Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan eks Direktur Gas PT Pertamina (Persero), Hari Karyuliarto, terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair periode 20112021.
Penahanan terhadap Hari dilakukan KPK pada Kamis (31/7/2025), dan akan berlangsung selama 20 hari ke depan.
Hari tidak ditahan seorang diri, karena KPK juga menahan Yenni Andayani dalam kasus yang sama.
Yenni Andayani merupakan mantan Direktur Gas PT Pertamina (Persero) periode 2014 hingga 2018.
Penetapan Hari dan Yenni sebagai tersangka merupakan pengembangan dari kasus yang sebelumnya menjerat mantan Direktur Utama Pertamina, Galaila Karen Kardinah alias Karen Agustiawan.
Dalam konstruksi perkara, Hari Karyuliarto dan Yenni disebut sebagai bawahan Karen yang diberi kuasa untuk menandatangani perjanjian jual beli LNG Train 1 dan Train 2 dari Corpus Christi Liquefaction, Limited Liability Company (LLC), anak usaha Cheniere Energy, Inc.
Pengadaan LNG yang menyimpang dari ketentuan ini diduga telah merugikan keuangan negara sebesar 113.839.186,60 dolar AS atau sekitar Rp1,87 triliun.
Kerugian tersebut mengalir ke Corpus Christi Liquefaction sebagai pembayaran atas pembelian LNG yang seharusnya tidak dilakukan oleh Pertamina.
Corpus Christi Liquefaction (CCL) adalah sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang merupakan anak usaha dari Cheniere Inc., salah satu pemain besar dalam industri gas alam cair (LNG) global.
CCL menjalin kerja sama pengadaan LNG dengan Pertamina menyusul adanya proyeksi defisit gas alam di Indonesia.
Berikut adalah sosok Hari Karyuliarto.
Hari Karyuliarto lahir di Yogyakarta pada 2 Juli 1962.
Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Diponegoro (Undip) pada 1986.
Tak sampai di situ, Hari melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 pada bidang Manajemen di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1999.
Dikutip dari siew.gov.sg, Hari Karyuliarto memulai kariernya di Direktorat Umum Pertamina sebagai Asisten Pemasaran Gas pada 23 Desember 1991.
Lalu Hari diangkat sebagai Supervisor Komersial CIF, Pemasaran Gas LNG pada 1 Juli 1997.
Kariernya terus menanjak hingga dipercaya menjabat sebagai Manajer Komersial dan Administrasi di Departemen Transportasi Gas LNG periode 25 Februari 200220 Mei 2003.
Pada tahun yang sama, Hari Karyuliarto didapuk sebagai General Manager (GM) Transportasi, Pertamina LNGJMG.
Semenjak itu, karier Hari Karyuliarto terus meroket.
Ia kemudian diamanahkan untuk mengisi kursi jabatan sebagai Presiden Direktur Nusantara Gas Services di Osaka, Jepang pada April 2006Maret 2007.
Hari sempat menduduki posisi jabatan sebagai Kepala Bisnis LNG periode 20072010 dan Sekretaris Perusahaan Pertamina pada 22 Januari 2011.
Barulah pada 18 April 2012, Hari Karyuliarto diangkat menjadi Direktur Gas.
Setelah itu, ia menempati posisi Komisaris Utama Pertamina pada 10 Januari 2013.
Harta KekayaanMenilik harta kekayaannya, Hari Karyuliarto tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp19,3 miliar.
Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkannya pada 24 Desember 2014.
Sebenarnya, Hari memiliki total harta sebesar 19.873.485.491 atau Rp19,8 miliar.
Namun, ia juga memiliki utang sebesar Rp. 558.640.531 atau Rp558 juta.
Oleh karena itu, hartanya menjadi Rp. 19.314.844.960 atau Rp19,3 miliar.
Harta terbanyak Hari berasal dari giro dan setara kas senilai Rp2,6 miliar.
Berikut rincian lengkap harta Hari Karyuliarto.
A. HARTA TIDAK BERGERAK (TANAH DAN BANGUNAN) Rp. 13.375.266.000
1. Tanah & Bangunan seluas 158 m2 & 70 m2, di Kota DEPOK, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan dari tahun 1995 sampai dengan 2000 Rp. 400.000.000
2. Tanah & Bangunan seluas 300 m2 & 400 m2, di Kota DEPOK, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan dari tahun 2007 sampai dengan 2017 Rp. 1.038.600.000
3. Tanah seluas 478 m2 , di Kabupaten BOGOR, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2014 (Penambahan Data Baru) Rp. 1.182.716.000
4. Tanah seluas 18 m2 , di Kota TANGERANG SELATAN, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 (Penambahan Data Baru) Rp. 150.000.000
5. Tanah seluas 442 m2 , di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2014 (Penambahan Data Baru) Rp. 5.000.000.000
6. Tanah seluas 72 m2 , di Kota TANGERANG SELATAN, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 (Penambahan Data Baru) Rp. 500.000.000
7. Tanah seluas 330 m2 , di Kabupaten JEPARA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 (Penambahan Data Baru) Rp. 42.240.000
8. Tanah seluas 808 m2 , di Kota YOGYAKARTA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun (Penambahan Data Baru) Rp. 5.000.000.000
9. Tanah seluas 1.876 m2 , di Kabupaten JEPARA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 (Penambahan Data Baru) Rp. 18.760.000
10. Tanah seluas 4.295 m2 , di Kabupaten JEPARA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 (Penambahan Data Baru) Rp. 42.950.000
B. HARTA BERGERAK
a. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN LAINNYA Rp. 1.321.085.000
1. Mobil, merk TOYOTA KIJANG INNOVA, tahun pembuatan 2005, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2005 Rp. 163.550.000
2. Mobil, merk HONDA JAZZ, tahun pembuatan 2007, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2007 Rp. 130.000.000
3. Motor, merk HONDA SUPRA, tahun pembuatan 2008, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2008 Rp. 6.000.000
4. Mobil, merk MAZDA, tahun pembuatan 2012, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2012 (Penambahan Data Baru) Rp. 275.000.000
5. Mobil, merk TOYOTA FORTUNER, tahun pembuatan 2013, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 (Penambahan Data Baru) Rp. 316.535.000
6. Mobil, merk TOYOTA AVANZA, tahun pembuatan 2012, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2012 (Penambahan Data Baru) Rp. 180.000.000
7. Mobil, merk HONDA FREED, tahun pembuatan 2014, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2014 (Penambahan Data Baru) Rp. 250.000.000
b. PETERNAKAN, PERIKANAN, PERKEBUNAN, PERTANIAN, KEHUTANAN, PERTAMBANGAN DAN USAHA LAINNYA
c. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 1.709.700.000
1. LOGAM MULIA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun (Penambahan Data Baru, Perubahan Atas Data yang dilaporkan sebelumnya) Rp. 691.000.000
2. BATU MULIA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun Rp. 100.000.000
3. BARANGBARANG SENI DAN ANTIK, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2011 (Penambahan Data Baru) Rp. 350.000.000
4. BENDA BERGERAK LAINNYA, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2009 (Penambahan Data Baru, Perubahan Atas Data yang dilaporkan sebelumnya) Rp. 517.300.000
5. BENDA BERGERAK LAINNYA, yang berasal dari HIBAH, perolehan tahun (Penambahan Data Baru) Rp. 9.000.000
6. BENDA BERGERAK LAINNYA, yang berasal dari WARISAN DAN HIBAH, perolehan tahun (Penambahan Data Baru) Rp. 42.400.000
C. SURAT BERHARGA Rp. 0 Rp. 0
D. GIRO DAN SETARA KAS LAINNYA Rp. 2.606.934.491
1. Yang berasal dari HASIL SENDIRI (Penambahan Data Harta Kekayaan, Perubahan atas data yang dilaporkan sebelumnya) Rp. 2.606.934.491
E. PIUTANG Rp. 860.500.000
1. Piutang dalam bentuk PINJAMAN UANG (Penambahan Piutang baru, Perubahan atas data yang dilaporkan sebelumnya) Rp. 860.500.000
TOTAL HARTA (II) Rp. 19.873.485.491
III. HUTANG Rp. 558.640.531
1. Hutang dalam bentuk PINJAMAN UANG Rp. 558.640.531
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp. 19.314.844.960.
Tinggalkan pesan untuk PemerintahSaat ditangkap oleh KPK, Hari Karyuliarto menyampaikan sebuah pesan kepada pemerintah.
Ia mengimbau agar pemerintah tidak melakukan pembelian LNG dari Amerika Serikat.
"Sebaiknya jangan beli LNG dari Amerika lagi. Pemerintah kan mau beli dari Amerika lagi untuk negosiasi tarif," kata Hari kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).
Meski begitu, dia tak merinci lebih lanjut soal permintaannya tersebut.