TRIBUNSUMSEL.COM- Pada buku pendidikan Pancasila kelas 10 halaman 30, siswa diminta menyelesaikan 3 soal secara tepat.
Soal tersebut berkaitan dengan Dinamika Kelahiran Pancasila.
Kunci jawaban dibuat berdasarkan buku Pendidikan Pancasila yang diterbitkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan ditulis oleh Rochimudin dkk.
Berikut kunci jawaban soal Pendidikan Pancasila kelas 10 halaman 30 kurikulum merdeka.
1. Bagaimana jalannya sidang BPUPK dalam menentukan rumusan dasar negara? Jelaskan dengan alasan!
JAWABAN:
Sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan) adalah sidang yang berlangsung pada 29 April hingga 1 Juni 1945 di Jakarta, Indonesia, yang bertujuan untuk menentukan rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Sidang ini merupakan bagian penting dari proses persiapan kemerdekaan Indonesia.
Jalannya sidang BPUPK dalam menentukan rumusan dasar negara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. **Kolektivitas Tujuan**: Para peserta sidang BPUPK memiliki tujuan yang sama, yaitu merumuskan dasar negara Indonesia merdeka. Meskipun terdapat perbedaan latar belakang dan pandangan di antara mereka, kesamaan tujuan tersebut mendorong kerjasama dalam mencapai hasil akhir.
2. **Diskusi dan Debat**: Sidang BPUPK dilakukan dalam suasana diskusi terbuka. Para peserta saling berdiskusi, menyampaikan pandangan, dan berdebat mengenai berbagai aspek dasar negara, termasuk sistem pemerintahan, hubungan agama dan negara, hak asasi manusia, serta kewarganegaraan. Diskusi dan debat ini membantu menggali berbagai pandangan dan argumentasi untuk mencapai rumusan yang terbaik.
3. **Pertimbangan Historis dan Kontekstual**: Para peserta sidang BPUPK sangat memahami konteks sejarah dan situasi politik saat itu. Mereka mengambil pelajaran dari pengalaman kolonial Belanda dan situasi global pada masa itu, serta berusaha menerjemahkan nilai-nilai nasionalisme dan keadilan sosial ke dalam rumusan dasar negara.
4. **Negosiasi dan Kompromi**: Karena beragamnya pandangan di antara peserta, diperlukan kemampuan untuk mencapai kesepakatan. Proses negosiasi dan kompromi terjadi untuk merumuskan poin-poin krusial, seperti status agama negara dan sistem pemerintahan. Kompromi ini memungkinkan semua pihak untuk merasa diwakili dan terlibat dalam proses pembentukan dasar negara.
5. **Kepemimpinan Soekarno dan Hatta**: Kehadiran tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Mohammad Hatta dalam sidang BPUPK memberikan arah dan kepemimpinan yang kuat. Pandangan mereka, yang berdasarkan pada nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial, menjadi acuan penting dalam pembentukan rumusan dasar negara.
6. **Penerimaan Massa**: Hasil yang dicapai dalam sidang BPUPK harus dapat diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas. Oleh karena itu, rumusan yang dihasilkan harus mencerminkan semangat perjuangan rakyat serta aspirasi keadilan dan kebebasan.
7. **Kesepakatan Akhir**: Setelah proses diskusi yang panjang, akhirnya dicapai kesepakatan mengenai rumusan dasar negara. Poin-poin penting seperti Pancasila sebagai dasar negara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan keberagaman, serta sistem pemerintahan demokratis disepakati.
Alasan di balik jalannya sidang BPUPK dalam menentukan rumusan dasar negara adalah untuk menghasilkan dasar negara yang mewakili aspirasi dan identitas bangsa Indonesia, mengakomodasi keberagaman masyarakat, dan memberikan landasan kuat bagi pembangunan negara yang baru merdeka. Proses tersebut menunjukkan pentingnya partisipasi aktif, negosiasi, dan kompromi dalam proses pembentukan dasar negara yang inklusif.
2. Mengapa terjadi perbedaan pandangan para pendiri bangsa terkait isi "Piagam Jakarta" terutama rumusan "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya"?
JAWABAN:
Perbedaan pandangan para pendiri bangsa terkait isi "Piagam Jakarta," termasuk rumusan "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya," berkaitan dengan konteks sejarah, politik, dan ideologi yang ada pada saat penyusunan dokumen tersebut.
Rumusan tentang kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya mungkin mencerminkan kompromi dan upaya untuk mengakomodasi berbagai pandangan. Meskipun akhirnya rumusan ini tidak diadopsi dalam konstitusi Indonesia, pengakuan terhadap agama Islam tetap ada dalam dasar negara, sementara kebebasan beragama juga dijaga untuk semua warga negara.
3. Mengapa kita harus menumbukan sikap persatuan dan kesatuan seperti yang ditunjukkan oleh tokoh pendiri bangsa dalam menyikapi perbedaan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia?
JAWABAN:
Sikap persatuan dan kesatuan merupakan bagian dari nilai-nilai pancasila yang harus dijalankan dalam menghadapi kondiisi masyarakat indonesia yang beragam. Pentingnya sikap persatuan dan kesatuan telah ditunjukkan oleh para tokoh bangsa dalam berjuang memerdekakan negara republik indonesia dari tangan para penjajah. Semua elemen bangsa tanpa memandang suku atau agama berjuang dalam meraih kemerdekaan tersebut dengan sikap persatuan dan kesatuan.
*)DISCLAIMER: Beberapa soal adalah pertanyaan terbuka, sehingga kemungkinan jawaban dapat bervariasi.
Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel