Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani selama 10 hari, mulai 1 hingga 10 Agustus 2025. Penutupan itu dilakukan sebagai bagian dari penguatan sistem keselamatan pendakian usai insiden tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins.
Penutupan seluruh jalur pendakian Rinjani tertuang dalam Surat Pengumuman Nomor: PG.5/T.39/TU/KSA.04.01/B/07/2025. Kebijakan itu merupakan hasil rapat koordinasi penanganan insiden darurat di jalur Danau Segara Anak yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada Selasa, 22 Juli 2025.
"Penutupan sementara ini dilakukan untuk proses penguatan sistem dan pembenahan menyeluruh. Saat ini sedang dalam proses penambahan fasilitas, pengadaan alat SAR, pelatihan, serta pembuatan SOP baru," kata Kepala Balai TNGR, Yarman, saat ditemui di ruangannya, dikutip dari detikbali, Jumat (24/7/2025) sore.
Bangun 3 Shelter Darurat
Yarman mengatakan akan membangun tiga shelter darurat di titik-titik rawan. Ketiga titik itu berada di Pelawangan Sembalun, area Letter E menuju Puncak Rinjani, dan kawasan Segara Anak.
"Sebagai bentuk peningkatan fasilitas, kami akan membangun shelter darurat yang juga akan difungsikan sebagai posko jaga dan tempat penyimpanan alat SAR, khususnya di sekitar titik kejadian darurat yang baru-baru ini terjadi," ujarnya.
Shelter tersebut akan memiliki kapasitas 10 orang dan dijaga oleh 10 petugas polisi hutan (Polhut) di masing-masing lokasi.
Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga dilakukan melalui pelatihan yang melibatkan petugas TNGR, pelaku wisata, pemandu (guide), porter, hingga tim penyelamat.
Tanggapi Penolakan Pelaku Wisata
Yarman sekaligus menyampaikan respons soal penolakan dari sejumlah pelaku wisata atas penutupan jalur pendakian itu. Yarman mengatakan respons itu sebagai hal yang wajar.
Dia bersikukuh keselamatan pendaki, guide, porter, dan pekerja wisata lain di kawasan TN Gunung Rinjani menjadi prioritas utama.
"Pada prinsipnya, kami ingin memberikan kenyamanan dan keselamatan untuk para pendaki dan pelaku wisata. Ini juga bagian dari langkah menaikkan grade Rinjani menjadi destinasi kelas dunia," kata dia.
Pendaki Bisa Refund atau Reschedule
Bagi pendaki yang sudah membeli tiket melalui platform e-Rinjani, Balai TNGR membuka opsi pengembalian dana (refund) maupun penjadwalan ulang (reschedule).
"Kami sudah membuka form yang disebarkan di media sosial TNGR. Para pendaki bisa langsung menghubungi kontak kami yang tertera untuk proses refund atau reschedule," kata Yarman.