BOLASPORT.COM - Laga final ASEAN Cup U-23 2025 antara timnas U-23 Indonesia melawan Vietnam masih menyisakan drama.
Pada laga tersebut timnas U-23 Indonesia harus kalah dengan skor 0-1 dan gagal mendapatkan trofi.
Namun, benih-benih rivalitas panas disebut mulai tumbuh antara pelatih Gerald Vanenburg dan Kim Sang-sik.
Sikap Kim yang beberapa kali menghalangi lemparan Robi Darwis menjadi momen yang memicu memanasnya laga.
Gerald tentu tidak terima dan tensi pertandingan sempat memanas jelang menit-menit akhir.
Media asal Korea Selatan, Chosun ikut menyoroti momen ini.
Bahkan, mereka menilai Gerald Vanenburg tidak memberikan rasa hormat pada Kim.
Masalah ini kemudian ramai dibicarakan dan tentu mendapatkan perhatian tersendiri.
"Perilaku tidak pantas pelatih Indonesia terhadap Pelatih Kim Sang-sik... Karena marah, melakukan tindakan yang tidak pantas," tulis laporan Chosun.
Satu momen yang dianggap tidak menunjukkan rasa sportivitas adalah saat Gerald disebut menolak bersalaman dengan Kim.
Mereka melihat dalam unggahan di media sosial pelatih Garuda Muda ini menunjukkan rasa marah yang berlebihan.
Pelatih Kim dikabarkan sudah mendekat dan Gerald memilih pergi yang membuat pelatih asal Korea tersebut bingung.
"Pelatih Indonesia, yang menjadi lawan di final, menunjukkan sikap tajam kepada Kim Sang-sik seolah-olah tidak menerima hasil kekalahan."
"Menurut foto dan video yang beredar, pelatih Vanenberg bersalaman dengan tim Vietnam tanpa masalah, tetapi ketika Kim Sang-sik mendekat untuk bersalaman, dia dengan keras menepis tangan dan menolak bersalaman."
"Kim Sang-sik, yang terkejut, menunjukkan ekspresi tidak senang dan gestur tidak mengerti sebelum berbalik pergi," lanjutnya.
Kim sebenarnya melakukan tindakan yang cukup berani dengan menyebarkan botol di arena melempar Robi.
Tujuannya tentu agar gelandang timnas tersebut tidak bebas dalam memberikan ancaman.
Alasan yang diberikan Kim juga tidak rasional dan dianggap berlebihan hanya demi mengulur waktu.
"Ada juga klaim bahwa sikap pelatih Vanenberg disebabkan oleh strategi Pelatih Kim."
"Pada pertandingan tersebut, banyak botol air tumpah di sekitar area teknis. Wasit pun memberikan peringatan terkait hal itu."
"Beberapa media menjelaskan bahwa Pelatih Kim menerapkan strategi untuk menunda lemparan ke dalam."
"Namun, Pelatih Kim menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan agar para pemain dapat minum air dengan cepat karena cuaca panas," tutupnya.