Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto berduka atas kepergian mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto yang gugur dalam kecelakaan pesawat latih di kawasan Ciampea, Bogor. Hadi mengenang momen kebersamaan dengan Marsma Fajar saat membuat film Kadet 1947.
"Terakhir interaksi ya seminggu yang lalu kami berbicara terkait pada waktu itu Pak Fajar menjadi Kadispen AU, kemudian saya memiliki program pada waktu itu ya sebagai Kepala Staf adalah dengan Menteri BUMN untuk membuat satu film adalah Kadet 47 yang direalisasikan oleh Pak Fajar dan itu adalah memberikan motivasi kepada juniornya, bagaimana kita berjuang membela negara melalui Angkatan Udara," kata Hadi Tjahjanto di komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/7/2025) malam.
Hadi mengatakan pembuatan film Kadet 1947 direalisasikan oleh Marsma Fajar. Dia menuturkan film itu secara khusus dijadikan sebagai motivasi untuk generasi penerus TNI AU.
"Itu dengan contoh pada waktu 47 para kadet itu melakukan pengeboman di Salatiga dan Ambarawa. Itu sudah dibentukkan dalam satu film yang dijadikan motivasi untuk generasi penerus TNI AU khususnya, dan umumnya adalah untuk pemuda-pemuda di Indonesia," ujarnya.
Hadi mengatakan Marsma Fajar merupakan salah satu perwira terbaik di TNI AU dengan berbagai prestasi yang diraih. Dia mengatakan Marsma Fajar sangat disiplin, senang diskusi dan menghargai seniornya.
"Pak Fajar adalah salah satu sosok perwira yang sangat disiplin, tekun, menghargai seniornya, dan senang melakukan diskusi dan selalu mau mendengarkan apabila seniornya ini memberikan gambaran-gambaran, instruksi-instruksi kepada yang bersangkutan," ujarnya.
Dia mengatakan Marsma Fajar merupakan Akbri tahun 1992 sementara dirinya tahun 1986. Hadi menyebut pertemanan Marsma Fajar juga sangat luas dan aktif di Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
"Saya melihat bahwa sekali lagi adalah satu sosok yang sangat disiplin, sosok yang cerdas, sosok yang menghargai seniornya, sosok yang mau mendengarkan seniornya maupun teman-temannya, dan selalu memberikan satu motivasi kepada juniornya," kata Hadi.
Selain itu, Hadi juga mengenang Marsma Fajar sebagai sosok responsif. Dia menyebut Marsma Fajar pribadi yang komunikatif dan tidak pelit informasi.
"Karena para penerbang, khususnya penerbang tempur ya di Madiun, Pak Fajar yang menjadi salah satu sosok yang menjadi panutan bagi para juniornya. Kami sangat kehilangan dengan sosok yang sangat komunikatif, saling bertegur sapa, dan selalu kalau kita WA tidak ada, ya kita minta informasi, tidak sampai satu menit pasti membalas," tambahnya.
Marsma Fajar meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8) pagi. Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.
Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.