Mengenal Etomidate: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping yang Wajib Diwaspadai
GH News July 27, 2025 09:05 PM
Jakarta -

Etomidate adalah salah satu obat yang sering digunakan dalam dunia medis, terutama sebagai anestesi untuk menginduksi hilangnya kesadaran secara cepat dan singkat.

Meski efektif, penggunaan etomidate tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Penting untuk memahami apa itu etomidate, dosis yang dianjurkan, serta efek samping yang mungkin ditimbulkannya.

Apa Itu Etomidate?

Etomidate adalah obat yang diberikan untuk induksi anestesi umum. Dikutip dari laman Medicine Net, obat ini juga digunakan sebagai pelengkap agen anestesi lain untuk mempertahankan hilangnya kesadaran selama prosedur operasi singkat.

Etomidate bekerja dengan cepat, biasanya dalam satu menit setelah diberikan secara intravena. Durasi efeknya bergantung pada dosis yang diberikan dan umumnya berlangsung selama 3-5 menit.

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Zullies Ikawati menuturkan, fungsi utama dari etomidate adalah untuk membuat pasien tidur dengan cepat tanpa menurunkan tekanan darah terlalu banyak.

"Obat ini digunakan terutama pada pasien kritis yang tidak stabil secara kardiovaskular, seperti pasien syok dan trauma berat. Etomidate bekerja dengan menekan sistem saraf pusat, khususnya dengan meningkatkan aktivitas neurotransmitter GABA (zat alami di otak yang menghambat sinyal saraf)," ujar Profesor Zullies kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Dosis Etomidate

Dikutip dari laman Drugs, dosis induksi anestesi pada pasien dewasa dan anak di atas usia 10 tahun bervariasi, antara 0,2 mg/kg dan 0,6 mg/kg berat badan, dan harus disesuaikan untuk setiap kasus. Adapun dosis umum yang digunakan untuk induksi pada pasien adalah 0,3 mg/kg, disuntikkan selama 30-60 detik.

Data yang ada belum memadai untuk membuat rekomendasi dosis induksi anestesi pada pasien di bawah usia 10 tahun. Sehingga, penggunaan tersebut tidak direkomendasikan.

Efek Samping Etomidate

Beberapa efek samping dari etomidate meliputi:

  • Nyeri sementara di tempat suntikan
  • Pernapasan dalam dan cepat (hiperventilasi)
  • Kedutan atau kejang otot (mioklonus), termasuk pada otot rangka dan otot mata
  • Penurunan laju pernapasan (hipoventilasi)
  • Penurunan saturasi oksigen
  • Kejang pita suara (laringospasme)
  • Henti napas sementara (apnea)
  • Mendengkur
  • Cegukan
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Tekanan darah rendah rendah (hipotensi)
  • Irama jantung tidak teratur (aritmia)
  • Detak jantung cepat (takikardia)
  • Detak jantung lambat (bradikardia)
  • Mual
  • Muntah

Hubungi dokter jika mengalami

  • Gejala jantung berat, seperti detak jantung cepat atau berdebar kencang, sensasi berdebar di dada, sesak napas, dan pusing yang datang tiba-tiba
  • Sakit kepala hebat, kebingungan, bicara pelo, kelemahan parah, muntah, hilang koordinasi, rasa tidak seimbang saat berdiri atau berjalan
  • Reaksi sistem saraf yang berat, yang ditandai dengan otot yang sangat kaku, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jantung cepat atau tidak teratur, tremor, rasa seperti akan pingsan
  • Gejala mata serius, seperti penglihatan kabur, tunnel vision atau penglihatan seperti sedang melihat ke dalam terowongan, nyeri atau pembengkakan pada mata atau melihat lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.