TRIBUNJATIM.COM - Hidup sebatang kara setelah istrinya meninggal dunia, seorang lansia bernama Abah Bidin (80) tinggal di sebuah rumah tak layak huni.
Untuk bertahan hidup, Abah Bidin yang tinggal di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tersebut berjualan ayam milik tetangganya.
Abah Bidin berjualan ayam bukan dengan berjalan kaki, namun sambil merangkak keliling desa.
Hal itu dilakukannya karena Abah Bidin mengalami sakit di bagian kakinya.
Sehingga, ia tak bisa berdiri dan berjalan dengan normal.
Dalam tayangan salah satu video yang kini viral, Abah Bidin terlihat berusaha menawarkan ayam hidup dagangannya ke warga desa.
Namun, belum ada yang tertarik untuk membelinya.
"Ibu mau beli ayam?" tanya Abah Bidin, mengutip Tribun Jakarta.
"Enggak," jawab seorang wanita penjual beras.
"Boleh tukar beras?" tanya Abah Bidin lagi.
"Enggak bisa," balas si wanita.
Dengan wajah lesu, Abah Bidin kembali merangkak berusaha mencari pembeli agar perutnya bisa terisi.
Menurut Abah Bidin, dari satu ayam yang berhasil terjual, dirinya mendapatkan upah Rp5 ribu.
Jika ayamnya tak laku, Abah Bidin terpaksa makan hanya dengan mie instan.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, lalu menemui Abah Bidin.
Dedi Mulyadi lantas membawa Abah Bidin berobat ke Rumah Sehat Kang Haris di Karawang, Jawa Barat.
Setelah menjalani perawatan, kondisi Abah Didin perlahan membaik.
Ia yang semula kesulitan berdiri dan berjalan, kini mulai bisa.
Di akun TikToknya, Dedi Mulyadi memperlihatkan kondisi terkini Abah Didin.
"Siapa ini?" tanya Dedi Mulyadi.
"Abah Bibin, pedagang ayam dari Sukabumi," jawab Abah Bibin.
"Sekarang sudah mulai bisa berjalan," kata Dedi Mulyadi.
"Setelah perawatan di Rumah Sehat Kang Haris," imbuh Abah Bibin.
Dedi Mulyadi lalu memberikan kalimat penyemangat untuk Abah Bibin.
"Semangat Abah, asal sembuh akan kembali sembuh, asal punya keyakinan," ucapnya.
Di video yang diunggah Dedi Mulyadi, terlihat wajah Abah Bibin kini lebih bersih dan cerah.
"Kesembuhan bukan hanya tentang obat, tapi juga tentang keyakinan dan semangat untuk terus berjuang," tulis Dedi Mulyadi.
Sejumlah netizen yang melihat video Dedi Mulyadi mengucapkan terima kasih atas tindakan mantan Bupati Purwakarta tersebut membantu Abah Bibin.
"panjang umur sehat selalu pak Gubernur,,berkah usia dan rezekinya, selalu hebat dalam berbagi ke rakyat"
"wilujeng sumping di Sukabumi pa Dedi...mugi aya izin Allah tiasa silaturahim,sehat selalu ya pa...aamiin"
"Do'a yang terbaik untuk orang orang yg baik, sehat selalu KDM sekeluarga"
"Allhamdulillah dipertemukan oleh Pak Dedi Mulyadi"
Kisah serupa datang dari Alex yang sudah 20 tahun jualan kue putu.
Pria berusia 54 tahun ini berjualan kue putu khas Wonogiri.
Ia biasa berkeliling di daerah Banjarsari, Solo.
Alex mengungkap alasannya bertahan berjualan putu di tengah arus modernisasi kuliner.
Ia mengaku meneruskan tradisi keluarga yang sudah diwariskan turun-temurun sejak zaman nenek moyangnya.
"Dulu waktu saya mulai jualan tahun 1995, harganya masih 50 rupiah. Sekarang ya sudah beda," ucapnya sambil tersenyum, melansir Tribunnews.com.
Saat itu, ia masih memikul dagangan dan menggunakan minyak tanah untuk mengukus putu.
Kini, ia beralih menggunakan gerobak dorong dan kompor gas.
Meski alat berubah, rasa dan semangat tetap sama.
Kue putu yang dijajakannya terbuat dari bahan sederhana: tepung beras, kelapa parut, dan gula merah.
Namun, racikan tangan dan kehangatan tradisi membuat jajanan ini terasa istimewa.
"Saya habiskan sekitar 2 kilogram adonan sehari, jadi 350 kue, satunya seribu jadi ya dapet Rp350-an ribu," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Rabu (16/7/2025).
Di pagi hari, Alex biasanya mempersiapkan bahan dagangan, lalu mulai keliling dari jam 1 siang hingga 9 malam.
Suara khas yang keluar dari pipa uap gerobaknya menjadi ciri khas yang tak tergantikan.
Dulu, suara tersebut berasal dari sambungan bambu, kini digantikan dengan cerobong alumunium.
"Itu tandanya, kalau ada suara 'tuuut', berarti putunya siap," jelasnya sambil menunjuk cerobong kecil di ujung gerobak.
Meski telah menjalani pekerjaan sebagai kuli bangunan dua tahun terakhir untuk tambahan penghasilan, Alex tetap setia dengan kue putu.
Ia mengaku harga bahan makin naik, terutama kelapa yang kini bisa tembus Rp18 ribu, padahal dulu hanya Rp8 ribu.
Dari berjualan kue putu ini, Alex dapat menghidupi istri dan anak satu-satunya yang kini sudah menikah dan memiliki kehidupan sendiri.
Meski anaknya belum terlihat akan meneruskan usaha kue putu, Alex berharap tradisi ini tidak berhenti di dirinya.