Shanghai (ANTARA) - Lebih dari 60 robot humanoid dipamerkan dalam Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia (WAIC) 2025 di Shanghai, menunjukkan kemampuan di berbagai penerapan industri dan layanan seiring langkah China yang kian dekat dengan komersialisasi skala besar.

Sebelumnya, robot humanoid hanya terbatas pada pertunjukan panggung. Namun kini, robot humanoid di China bertransisi ke penggunaan industri praktis dan siap beranjak dari laboratorium menuju fase produksi massal dan penerapan komersial, demikian disampaikan Du Guangda, wakil direktur Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.

Diselenggarakan pada 26-28 Juli, WAIC 2025 menampilkan area ekshibisi seluas lebih dari 70.000 meter persegi -- dengan lebih dari 800 perusahaan memamerkan 3.000 lebih produk mutakhir.

Acara tahun ini menyoroti fokus yang kian besar pada embodied intelligence, yang melibatkan sistem cerdas dengan kehadiran fisik dan interaksi real-time dengan lingkungan.

Didorong oleh kemajuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif, serta inovasi perangkat lunak maupun perangkat keras, robot humanoid China makin mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dengan cara yang makin cerdas dan adaptif.

"Robot humanoid mengintegrasikan teknologi-teknologi utama, seperti cip, sensor, AI, mekanika, dan material. Robot-robot tersebut menjadi pengantar ideal untuk embodied intelligence dan mewakili bentuk robotika cerdas yang canggih," kata Xu Xiaolan, presiden Institut Elektronika China.

"Robot-robot humanoid diharapkan bisa menjadi produk disruptif berikutnya setelah komputer, ponsel pintar, dan kendaraan energi baru -- dengan aplikasi yang luas dalam layanan domestik, manufaktur, logistik, keamanan perbatasan, pendidikan, dan layanan kesehatan," tambah Xu.

Keenon Robotics, perusahaan robot embodied service terkemuka dengan produk yang tersedia di 60 lebih negara dan kawasan, meluncurkan robot layanan humanoid bipedal barunya, XMAN-F1, di konferensi tersebut. XMAN-F1 mampu melakukan tugas-tugas standar -- seperti menyiapkan makanan dan melayani meja.

Di stan Keenon Robotics, pengaturan bertema seperti "bar kedai" dan "stasiun medis" menampilkan robot bartender yang mampu mengenali pesanan dan menuang minuman secara berpresisi, bersama dengan robot humanoid yang berkolaborasi dengan rekan logistik rumah sakitnya untuk menciptakan sistem pengiriman medis yang cerdas.

Hal ini, khususnya, menandai pergeseran dari robot dengan fungsi tunggal ke ekosistem layanan terintegrasi.

Robot khusus unggul dalam tugas-tugas spesifik, sementara robot serbaguna berharga karena kemampuan adaptasinya di berbagai lingkungan, kata Li Tong, pendiri sekaligus CEO Keenon Robotics. Menurutnya, kedua robot tersebut akan bekerja sama untuk melayani manusia.

Fourier Intelligence, perusahaan robotika serbaguna yang awalnya berfokus pada rehabilitasi eksoskeleton, telah meluncurkan robot perawatan humanoid terbarunya, GR-3, di Shanghai.

Robot ini dirancang untuk pendampingan interaktif. Dengan detail wajah yang ekspresif dan desain sentuhan yang hangat, GR-3 memperdalam interaksi emosional dengan merasakan gerakan dan emosi pengguna -- yang bertujuan untuk diterapkan dalam lingkungan perawatan dan pendidikan di masa mendatang.

Berlandaskan fondasi ini, seri humanoid GRx telah diluncurkan di lebih dari 300 lokasi medis di seluruh China -- melayani lebih dari 1 juta pasien.

Selain perawatan dan rehabilitasi, generasi baru robot humanoid "kerah biru" juga sedang berkembang pesat. Shanghai Kepler Robot Co., Ltd. berfokus pada aplikasi industri, seperti manufaktur pintar, logistik, dan inspeksi otomatis.

Di WAIC 2025, robot-robot dari Shanghai Kepler Robot Co., Ltd. mendemonstrasikan embodied intelligence dalam berbagai skenario, seperti perakitan otomotif dan operasi pergudangan. Ini menyoroti potensi mereka untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual di lingkungan yang kompleks.

"Seiring robot humanoid berevolusi dari sekadar berjalan dan berlari menjadi melakukan tugas-tugas nyata, terobosan robot humanoid berikutnya terletak pada kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas nyata," kata Jiang Lei, kepala ilmuwan di Pusat Inovasi Robotika Humanoid Nasional dan Lokal China.

"Masa depan robot humanoid akan berfokus pada empat pilar, yakni standar, inovasi, kolaborasi open source, dan pengembangan ekosistem," kata Jiang menambahkan.

Berlokasi di Kawasan Baru Pudong, Shanghai, Pusat Inovasi Robotika Humanoid Nasional dan Lokal China merupakan basis pelatihan pertama di China untuk robot humanoid heterogen.

Untuk mendorong inovasi teknologi dan industrialisasi, pusat tersebut telah meluncurkan beberapa inisiatif utama di WAIC 2025.

Peluncuran proposal untuk kolaborasi pengumpulan data tentang robot humanoid dan embodied intelligence menandai langkah penting menuju pembangunan ekosistem data yang terbuka, patuh, dan bisa dibagikan melalui standar terpadu.

Sementara itu, kolaborasi baru dengan pusat pelatihan regional dan pemimpin teknologi telah diluncurkan, dengan tujuan untuk membangun ekosistem kooperatif bagi pengujian dan iterasi embodied intelligence.

Pusat tersebut juga meluncurkan dana terbukanya, yang mendukung penelitian mutakhir di universitas dan institut terkemuka, serta mengatalisis inovasi di dunia akademis maupun industri.