TRIBUNJATIM.COM - Inilah fakta sejarah Madiun.
Salah satu daerah di Jawa Timur ini terkenal dengan julukan Kota Pecel.
Pecel Madiun pun menjadi salah satu kuliner populer di Jawa Timur.
Namun tahukah, konon nama Madiun berasal dari Hantu berayun-ayun?
Berikut fakta sejarah dan asal-usul Madiun.
1. Sejarah Kabupaten Madiun
Pemerintahan di Madiun sudah ada sejak tahun 1568, tepatnya pada masa Kerajaan Demak.
Saat itu, pemerintahan bernama Kabupaten Madiun beridiri tanggal 18 Juli 1568 atau 15 Suro 1487 Be dalam kalender Jawa.
Tanggal tersebut bertepatan dengan pelantikan Ki Ageng Ronggo Jumeno atau Pangeran Timur.
Namun kabupaten yang dipimpin Ki Ageng Ronggo belum bernama Madiun, namun Purabaya yang berpusat di Desa Sogaten.
Dalam perjalanannya, Kabupaten Purubaya pernah dipimpin oleh bupati perempuan bernama Raden Ayu Retno Dumilah.
Retno Dumilah merupakan putri dari Pangeran Timur. Saat kekuasaan Retno Dumilah ini terjadi penaklukkan oleh Mataram Islam.
Penyerangan Mataram Islam ke Purubaya terjadi pada tahun 1586-1587. Awalnya Mataram menderita kekalahan.
Namun Panembahan Senopati sebagai penguasa Mataram Islam pertama tidak kalah akal.
Dia melakukan serangan secara mendadak ke pusat istana Kabupaten Purbaya yang hanya dipertahankan Retno Dumilah dengan sedikit pasukan saja.
Dalam penyerangan itu, Panembahan Senopati berhasil merebut Pusaka Tundhung Medhiun.
Berikutnya Panembahan Senopati justru membujuk Retno Dumilah untuk bersedia dipersunting menjadi istri.
Retno Dumilah bersedia dan kemudian diboyong ke Plered, yaitu istana Mataram Islam.
Pada 16 November 1590, nama Kabupaten Purbaya kemudian diganti menjadi Kabupaten Madiun.
Penggantian nama itu menjadi tanda bahwa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh Mataram.
2. Asal Kata Madiun
Dalam catatan yang ada, wilayah Madiun sudah memiliki pemerintahan pada tahun 1568.
Madiun masuk dalam wilayah Kerajaan Demak dan dipimpin oleh seorang bernama Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno.
Saat itu wilayah Madiun masih bernama Wanaasri. Sedangkan nama Madiun sendiri berasal dari kisah Ki Ageng Ronggo atau yang juga dikenal Panembahan Timur.
Konon saat membuka hutan untuk dijadikan pusat pemerintahan, Ki Ageng Ronggo sering mendapatkan gangguan.
Gangguan itu berasal dari hantu yang berayun-ayun yang sering menampakkan diri kepada Ki Ageng Ronggo.
Dalam bahasa Jawa, hantu disebut “medi”, sedangkan berayun-ayun disebut “ayun-ayun”.
Sejak saat itu, daerah tempat Ki Ageng Ronggo membuka hutan dikenal dengan nama “Mediyun” yang dalam perkembangannya menjadi Madiun.
Sementara dalam keterangan yang lain disebutkan bahwa Madiun berasal dari nama pusaka milik Ki Ageng Ronggo.
Pusaka itu berupa keris yang bernama Kiai Tundhung Medhiun.
3. Julukan Kota Pecel
Memiliki cita rasa pecel yang khas, membuat Madiun dijuluki sebagai Kota Pecel.
Ada banyak warung yang menjual pecel, dan salah satu yang paling terkenal yaitu Depot Nasi Pecel 99.
Masakan warung ini digandrungi oleh artis, bahkan presiden.
Depot Nasi Pecel 99, milik Karyono-Herimurti ini sudah dua kali disambangi oleh Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada tahun 2009 dan 2014.
Jika berminat untuk mencoba langsung, Tribunners bisa mendatangi depot makanan yang berlokasi di Jl. Cokroaminoto No.99, kejuron, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, antara pukul 07.00 – 20.00 WIB.
4. Kota Pendekar
Tahun 2017, Kota Madiun menambah julukan sebagai Kota Pendekar.
Julukan tersebut diberikan karena banyaknya perguruan bela diri yang terdapat di sana, seperti pencak silat, karate, yongmoodo, muaythai, dan lainnya.
Sedikitnya 12 perguruan pencak silat sudah berdiri di Kota Madiun, di antaranya Persatuan Setia Hati Terate (PSHT), Persatuan Setia Hati Winongo (PSHW), dan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti.
Selain itu, ada juga Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad (PSHTT), Ki Ageng Pandan Alas, IKS Pro Patria, Persaudaraan Pangastuti Tundung, Tapak Suci Putra Muhammadiyah. Kemudian ada Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, dan Cempaka Putih.
Bahkan, beberapa murid atau pengikut dari perguruan pencak silat tersebut sudah tersebar di seluruh Indonesia hingga mancanegara.
Pada 2017, Menpora Imam Nahrowi menjadikan Madiun sebagai Kampung Pencak Silat Dunia.
Sumber: Kompas.com, okezone.travel