Grid.ID – Penyanyi Sarwendah menjalankan tradisi Tiongkok Jinzhi sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk sang ayah, Hendrik Lo. Dalam budaya Tionghoa, ritual ini dilakukan untuk memberikan bekal kepada orang yang telah meninggal agar kehidupannya di alam baka tetap sejahtera.
Pada Senin (21/7/2025), Sarwendah dan keluarga menggelar prosesi tutup peti di rumah duka Grand Heaven, Penjaringan, Jakarta Utara. Acara berlangsung secara tertutup dengan hanya dihadiri kerabat dekat.
Sebagai artis keturunan Tionghoa, Sarwendah melanjutkan tradisi dengan mengadakan upacara jinzhi, yang juga dikenal sebagai “uang arwah.” Dalam ritual ini, keluarga mendiang akan membakar uang kertas dan replika barang-barang mewah seperti rumah, mobil, hingga perlengkapan lainnya sebagai simbol persembahan kepada arwah.
“Prosesnya itu kita doa, terus masukin duit-duit kertas, beliin rumah, mobil, perlengkapan semuanya buat Papi di sana. Kita susun supaya jalannya juga lancar,” ujar Sarwendah saat ditemui di rumah duka.
Dua putri Sarwendah, Thalia dan Thania Onsu, juga turut serta dalam ritual ini. Menurut Sarwendah, ayahnya semasa hidup memang dikenal sangat dekat dengan cucu-cucunya dan kerap memberi mereka uang saku.
“Yeye (kakek) paling sering kasih mereka duit celengan. Kalau pecahannya itu, fix pasti dari Yeye,” ucap mantan istri Ruben Onsu itu sambil menahan tangis.
“Tradisinya, uang kertas itu nanti dibakar dan dipercaya akan menjadi bekal Yeye di sana. Thalia bahkan bilang dia mau kirim banyak uang buat Yeye,” tambahnya haru.
Selain ritual jinzhi, Sarwendah juga menyiapkan pesta mewah bertajuk “malam kembang” yang akan digelar Selasa (22/7/2025), sehari sebelum kremasi. Acara ini dibuat khusus karena mendiang ayahnya dikenal sebagai pribadi yang menyukai suasana pesta dan kebersamaan.
“Papi aku tuh suka keramaian, suka sama yang namanya pesta,” ucap Sarwendah.
“Walaupun ini hari-hari duka, tapi aku pengin temen-temen Yeye bisa datang dan merasakan kehadiran beliau seperti sedang pesta. Makanan pun gak boleh kurang,” lanjutnya.
Dalam malam kembang itu, teman-teman dekat sang ayah akan mempersembahkan lagu-lagu sebagai bentuk penghormatan terakhir. Bagi kekasih Giorgio Antonio ini, suasana pesta merupakan cara terbaik untuk mengenang sang ayah.
“Teman-teman Yeye udah menyiapkan lagu, jadi seperti pesta kecil perayaan terakhir buat Yeye,” tuturnya.
Ayah Sarwendah, Hendrik Lo, meninggal dunia pada Sabtu (19/7/2025) di usia 63 tahun akibat komplikasi batu empedu dan batu ginjal. Jenazahnya akan dikremasi pada Rabu (23/7/2025), dan abu hasil kremasi rencananya akan dilarung di laut kawasan Ancol Greenbay.