi unik tersebut ternyata simpan makna yang cukup mendalam.
Seperti diketahui, setiap tanggal 17 Agustus, seluruh rakyat Indonesia memperingati salah satu hari paling bersejarah dalam perjalanan bangsa yakni Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Momen ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga menjadi pengingat akan perjuangan panjang para pahlawan dalam merebut kebebasan dari penjajahan.
Pada tahun ini Indonesia akan memperingati hari ulang tahun (HUT) yang ke-80 tahun. Seperti biasanya, peringatan Hari Kemerdekaan itu dirayakan dengan berbagai cara mulai dari upacara hingga mengadakan lomba 17 Agustus.
Jelang HUT ke-80 RI, inilah 7 tradisi unik perayaan Hari Kemerdekaan di berbagai daerah di Indonesia yang perlu anda ketahui:
1. Pacu Kude, Aceh
Pacu Kude merupakan tradisi balap kuda yang berasal dari daerah Aceh. Permainan rakyat ini telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda dan umumnya diadakan setelah musim panen sebagai bentuk hiburan masyarakat. Melansir Kompas.com, pada tahun 1956, pemerintah daerah secara resmi mengambil alih penyelenggaraan tradisi ini.
Sejak saat itu, Pacu Kude tidak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga dijadikan sebagai simbol perjuangan masyarakat Aceh dalam merebut kemerdekaan. Oleh karena itu, tradisi ini rutin digelar setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Yang membuat perlombaan ini menarik adalah jenis kuda yang digunakan. Kuda-kuda tersebut merupakan hasil persilangan antara kuda Gayo kuda lokal Aceh dengan kuda Australia, menghasilkan keturunan yang tangguh dan cepat.
2. Lomba Dayung, Banjarmasin
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus turut diramaikan dengan tradisi khas masyarakat setempat, yaitu lomba dayung. Yang membuat lomba ini menarik perhatian adalah penggunaan perahu yang dihiasi dengan kepala naga di bagian depannya, sehingga dikenal luas sebagai lomba dayung perahu naga.
Perlombaan ini diselenggarakan di aliran Sungai Martapura dan telah menjadi bagian dari tradisi warga sejak tahun 1942. Pada awalnya, perlombaan ini hanya diikuti oleh pendayung lokal dari wilayah Banjarmasin. Namun seiring waktu dan popularitasnya yang terus meningkat, peserta dari berbagai daerah di luar Kalimantan Selatan pun turut ambil bagian.
3. Obor Estafet, Semarang
Di Kota Semarang, khususnya di Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, terdapat tradisi unik perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Warga setempat menggelar lomba lari sambil membawa obor, yang dikenal dengan nama obor estafet. Tradisi ini telah dilestarikan secara turun-temurun selama kurang lebih tiga dekade.
Menariknya, perlombaan ini diikuti oleh para atlet terbaik dari Semarang, sehingga acara berlangsung dengan penuh semangat dan kompetisi yang sportif. Obor yang dibawa para pelari bukan sekadar alat perlombaan, melainkan juga melambangkan nyala semangat perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia.
4. Sampan Layar, Batam
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan setiap 17 Agustus, masyarakat Batam di Kepulauan Riau rutin mengadakan lomba sampan layar. Tradisi ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sejak tahun 1965.
Sisi menarik perlombaan ini adalah penggunaan perahu kayu yang dilengkapi dengan layar warna-warni mulai dari hijau, biru, kuning, hingga oranye yang menghiasi lautan dengan semarak. Popularitasnya terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan peserta yang turut serta tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari mancanegara.
5. Telok Abang, Palembang
Setiap bulan Agustus, suasana Kota Palembang, Sumatera Selatan, semakin semarak dengan kehadiran para penjual mainan tradisional berbahan gabus yang dikenal dengan nama telok abang. Mainan ini umumnya dibuat menyerupai bentuk kendaraan seperti kapal laut, pesawat, atau kereta api.
Telok abang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Palembang. Ciri khas dari mainan ini adalah adanya telur rebus yang dicat merah menyala dan ditancapkan di tengah-tengah mainan, biasanya di bagian atas kapal. Kombinasi warna cerah dan bentuk unik menjadikan telok abang sangat diminati, terutama oleh anak-anak.
6. Peresean, Lombok
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), secara rutin menyelenggarakan tradisi peresean. Peresean adalah seni bela diri khas Suku Sasak yang telah menjadi bagian penting dari budaya lokal. Dalam tradisi ini, para pepadu atau petarung tangguh dari berbagai daerah di Lombok saling beradu keterampilan menggunakan tongkat rotan sebagai senjata dan tameng yang terbuat dari kulit kerbau atau sapi sebagai pelindung.
Meskipun terkesan keras dan menegangkan, peresean sarat akan nilai-nilai luhur seperti keberanian, sportivitas, dan rasa persaudaraan. Pertunjukan ini tak hanya disambut hangat oleh masyarakat lokal, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang tertarik menyaksikan warisan budaya Lombok yang unik dan penuh semangat.
7. Tirakatan, Jawa
Tirakatan adalah salah satu tradisi yang lekat dalam budaya masyarakat Jawa, dan memiliki kemiripan dengan barikan yang biasa digelar di Malang. Setiap malam tanggal 16 Agustus, warga berkumpul untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan.
Acara dimulai dengan doa bersama dan momen mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan. Setelah itu, warga menikmati makan bersama sebagai simbol kebersamaan. Dalam kegiatan ini, biasanya juga disisipkan penyerahan hadiah untuk para pemenang lomba yang telah diselenggarakan sebelumnya sebagai bagian dari rangkaian perayaan.
Tirakatan umumnya dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, seperti sesepuh dan perangkat desa, serta seluruh warga yang turut ambil bagian dalam menjaga semangat gotong royong dan nasionalisme. Demikianlah tradisi unik perayaan Hari Kemerdekaan di berbagai daerah di Indonesia.