Grid.ID- Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk mengubah lapangan sepak bola Pilar di Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjadi arena padel disebut batal.Lurah Kedoya Selatan, Aryan Safari, telah mengonfirmasi kabar ini pada Minggu (27/7/2025).
Pembatalan rencana alih fungsi lapangan sepak bola Pilar di Jalan Pilar Baru, RT 04 RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjadi arena padel telah dibahas dalam rapat yang digelar di Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta, beberapa hari lalu. Menurut Aryan, hasil rapat tersebut menyatakan bahwa tidak ada alih fungsi sarana olahraga seluas kurang lebih 4.725 meter persegi tersebut.
"Sudah beres itu. Tidak dibikin lapangan padel, tetap dipakai buat lapangan sepak bola. Itu sudah dibahas dalam rapat di Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta," ujar Aryan. Meskipun masih menunggu keputusan resmi dari Pemprov Jakarta, Aryan menegaskan bahwa perjuangan warga membuahkan hasil.
"Yang penting kami bersama warga sudah memperjuangkan, jadi jangan dibikin sarana padel. Tetap difungsikan sebagai lapangan bola buat masyarakat," imbuh dia, dikutip dari Kompas.com, Rabu (30/7/2025).
Dikutip dari Tribun Jakarta, rencana alih fungsi ini sendiri mulai mencuat ketika anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana, menyampaikannya dalam rapat bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) di Gedung Parlemen, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/7/2025). Yudha Permana, yang juga legislator dari wilayah Kebon Jeruk, telah memperingatkan Dispora agar melakukan kajian yang benar-benar final dan melibatkan warga sekitar.
Ia bahkan menyebut bahwa sudah ada "friksi-friksi" dan spanduk penolakan di lapangan. "Saya menyampaikan ke Pak Kadis tolong kajiannya harus benar-benar final. Dan libatkan warga sekitar karena sekarang sudah terjadi friksi-friksi di lapangan spanduk banner penolakan pembangunan lapangan padel," kata Yudha.
Penolakan Kuat dari Warga dan Alasan di Baliknya
Penolakan warga terhadap rencana pembangunan arena padel ini sudah terlihat jelas. Sejumlah tulisan menggunakan cat dan mural terpampang di sepanjang dinding lapangan Kedoya yang berbatasan dengan Jalan Kedoya Pesing. Pantauan TribunJakarta.com menunjukkan beberapa tulisan penolakan seperti "Warga kami menolak padel", "Rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang", "Sepak bola adalah alat perjuangan", hingga tulisan besar "Jangan ambil alih hiburan rakyat".
Warga seperti Iskandar, yang sering bermain sepak bola di lapangan Kedoya, mengungkapkan ketidaksetujuan mereka. "Intinya warga pada enggak setuju kalau jadi lapangan padel. Ini kan satu-satunya lapangan sepak bola di wilayah Kedoya Selatan," kata Iskandar pada Jumat (25/7/2025) sore.
Salah satu alasan utama penolakan adalah karena lapangan Kedoya merupakan satu-satunya lapangan sepak bola di wilayah tersebut. Selain itu, warga juga menyoroti fakta bahwa tak jauh dari lapangan Kedoya, hanya sekitar 100 meter, sudah ada arena padel lain.
"Yang main padel itu kan juga bukan warga sini. Sementara ini satu-satunya lapangan bola buat warga olahraga dan mengadakan kegiatan masa mau dijadiin lapangan padel juga," tutur Iskandar.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana, juga menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta seharusnya tidak membangun fasilitas hanya berdasarkan kepentingan bisnis dan tren semata. "Karena saya sehari-hari biasa lewat situ, setahu saya di sebelahnya sudah ada lapangan padel jadi jangan kita juga jangan demi bisnis, demi pemasukan terlalu mengikuti tren," tegas Yudha.
Lapangan Kedoya yang terletak di Jalan Pilar Baru RT 04 RW 03 ini diketahui milik Pemprov DKI Jakarta, sebagaimana tertera pada plang di lokasi. Dengan dibatalkannya rencana alih fungsi lapangan bola Kedoya menjadi arena padel ini, bagaimana Pemprov Jakarta akan memastikan ketersediaan ruang terbuka hijau dan fasilitas olahraga yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa mengorbankan kebutuhan warga lokal?