TIMESINDONESIA, MALANG – Sosok Gus Idris Al-Marbawy dikenal luas sebagai pendakwah kharismatik dan pemimpin spiritual yang menyentuh hati jutaan umat. Kiprahnya dalam dunia dakwah dan sosial menjadikannya panutan di berbagai kalangan, dari rakyat kecil hingga tokoh nasional. Berikut tujuh fakta menarik tentang perjalanan hidup dan pengabdian beliau:
Meskipun kini dikenal di berbagai penjuru Nusantara, Gus Idris memulai kehidupannya di sebuah desa kecil dan terpencil di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lingkungan sederhana dan jauh dari hiruk-pikuk kota inilah yang membentuk karakter beliau — penuh keikhlasan, kerja keras, serta cinta terhadap ilmu dan perjuangan.
Tak hanya berdakwah dari atas mimbar, Gus Idris juga aktif turun ke jalanan. Ia membimbing anak-anak jalanan dan pemuda yang terlantar dengan pendekatan kasih sayang. Banyak dari mereka yang kemudian berubah menjadi pribadi yang lebih religius dan produktif, bahkan menjadi bagian dari tim dakwahnya.
Di tengah era digital, Gus Idris menjadi salah satu ulama yang adaptif dalam menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah. Ceramah dan kontennya yang disebarkan melalui berbagai platform digital telah menjangkau jutaan orang, terutama generasi muda yang haus akan tuntunan spiritual.
Meski dikenal oleh banyak kalangan dan memiliki ribuan pengikut, Gus Idris tetap memilih hidup sederhana. Ia tinggal di lingkungan pesantren dan menjalani kehidupan yang bersahaja, dekat dengan rakyat kecil, tanpa menunjukkan gaya hidup mewah atau eksklusif.
Salah satu ciri khas dakwah Gus Idris adalah pendekatan yang lembut dan penuh cinta. Ia tidak menyalahkan atau menghakimi, melainkan mengajak dengan kelembutan hati. Gaya dakwah inilah yang membuat banyak orang merasa diterima dan terbuka untuk berubah.
Gus Idris adalah pendiri Majelis Thoriqul Jannah, sebuah wadah pembinaan spiritual dan sosial yang kini berkembang pesat. Majelis ini menjadi tempat pengajian sekaligus pusat rehabilitasi moral, sosial, dan spiritual bagi berbagai kalangan masyarakat.
Dengan pendekatan dakwah yang menyentuh dan kepemimpinan yang kuat, Gus Idris berhasil membina ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia. Para santri tidak hanya dididik secara keilmuan agama, tetapi juga dalam aspek mental, akhlak, dan kepemimpinan.
Sosok Gus Idris Al-Marbawy menjadi contoh nyata bahwa dakwah tidak hanya tentang ceramah, tetapi juga tentang aksi nyata, ketulusan, dan keberanian untuk hadir di tengah umat. Keunikan dan keteladanan beliau terus menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam menapaki jalan kebaikan.