TRIBUNMADURA.COM, MADURA- Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Selasa (5/8/2025).
Dari Sampang belum mampu gelar Sekolah Rakyat, hingga harga tembakau anjlok saat September.
1. Sampang Masih Belum Mampu Gelar Sekolah Rakyat, Pemkab: Kami Tak Ingin Sekadar Wacana
Program nasional, Sekolah Rakyat di Kabupaten Sampang, Madura yang digadang-gadang akan terealisasi pada 2025, terancam molor, Senin (4/7/2025).
Pasalnya, meski lahan yang diperuntukkan program tersebut telah tersedia, bahkan telah ditinjau namun, fasilitas pendukung belum tersedia.
“Kami sangat mendukung program ini karena tujuannya mulia, agar tidak ada anak yang putus sekolah hanya karena masalah biaya,” kata Edi Subinto, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Sampang.
Menurutnya, realisasi program ini kemungkinan baru bisa berjalan pada tahun ajaran 2026.
Keterlambatan ini bukan karena kurangnya semangat, melainkan karena infrastruktur yang belum tersedia.
“Sampai hari ini, belum ada fasilitas atau bangunan pendukung di Kota Bahari yang siap digunakan,” ujarnya.
Edi memastikan bahwa pihaknya tak tinggal diam, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai elemen pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan.
“Kami sangat paham bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak. Kami ingin Sekolah Rakyat benar-benar hadir sebagai solusi, bukan sekadar wacana,” tegasnya.
2. Harga Tembakau Madura Potensi Anjlok di Pertengahan September, Haji Her: Perlu Jadi Perhatian Petani
Musim panen tembakau di Madura, khususnya di Kabupaten Pamekasan hampir tiba.
Sejumlah petani di Pamekasan mulai bersiap untuk memanen hasil tanam tembakau mereka.
Namun di tengah persiapan masa panen ini, Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM), Haji Khairul Umam mulai memprediksi harga tembakau di tahun 2025 ini.
Menurut pria yang akrab disapa Haji Her itu, puncak harga jual beli tembaku Madura terjadi pada pertengahan bulan Agustus hingga pertengahan bulan September.
Hal ini diprediksi kuat jika tidak turun hujan.
Pengamatan dia, harga tembakau berpotensi anjlok setelah pertengahan bulan September.
Kendati begitu, para petani diminta memperhatikan waktu panen.
“Kalau tidak ada hujan, puncaknya itu di pertengahan bulan delapan sampai pertengahan bulan sembilan," kata Haji Her, Senin (4/8/2025).
"Di atas bulan sembilan, saya prediksi harga tembakau sudah anjlok. Ini perlu jadi perhatian petani,” peringatnya.
Untuk wilayah Madura, Haji Her menyebut harga tembakau tegal berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram.
Sedangkan tembakau gunung antara Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu.
Bahkan, untuk tembakau berkualitas bagus bisa mencapai Rp 80 ribu jika tidak ada hujan.
Sementara itu, di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya, harga tembakau diprediksi antara Rp 30 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram.
Untuk kawasan Tapal Kuda seperti Probolinggo, Bondowoso, dan sekitarnya diperkirakan berada di kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 70 ribu.
Khusus daerah Lombok dan sekitarnya Rp 30 ribu sampai Rp 60 ribu.
"Kalau di Jawa Tengah, khususnya Temanggung, antara Rp 40 ribu hingga Rp 80 ribu,” jelasnya.
H. Her mengimbau agar petani mengupayakan panen sebelum pertengahan bulan September jika ingin mendapatkan harga terbaik.
3. Bukan Hadiah yang Didapat Tapi Maut, Siswi SD di Bangkalan Tewas saat Tunggu Undian Jalan Sehat
Jalan sehat dalam rangka Peringatan Hari Koperasi Ke-78 berujung petaka, Minggu (3/8/2025).
Seorang siswi kelas V SDN Demangan I, Yasinta Dwi Amara (11) meninggal dunia setelah tertimpa dahan pohon trembesi.
Saat itu hahan pohon trembesi rontok hingga menimpa tubuh bagian tengkuk leher korban yang kala itu sedang berada di balik gerbang Pendopo Agung Bangkalan.
Selain korban Yasinta, ada pula korban lain yakni Rhanie Auliani (25), warga Kelurahan Pejagan yang tidak lain adalah guru sekolahnya.
Rhanie menderita patah pada tulang kaki kanan.
Sebagaimana disampaikan Kapolres Bangkalan, AKBP Hendoro Sukmono setelah menghadiri gelaran Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Gedung RP Moh Noer Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
“Pertama kami mengucapkan belasungkawa atas peristiwa kemarin pada saat Jalan Santai, ada dua warga yang menjadi korban karena kejatuhan ranting."
"Satu korban 25 tahun (Rhanie) patah pada kaki kanan, sementara korban berusia 11 tahun (Yasinta) saat dibawa ke RSUD sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ungkap Hendro di hadapan sejumlah awak jurnalis.
Yasinta tertimpa dahan pohon trembesi yang tumbuh dengan ukuran jumbo di lingkungan Pendopo Agung Bangkalan.
Saat kejadian, korban Yasinta bersama ibunya, Siti Fatimah, serta korban Rhanie berada di dekat pos penjagaan pendopo untuk berteduh.
Sekaligus mendengarkan pengumuman dari panitia tentang pengundian berhadiah.
Setelah tertimpa dahan pohon trembesi, tubuh korban Yasinta diangkat oleh sejumlah pria untuk dinaikkan kendaraan pikap yang berada di luar pendopo agung.
Mobil pikap berwarna putih itu dihentikan personel dinas perhubungan ketika melintasi kawasan pendopo, kendaraan bak terbuka itu langsung menuju IGD RSUD Syamrabu Bangkalan.
Momen ketika tubuh korban dievakuasi ke atas bak pikap terekam kamera video ponsel warga.
Respon dari masyarakat pun bermunculan berkaitan dengan tidak tersedianya kendaraan ambulance dan tim medis dalam kegiatan jalan sehat yang menghadirkan banyak warga.
Hendro menjelaskan, informasi tentang kondisi kedua korban diperoleh dari keterangan personel Satreskrim Polres Bangkalan yang memang ditugaskan untuk melakukan pengecekan terhadap terjadinya peristiwa tersebut.
“Kemudian dari satreskrim kami perintahkan untuk mendatangi keluarga korban untuk memastikan apakah ada atau tidaknya laporan."
"Namun hingga siang ini dari keluarga korban tidak ada laporan. Walaupun ada laporan, maka tindakan kami adalah yang pasti ekshumasi dan melaksanakan otopsi,” pungkas Hendro.
Sejauh ini, pihak Satreskrim Polres Bangkalan telah mengamankan dari lokasi kejadian beberapa gelondong dahan dan ranting kayu dari pohon trembesi sebagai barang bukti.
Beberapa dahan dan ranting kayu, termasuk dahan yang jatuh menimpa tubuh korban Yasinta juga diamankan dalam satu ikatan pita bertuliskan Police Line.
“Kami sudah melakukan interogasi kemarin dengan keluarga korban, belum menyentuh apakah menyediakan ambulan atau tidak."
"Kami juga sudah melakukan interogasi dan menggali informasi ke pihak kedokteran meski tidak ada laporan,” singkat Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi kepada Tribun Madura.
Keterangan yang dihimpun dari Kepala IGD RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Mahrus, mengungkapkan, pasien Yasinta ketika tiba di IGD RSUD kondisinya telah terjadi penurunan kesadaran, nafas dan jantung berhenti karena pasien tidak sadarkan diri setelah tubuhnya tertimpa dahan pohon trembesi.
Pada tubuh korban, didapatkan hematoma atau penumpukan darah di luar pembuluh darah disertai luka yang masih mengalir darah di kepala bagian belakang.