Madiun (ANTARA) - "Gula darahnya terkontrol, Bu. Demikian juga tekanan darahnya. Tolong dijaga pola makannya," kata Hari Dwi, Kader Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) RT 4/RW 1 di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguhajo, Kota Madiun, Jawa Timur, saat melayani pemeriksaan seorang lanjut usia (lansia).

Setiap sebulan sekali, posyandu ILP tersebut juga melayani lansia. Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk sekitar 60 orang berusia lanjut yang menjadi anggotanya. Mereka berasal dari kalangan masyarakat umum maupun peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) BPJS Kesehatan, binaan Puskesmas Manguharjo.

Pemeriksaan kesehatan itu meliputi cek tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Sementara aktivitas Prolanis berupa cek kesehatan, layanan obat, dan senam dilakukan satu bulan sekali, setiap hari Sabtu di Kelurahan Winongo.

Kegiatan itu, tentu tidak hanya memeriksa kesehatan, namun juga menjadi ajang bersosialisasi rutin para lansia di lingkungan setempat, yang membuat mereka lebih rileks, tidak stres, dan bahagia.

Pada momen itu juga ada sesi konsultasi gizi serta berbagi pengalaman dengan dokter ataupun perawat terkait tips mengatasi keluhan sakit, utamanya penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes melitus dan jantung.

Program di posyandu itu sangat efektif mendeteksi dini masalah kesehatan pada lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mereka. Indikatornya, mereka menjadi lebih bergembira karena tidak merasa sendirian menghadapi penyakit. Tekanan darah dan gula darah terkontrol yang muaranya tubuh lebih sehat dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Salah satu anggota prolanis adalah Sri Haruni Yansen. Wanita berusia 73 tahun itu didiagnosis dokter mengidap sakit jantung koroner dan telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ditanggung Pemerintah Kota Madiun untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Haruni bersyukur dengan adanya BPJS Kesehatan, sehingga bisa terbantu untuk berobat. Semua layanan kesehatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan jantung dan pemeriksaan penunjang, berupa cek laboratorium dan obat-obatan semuanya gratis.

"Beruntung ada JKN. Kalau tidak ditanggung BPJS Kesehatan, pasti bayarnya mahal setiap kali kontrol satu bulan sekali," katanya sambil tersenyum, ketika dijumpai ANTARA, di sela-sela pemeriksaan kesehatan di posyandu.

Kini yang ia lakukan adalah berupaya menjaga pola hidup sehat sambil tetap kontrol rutin. Keberadaan Posyandu ILP lansia dan Prolanis sangat membantunya dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Ia merasa lebih percaya diri, lebih bahagia, tetap produktif, dan yakin bahwa layanan kesehatannya telah dijamin oleh negara melalui program JKN.

Di usianya yang tidak lagi seproduktif di masa muda, Haruni yang merupakan pensiunan guru itu tetap aktif mengikuti kegiatan organisasi PKK di tingkat RT dan Kelurahan Winongo. Ia juga menjadi pengurus perpustakaan Kelurahan Winongo, Karang Werda Winongo, serta aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan di lingkungan Kelurahan Winongo dan Kecamatan Manguharjo.

Kader Posyandu ILP dan Prolanis Kelurahan Winongo Hari Dwi mengaku para lansia yang menjadi anggota sangat aktif dan rutin mengikuti kegiatan.

Keberadaan forum tersebut sangat penting dalam menunjang kesehatan dan mengedukasi para anggota yang sebagian besar memiliki penyakit kronis, seperti hipertensi, jantung, dan diabetes melitus.

Para lansia juga menjadi memiliki pengetahuan dan literasi untuk menjaga pola hidup tetap sehat dan produktif di usia senja.

Para lansia peserta Program Pengeloaan Penyakit Kronis (Prolanis) Kelurahan Winongo, Kota Madiun mengikuti pemeriksaan kesehatan. ANTARA/HO-Kader Prolanis Winongo

Kemandirian peserta

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Madiun Wahyu Dyah Puspitasari mengatakan bahwa Prolanis merupakan program layanan kesehatan dengan pendekatan proaktif terintegrasi, dengan melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan untuk pasien JKN penderita penyakit kronis, khususnya diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi.

Tujuannya adalah mendorong kemandirian peserta, meningkatkan derajat kesehatan peserta, meningkatkan kepuasan peserta, dan mengendalikan biaya pelayanan kesehatan dalam jangka panjang.

Beberapa kegiatan Prolanis yang digelar sebulan sekali, di antaranya konsultasi kesehatan, pelayanan obat, edukasi, dan Senam Prolanis. Selain itu, juga ada pemeriksaan penunjang, gula darah puasa sebulan sekali, HbA1C enam bulan sekali, dan kimia darah enam bulan sekali.

Dengan mengikuti kegiatan Prolanis secara rutin, potensi terjadinya komplikasi karena penyakit kronis dapat dicegah secara lebih dini, sehingga biaya pelayanan kesehatan dapat terkendali.

Peserta Prolanis di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Madiun mencapai sebanyak 14.201 peserta untuk penderita hipertensi dan 12.785 peserta untuk pasien diabetes.

Mereka tergabung di 6.000-an klub Prolanis di seluruh wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Madiun, yang meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, dan Kabupaten Ponorogo.

Bagi BPJS Kesehatan, dengan adanya Prolanis, kepuasan peserta semakin meningkat dan berkesinambungan dengan program JKN.

Terkait dengan Prolanis, BPJS Kesehatan Madiun juga menggelar "Prolanis Competition" yang bertujuan untuk mendorong peserta untuk aktif menerapkan pola hidup sehat, sehingga tetap terkontrol kesehatannya.

Dalam "Prolanis Competition", BPJS Kesehatan juga memberikan penghargaan kepada peserta Ploranis teladan yang berhasil menang. Terdapat dua kategori dalam kompetisi ini, yakni peserta Prolanis teladan dan lomba menyiapkan menu makanan sehat bagi peserta Prolanis, khususnya penderita diabetes.

Melalui berbagai program, seperti Prolanis tersebut, BPJS Kesehatan dapat terus meningkatkan layanan kesehatan JKN di wilayah kerjanya, sehingga JKN semakin luas menjangkau masyarakat dalam memberikan layanan kesehatan yang adil, baik, dan terjangkau bagi seluruh warga negara.

Para lansia mengikuti senam lansia di Alun-Alun Kota Madiun, Jawa Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun

UHH 80 tahun

Pemerintah Kota Madiun menargetkan usia harapan hidup (UHH) warganya bisa mencapai hingga umur 80 tahun, seiring berbagai kebijakan serta program kesehatan dan sosial yang ramah terhadap kaum lanjut usia.

Wali Kota Madiun Maidi menyatakan bahwa kaum lansia di kota itu harus sehat dan bahagia. Lansia juga harus memiliki kegiatan yang membahagiakan, sehingga kalau bahagia mereka akan selalu sehat.

Sesuai data, usia harapan hidup (UHH) Kota Madiun tahun 2023 di angka 75,40 tahun. Artinya, setiap bayi yang lahir di Kota Madiun memiliki harapan hidup sampai berusia 75 tahun lebih.

Guna meningkatkan UHH, Pemerintah Kota Madiun memastikan adanya kemudahan layanan kesehatan bagi kaum lansia, baik dari segi lingkungan maupun personal, seperti pembangunan saluran drainase lingkungan, posyandu lansia yang di dalamnya terdapat pemeriksaan kesehatan gratis dan edukasi pangan bergizi, hingga disediakan fasilitas pondok lansia agar mereka tidak telantar.

Pemerintah daerah juga telah melibatkan OPD terkait, seperti dinas kesehatan, dinas sosial, dan lainnya, untuk bersinergi meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk kaum lansia, di antaranya dengan menggandeng BPJS Kesehatan dalam memberikan jaminan kesehatan melalui program JKN.

Kota Madiun telah mencapai cakupan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC). Saat ini, hingga Juni 2025, peserta JKN di Kota Madiun mencapai 201.009 orang atau 99,94 persen dari jumlah penduduk 201.733 jiwa.

Pemerintah Kota Madiun rata-rata mengeluarkan Rp2 miliar setiap bulan untuk pembayaran ke BPJS Kesehatan atau sekitar Rp24 miliar per tahun.

Pemerintah daerah menyatakan pentingnya menjaga kesehatan dan kebahagiaan masyarakat, termasuk kaum lansia. Dengan demikian, target usia harapan hidup yang mencapai 80 tahun dapat terwujud.