Dedi Mulyadi Balas Kritikan Atalia Praratya Soal Kebijakan Rombel 50 Siswa, Sang Gubernur Singgung Pembangunan Sekolah Era Ridwan Kamil
Widy Hastuti Chasanah August 02, 2025 06:34 PM

Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi balas kritikan Atalia Praratya soal kebijakan rombel 50 siswa. Dedi pun langsung menyinggung soal pembangunan sekolah era Ridwan Kamil.

Seperti diketahui, istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya sempat mengkritik kebijakan Dedi Mulyadi soal jumlah 50 siswa per kelas. Menurut Atalia, kebijakan tersebut berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran karena siswa harus belajar dalam kondisi berhimpitan.

Selain itu, banyak guru yang mengeluh dan merasa kesulitan mengelola kelas dengan jumlah yang sangat banyak. Ia mendorong agar kebijakan ini dikaji ulang secara komprehensif agar tidak terjadi penurunan kualitas belajar siswa.

Kebijakannya soal ombel 50 siswa dikritik, Dedi Mulyadi tak tinggal diam. Dedi Mulyadi balas kritikan Atalia Praratya hingga menyinggung soal pembangunan sekolah era Ridwan Kamil.

Hal itu diketahui dari unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71 dilansir pada Sabtu (02/07/2025). Di unggahan itu, Dedi awalnya mengucapkan terima kasih pada Atalia atas kritik dan sarannya.

"Kepada bu Atalia terima kasih atas kritiknya yang merasa prihatin atas ruang kelas di Jawa Barat yang diisi oleh 40 sampai 50 orang siswa," ujarnya.

Dedi lantas menjelaskan bahwa kebijakan itu terpaksa ia ambil lantaran khawatir jika anak-anak putus sekolah. Tak hanya itu, ia juga menyebut pembangunan sekolah baru di Jawa Barat sangat sedikit dalam kurun waktu 2020-2025.

Menurutnya, selama kurun waktu 2020-2025, total pembangunan sekolah baru tidak sampai 50 unit, yang mengakibatkan hanya 40 persen siswa yang bisa tertampung di SMA negeri.

"Itu pun kami lakukan terpaksa, dibanding mereka tidak sekolah. Mereka tinggal rumahnya dekat sekolah, jadi kalau harus bergeser ke tempat lain yang jauh bisa jadi mereka putus sekolah," ujar Dedi Mulyadi, Sabtu (2/8/2025).

Dedi menyebut Atalia tak bisa membandingkan sekolah Negeri dengan sekolah Rakyat. Pasalnya, sekolah Rakyat mendapat perhatian khusus dari Presiden Prabowo.


"Kita harus menampung jumlah siswa hampir 800.000 anak. Dan yang terserap sekolah pemerintah tidak semuanya."

"Hanya 40 persen. Kenapa ini terjadi? Karena di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2020 sampai saat ini membangun sekolah baru sedikit,” kata Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi balas kritikan Atalia Praratya dengan menguraikan data pembangunan sekolah dari 2020-2025 saat Jabar dipimpin Gubernur Ridwan Kamil yang juga suami dari Atalia Praratya. Dalam data itu, pada 2020 Provinsi Jabar tidak tercatat membangun satu pun Sekolah baru, baik itu SMA, SMK dan SLB.

"2021 hanya membangun sekolah SMA dua unit, 2022 hanya membangun satu unit, 2023 membangun enam unit yaitu satu satu SMA, tiga SMK dan dua SLB, 2024 membangun lima unit satu SLB, tiga SMA san satu SMK dan 2025 membangun 15 unit, 11 SMA, dua SLB dan dua SMK," katanya.

Dedi lantas menyebut bahwa dirinya akan membangun sekolah 50 unit agar siswa bisa sekolah dengam baik. Di akhir kalimatnya, Dedi Mulyadi kembali berterima kasih pada Atalia atas kritik yang telah disampaikan.

"Saya ucapkan terima kasih atas kepeduliannya kepada dunia pendidikan di Jawa Barat."

"Salam hormat buat RK (Ridwan Kamil) semoga Bapak dan Ibu sehat dan bahagia selalu," katanya.

Melansir TribunJabar.id, anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan pendidikan yang diterapkan di Provinsi Jawa Barat, terkait rombel hingga 50 siswa di jenjang SMA. Menurutnya, banyal guru yang keberatan dengan kebijakan itu.

"Saya banyak dapat masukan dan curhat dari guru."

"Mereka mengurus 25 murid dalam satu kelas saja sudah repot, apalagi ini 50 anak, apalagi di masa mereka (siswa SMA) ini usia remaja,” ujar Atalia.

Bagaimana mungkin anak nyaman duduk berhimpitan dengan kondisi sekelas 50 orang. Aktivitas mereka enggak akan nyaman dan sulit,” tambahnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.