TRIBUNNEWS.COM - Apakah Anda sering mengalami bersin-bersin, mata gatal, atau ruam kulit tanpa sebab yang jelas?
Bisa jadi itu adalah reaksi alergi.
Alergi merupakan salah satu gangguan sistem imun yang cukup umum dan bisa dialami siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Sistem imun penderita alergi tidak bekerja dengan baik.
Sel kekebalan tidak mampu membedakan mana zat yang aman dan mana zat yang berbahaya sehingga mengenali zat biasa sebagai ancaman sehingga memicu reaksi perlawanan yang bermacam-macam pada tiap individu.
Berikut penjelasan mengenai alergi oleh Sri Mardilah Wuryani, perawat yang juga konsultan jantung (KFK jantung) di ICCU RSUP Dr Sardjito Yogyakarta sebagaimana dikutip dari laman sardjito.co.id.
Alergi adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya.
Zat pemicu alergi ini disebut alergen, dan bisa berupa debu, makanan tertentu (seperti kacang atau seafood), obat-obatan, udara dingin, bahkan bahan kimia atau lateks.
Ketika alergen masuk ke tubuh, sistem imun orang yang alergi akan menganggapnya sebagai ancaman dan merespons dengan membentuk antibodi Imunoglobulin E (IgE), yang kemudian memicu reaksi alergi.
Pada kondisi normal, sistem imun seharusnya mampu membedakan antara zat yang aman dan tidak aman bagi tubuh.
Reaksi alergi bisa ringan seperti bersin atau hidung tersumbat, hingga berat seperti sesak napas, bengkak, atau bahkan anafilaksis yakni kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera.
Lantas, mengapa seseorang bisa mengalami alergi?
Tidak semua orang mengalami alergi, dan ternyata, ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan terhadap alergi.
Berikut ini lima faktor utama yang perlu dikenali:
1. Memiliki Riwayat Alergi dalam Keluarga (Faktor Genetik)
Sebagian besar kasus alergi bersifat genetik atau diturunkan dalam keluarga.
Gen alergi bisa diturunkan kepada anak/ keturunan sehingga dapat muncul kondisi yang sama.
Setiap alergi bersifat unik, sehingga mungkin ada faktor lain dalam genetik yang mempengaruhi.
2. Terlalu Jarang Terpapar Alergen Sejak Dini
Gaya hidup yang terlalu bersih justru bisa meningkatkan risiko alergi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang sangat steril cenderung lebih sering mengalami alergi.
Hal ini karena sistem imun mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar membedakan mana zat asing yang berbahaya dan mana yang tidak.
Paparan alergen yang wajar sejak kecil justru dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
3. Pola Makan yang Terlalu Dibatasi dan Tidak Bervariasi
Pembatasan makanan tertentu sejak dini tanpa alasan medis bisa membuat sistem imun tidak mengenali protein dari makanan tersebut sebagai zat yang aman.
Akibatnya, saat makanan tersebut dikonsumsi di kemudian hari, tubuh dapat merespons secara berlebihan.
Makanan seperti kacang, telur, atau ikan sebaiknya dikenalkan secara bertahap dan sesuai usia agar tubuh anak belajar menerima berbagai jenis protein.
4. Tinggal di Lingkungan Rumah yang Terlalu Lembab atau Kering
Kondisi udara dalam rumah memainkan peran penting terhadap risiko alergi, khususnya pada sistem pernapasan.
Udara lembab bisa memicu pertumbuhan jamur dan tungau debu, yang keduanya merupakan alergen umum.
Tungau debu menghasilkan enzim dan zat-zat buangan yang bisa menyebabkan alergi pada sebagian orang ketika terhirup.
Udara yang terlalu kering dapat mengiritasi saluran napas. Menjaga kelembapan udara antara 30–50 persen dengan alat pengatur kelembapan (humidifier/dehumidifier) sangat dianjurkan.
5. Paparan Alergen di Tempat Kerja
Beberapa jenis pekerjaan membuat seseorang lebih sering bersentuhan dengan alergen, seperti debu industri, serbuk kayu, bahan kimia, bulu hewan, atau lateks.
Paparan jangka panjang bisa memicu alergi bahkan pada orang yang sebelumnya tidak menunjukkan gejala apa pun.
Oleh karena itu, penting untuk mengenakan perlindungan diri dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Alergi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan, tetapi juga oleh lingkungan dan pola hidup sehari-hari.
Mengenali faktor-faktor pemicunya bisa membantu kita melakukan pencegahan sejak dini.
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala yang mengarah pada alergi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
(Latifah)