TIMESINDONESIA, KEDIRI – Di penghujung semester pertama 2025, kinerja APBN Kediri Raya memperlihatkan perkembangan yang semakin positif, baik dari sisi penerimaan maupun belanja.
"Pendapatan baik dari perpajakan maupun PNBP mengalami ekspansi, perpajakan sebesar 20,24 persen sedangkan PNBP sebesar 21,59 persen," tutur Kepala KPPN Kediri Moch Izma Nur Choironi, Rabu, (30/06/2025).
Kepala KPPN Kediri Moch Izma Nur Choironi menuturkan total sampai dengan akhir Juni 2025, penerimaan APBN Kediri Raya tercatat sebesar Rp11.647,87 miliar, yang terdiri dari perpajakan sebesar Rp11.403,57 miliar dan PNBP sebesar Rp244,3 miliar.
Pada sektor perpajakan, KPP Pratama Kediri yang membawahi wilayah Kota Kediri membukukan penerimaan sebesar Rp127,65 miliar atau 35,02% dari target tahun 2025, ekspansi sebesar 11,31%. Sementara KPP Pratama Pare yang membawahi Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk membukukan penerimaan sebesar Rp316,65 miliar atau 27,75% dari target tahun 2025, dengan pertumbuhan minus 9%.
Lalu, KPP Pratama Tulungagung dengan wilayah kerja Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek membukukan penerimaan sebesar Rp265,46 miliar atau 31,83% dari target tahun 2025 (terdiri dari Kab. Tulungagung sebesar Rp232,82 miliar dan Kab. Trenggalek sebesar Rp32,64 miliar).
Untuk KPPBC TMC Kediri, telah mencapai 41% dari target tahun 2025, dengan rincian Bea Masuk membukukan sebesar Rp1,701 miliar (31%) dan Cukai sebesar Rp10.808,84 miliar (34%), masing-masing mengalami kontraksi sebesar 38% dan 10%.
Di sisi lain, capaian belanja APBN Kediri Raya berhasil melampaui capaian nasional. Capaian nasional saat ini sebesar 38,8% dari pagu, sedangkan wilayah Kediri Raya telah merealisasikan sebesar 74,6% atau sebesar Rp8.942,20 miliar.
"Belanja Pegawai terserap sebesar Rp663,2 miliar (57,46%), Belanja Barang sebesar Rp269,73 miliar (36,02%) dan Belanja Modal sebesar Rp33,27 miliar (9,94%). Sedangkan Belanja Bantuan Sosial yang dimiliki oleh UIN Syekh Wasil terserap sebesar Rp9,71 miliar (48,45%)," tambah Kepala KPPN Kediri.
Dari sisi serapan wilayah, Kab. Kediri menyerap sebesar Rp1.544,32 miliar disusul Kab. Nganjuk sebesar Rp1.382,69 miliar dan Kota Kediri sebesar Rp1.544,32 miliar serta terakhir Kab. Trenggalek sebesar Rp934,24 miliar.
Insentif Fiskal yang diberikan kepada daerah dengan prestasi kinerja tertentu terserap sebesar Rp34,94 miliar (50,02%), sedangkan Dana Desa telah terserap sebesar 69% atau sebesar Rp557,45 miliar.
"Belanja Transfer ke Daerah secara month to month tumbuh positif sebesar 10,52%. Dana Bagi Hasil terserap sebesar Rp254,84 miliar (36,15%), Dana Alokasi Umum sebesar Rp2.168,92 miliar (54,04%), Dana Alokasi Khusus Fisik sebesar Rp5,23 miliar (4%), Dana Alokasi Khusus non-Fisik sebesar Rp610,11 miliar (49,07%)," pungkasnya. (*)