TRIBUNNEWS.COM - Beredar viral video seorang wanita mengaku mendapat ancaman dari ojek pangkalan saat menaiki taksi online di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.
Wanita yang sedang menggendong bayi ditemani suami terpaksa turun dari taksi online karena Stasiun Tigaraksa termasuk zona merah bagi ojek online.
Dalam aturan yang dibuat ojek pangkalan, ojek online dilarang menjemput dan menurunkan penumpang di zona merah.
Penumpang diharuskan berjalan kaki keluar area Stasiun Tigaraksa jika ingin menggunakan ojek online.
Dalam video terlihat wanita bernama Sharon Manuela terpaksa keluar dari taksi online dalam keadaan hujan sambil menggendong bayi.
Sharon menyayangkan adanya intimidasi yang dilakukan para ojek pangkalan dengan mengetuk kaca mobil hingga memukul ban menggunakan batu pada Jumat (25/7/2025).
Ia tak mengetahui Stasiun Tigaraksa merupakan zona merah ojek online karena kedatangannya untuk bertemu teman.
Tiga ojek pangkalan berinisial A,N dan J yang melakukan ancaman telah diamankan Polsek Cisoka.
Kanit Reskrim Polsek Cisoka, Ipda Andri Ferdiansyah, menerangkan status para ojek pangkalan masih terperiksa.
Mereka belum dijadikan tersangka karena korban belum membuat laporan.
"Belum (tersangka), jadi baru kita mintai keterangan atau klarifikasi di Polsek tadi setelah pengecekan di TKP," katanya, dikutip dari TribunBanten.com.
Kanit Reskrim, Polsek Cisoka, Ipda Andri, menyatakan langkah-langkah peyelidikan sedang dilakukan salah satunya mengecek tempat kejadian perkara (TKP).
"Jadi tadi pagi setelah polisi mendapati informasi adanya video tersebut, selanjutnya kita lakukan cek TKP, dan membenarkan kejadian itu di Stasiun Tigaraksa yang masuk wilayah hukum Polsek Cisoka," tuturnya.
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, membenarkan adanya upaya intimidasi kepada taksi online dan penumpang di halaman Stasiun Tigaraksa.
Penumpang meminta dijemput di depan stasiun karena hujan dan membawa anak.
Ojek pangkalan langsung mengampiri taksi online dan meminta penumpang diturunkan.
Penumpang tak terima dengan perlakuan ojek pangkalan sehingga terjadi cekcok.
“Saat itu penumpang dipaksa untuk naik ojek pangkalan. Tapi setelah turun, penumpang memilih berjalan kaki. Sopir taksi online langsung meninggalkan lokasi,” katanya.
Ia menambahkan penumpang menjadi korban dalam insiden ini karena tak tahu aturan zona merah.
“Kata kuncinya, sama-sama cari makan. Opang dan ojol sama-sama cari makan. Harus dengan tenang, jangan emosi. Yang jadi korban malah penumpang,” tandasnya.
Pihaknya akan memfasilitasi dialog antara ojek pangkalan dan ojek online di area stasiun Tigaraksa.
“Kami yakin penumpang tidak tahu apa-apa. Kalau tidak terima dan membuat laporan, tentu bisa diproses,” imbuhnya.
Sebelumnya, Sharon menerangkan para ojek pangkalan membawa batu dan mengancam memecahkan kaca taksi online yang dinaiki.
“Mereka bawa batu mau pecahin kaca dan ban mobil,” katanya.
Karena tak ingin hal buruk terjadi, Sharon terpaksa turun dari taksi online dan berjalan keluar stasiun dalam kondisi kehujanan.
“Aku akhirnya turun jalan kaki, agak jauh ke jalan besar, hujan-hujan sama bayi dan suamiku,” sambungnya.
(Mohay) (TribunBanten.com/Ade Feri)