Seorang remaja perempuan 16 tahun di Provinsi Hunan, China, hampir meninggal dunia setelah jalani diet ketat. Ia hanya makan sayuran dan laksatif atau obat pencahar dalam porsi kecil selama dua minggu.
Hal ini dilakukan remaja bernama Mei itu demi bisa memakai gaun baru untuk ulang tahunnya.
Namun, tiba-tiba Mei kehilangan kekuatan pada anggota tubuhnya dan mengalami sesak napas. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
Dikutip dari South China Morning Post, Mei harus menjalani prosedur medis darurat selama 12 jam. Kondisinya juga kritis akibat diet ekstrem yang dijalaninya.
Dari hasil pemeriksaan, menunjukkan bahwa kadar kalium darahnya telah turun jauh di bawah normal. Hal ini mengakibatkan kondisi yang disebut hipokalemia serius, yang sering kali disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat.
Menurut dokter di rumah sakit lain di Hunan yang bermarga Li, pola makan yang tidak seimbang dan dehidrasi dapat menurunkan kadar kalium dalam tubuh.
"Hipoglikemia yang serius dapat menyebabkan gagal napas dan henti jantung mendadak," terang dokter yang menangani Mei, Dr Peng Ming, di Hunan People's Hospital.
Dr Peng mengatakan untuk mendapatkan cukup kalium, seseorang harus makan kentang, ayam, dan pisang. Selain itu, seseorang harus minum air putih yang cukup setiap hari.
Beruntungnya, Mei bisa kembali pulih dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia juga berjanji tidak akan menggunakan metode ekstrem untuk menurunkan berat badan lagi.
Sebenarnya, Mei bukanlah orang pertama di China yang membahayakan nyawanya dengan pola makan yang tidak sehat. Tahun lalu, seorang pria di China berusia 26 tahun juga dirawat di rumah sakit karena hipokalemia.
Pria itu menjalankan intermittent fasting untuk menurunkan berat badan, dengan hanya makan selama delapan jam setiap hari. Ia juga rutin melakukan olahraga berat.
Pada tahun 2021, kejadian serupa juga dialami seorang wanita berusia 38 tahun. Ia pergi ke rumah sakit setelah mencoba menurunkan berat badan dengan minum banyak air.
Ia mengikuti instruksi video yang ia temukan daring, dengan minum 4 ribu ml air garam sekaligus, yang mengakibatkan apa yang disebut dokter sebagai keracunan air.
"Ia memperlakukan dirinya sendiri dengan cukup keras. Ia hanya perlu berjalan 5 km sehari," kata seorang pengamat daring.
"Berat badan yang turun melalui pola makan yang tidak sehat dapat dengan mudah kembali. (Sementara) obat pencahar, ia tidak menurunkan berat badan, ia mencoba bunuh diri," beber pengamat lainnya.