Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Puncak peringatan Hari Anak Nasional ke-41 di Kabupaten Klaten dimeriahkan dengan pengenalan aneka permainan tradisional, pada Kamis (31/7/2025).
Ratusan anak dari berbagai sekolah dan komunitas tampak riang gembira bermain bersama di halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.
Mereka terlihat antusias mencoba berbagai permainan tradisional yang disediakan.
Di antaranya ada permainan engklek, engrang, bakiak, lompat tali, dam-daman, ular tangga dadu, dakon atau congklak, hingga layangan.
Tawa riang anak-anak menciptakan suasana hangat dan penuh nostalgia pagi itu.
Gelaran permainan tradisional anak-anak itu diinisiasi oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dissos P3APPKB) Kabupaten Klaten dalam rangka mempeingati Hari Anak Nasional 2025.
Acara tersebut dibuka secara simbolis oleh Ketua TP PKK Kabupaten Klaten, Fahrani Hamenang, dan Kepala Dissos P3APPKB Klaten, Puspo Enggar Hastuti, dengan menerbangkan layang-layang.
Pada kesempatan itu, anak-anak juga diajak untuk melukis serta mewarnai bersama Fahrani Hamenang.
"Alhamdulillah anak-anak ceria, senang, bahagia, dan bisa menikmati istimewanya Hari Anak Nasional. Tadi kami mengundang anak-anak jenjang pendidikan SD dari beberapa sekolah yang ada di sekitar Kabupaten Klaten," ungkap Kepala Dissos P3APPKB Klaten, Puspo Enggar Hastuti, kepada Tribun Jogja, Kamis (31/7/2025).
Puspo menuturkan, kegiatan itu digelar untuk memperkenalkan kembali aneka permainan tradisional yang mulai dilupakan anak-anak. Tujuannya untuk melestarikan budaya sekaligus mempererat interaksi sosial anak-anak di tengah era digital.
"Anak-anak sekarang mungkin sudah tidak mengenal permainan yang dikenalkan di halaman tadi, semisal dakon, benthik, dan lainnya. Jadi hari ini kami kenalkan kembali bahwa permainan sederhana anak-anak itu mengasyikkan. Tidak ada bahaya radiasi atau hal-hal yang tidak seharusnya ditonton anak-anak," ucapnya.
"Harapan kami anak-anak bisa kembali mengenal permainan itu karena lebih mengasikkan dibanding hanya bermain gadget," tambahnya.
Lebih lanjut, Puspo menyebutkan bahwa Hari Anak Nasional menjadi momentum untuk merefleksi pemenuhan hak-hak anak serta memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan program ramah anak.
Dikatakan, rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2025 telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu, salah satunya lewat penilaian terhadap OPD, kecamatan, dan desa layak anak.
Oleh karena itu pada puncak peringatan Hari Anak Nasional 2025, Dissos P3APPKB Klaten memberikan piala penghargaan OPD, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan layak anak di Pendopo Klaten.
"Itu ada kategori utama untuk desa. Kemudian kategori nindya untuk kecamatan, dan rintisan untuk OPD juga ada. Kriteria penilaiannya ada banyak, Kalau OPD yang pasti terkait anggaran dan fasilitas ramah anak. Semisal pelayanan ruang tunggu yang disediakan mainan anak-anak, untuk kantor mungkin disediakan ruang menyusui. Jadi lebih mengapresiais kepada anak-anak di OPD tersebut," papar dia.
Seorang anak bernama Hanis mengaku senang bisa mengikuti peringatan Hari Anak Nasional 2025 di Pemkab Klaten.
Ia pun senang bisa mencoba bermain dam-daman, salah satu permainan tradisional yang menggunakan papan dan biduk.
"Lagi main dam-daman, ternyata seru banget," ujarnya. (*)