Cerita Saharudin Pedagang Bendera di Batam, Musim Kemerdekaan Bisa Untung Hingga Jutaan Rupiah 
Eko Setiawan August 01, 2025 05:30 AM

TRIBUNBATAM.ID, BATAM - Cuaca terik panas tak menyurutkan semangat Saharudin (54) merapikan tumpukan kain pernak-pernik bendera dagangannya.

Ditemani sang anak, mereka kompak menata dagangan yang memanjang diruas jalan Laksamana Bintan, tepat di Kampung Nanas, Rabu (30/7) siang. 

Pedagang musiman ini sengaja mulai berjualan pernak-pernik kemerdekaan jauh hari menjelang puncak hari kemerdekaan dengan harapan dapat mengais rezeki lebih banyak dibanding tahun lalu. 

Beralaskan kertas karton di teras bangunan Rulli, dua anaknya turut membantu Saharudin. Sedangkan anak yang paling kecil duduk santai menyantap makan siang. 

Disamping bendera yang dijajakan, beberapa bambu dan kayu yang sudah di cat warna juga tampak berjejer dilapak dagangannya. 

Siang itu, Saharudin terlihat sibuk. Ia mondar-mandir menata bendera dagangannya. 

“Iya, beginilah. Bangunan seadanya. Namanya dagangan dilapak pinggir jalan, kita jualan musiman,” ucap Sahar sembari merapikan dagangannya agar tidak tumbang. 

Menjadi pedagang bendera, Saharudin tampaknya sudah telaten. Beberapa bendera yang dijual ia kerjakan sendiri, seperti bendera yang dibuat dalam bentuk ketupat, bendera kecil dengan gagang kayu dan bendera gulung. Semua itu ia kerjakan bersama-sama dengan anaknya. 

“Ia, semua kerjakan sendiri. Kami hanya beli bahannya saja. Setelah kami beli baru kami kerjain,” katanya. 

Maka tak heran, pernah pernik semarak hari kemerdekaan lengkap ia jual. Tergantung pesanan dari pembeli. 

“Semua bisa kami buat pak. Tergantung pesanan. Mau di pakai rumahan, gedung perkantoran dan acara gebyar juga kami terima. Kalau ada bisa ke lapak kami iya,” ucapnya. 

Berdagang bendera, Saharudi bukanlah orang baru. Momen kemerdekaan setiap tahunnya ia gunakan untuk mengais rezeki. Ia berdagang bendera merah putih sudah sejak tahun 2020 dilokasi yang sama. 

Lapak dagangannya pun tak pernah berpindah, ia selalu berjualan dilokasi yang ia gunakan saat ini.

“Sudah lima tahun terakhir ini. Gak pernah pindah, disini saja,” ungkapnya. 

Lokasi dagangan, setiap pengendara jalan Laksamana Bintan akan mengalihkan pandangan mata ke lapak miliknya, lantaran posisinya ditepi jalan.

Berjualan bendera, ia mengaku hanya untuk mencari penghasilan tambahan saat momen kemerdekaan.

“Ini kan hanya musiman saja pak. Paling jualan tiga Minggu saja," ujarnya. 

Diakuinya menjadi pedagang bendera adakalanya untung dan rugi. Namun, sejak ia berjualan bendera mulai tahun 2020 ia selalu memperoleh penghasilan tambahan dengan keuntungan bisa mencapai belasan juta. 

“Kalau hitungan perhari mungkin gak nentu. Tapi dalam satu musim dari awal sampai selesai jualan bisa dapat untuk jutaan bahkan lebih,” katanya. 

Selama berjualan, mereka memilih tinggal dilokasi lapak dagangannya. Mereka pulang kerumah hanya untuk mandi dan ganti pakaian, bahkan makanan pun diantar ke lokasi. 

Mereka jualan sepanjang waktu selama 24 jam, saat malam hari, mereka gantian dengan sang anak untuk menjaga lapak dagangannya. 

Adapun harga dagangan bendera Saharudin bervariasi tergantung jenis kain dan ukuran. Untuk ukuran 90×30 cm dijual dengan harga Rp25 ribu - Rp. 30 ribu per lembar. 

Sementara untuk ukuran 120×80 dijual dengan harga Rp35 sampai Rp65 ribu. Ukuran 150×80 dijual mulai dari Rp55 ribu -Rp100 ribu. Untuk harga tiang bendera ukuran 3,5 meter dijual dengan harga Rp30 Ribu.(TRIBUNBATAM.id/bereslumbantobing)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.