350 Perempuan Malang Korban Penipuan Arisan Online Kerugian Rp 500 Juta Per Orang
iksan fauzi August 08, 2025 08:32 PM

SURYAMALANG.COM | MALANG - Ada sekitar 350 perempuan Malang hingga dari berbagai daerah di Jawa Timur menjadi korban dugaan penipuan arisan online dengan kerugian total sekitar Rp 7 miliar.

Ada sekitar 30 perempuan yang menjadi korban dugaan penipuan melapor ke Polres Malang, Jumat (8/8/2025). 

Seorang korban penipuan arisan online yang turut melapor ke Polres Malang adalah Diana.

Kepada SURYAMALANG.COM, Anisa mengatakan rata-rata kerugian yang dialami pelapor mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 500 juta per orang. 

Ia menyebut, para anggota arisan online itu dari berbagai daerah di Jawa Timur bahkan dari Pekerja Migran Indonesia (PMI). 

"Korban rata-rata dari Malang Raya, di luar Malang juga ada yang dari Banyuwangi, Jawa Tengah, Kalimantan, bahkan TKW juga ada. Kalau sekarang yang lapor dari Malang," ujar Diana saat ditemui di Polres Malang.

Diana menyebut terduga penipuan arisan online adalah sosok kakak dan adik yang menjadi owner asal dari Desa Tawangrejeni, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur,

Sebelum membuat laporn ke Polres Malang, Diana dan teman temannya sudah bertemu dengan pelapor, namun masih belum ada kejelasan. 

"Terus dua hari kemudian mereka udah kabur, di telepon nggak bisa. Di rumah cuma ada orang tua aja," imbuhnya.

ARISAN BODONG - Puluhan korban jual beli arisan bodong via online lapor ke Polres Malang, Jumat (8/8/2025). Kerugian penipuan ini mencapai Rp 7 miliar.
ARISAN BODONG - Puluhan korban jual beli arisan bodong via online lapor ke Polres Malang, Jumat (8/8/2025). Kerugian penipuan ini mencapai Rp 7 miliar. (SURYAMALANG.COM/Luluul Isnainiyah)

Perempuan lian yang juga korban penipuan arisan online adalah Anisa. 

Ia menyebut dua owner arisan online itu dimiliki oleh perempuan berinisial EK (26) dan NK (26).

Ia mengatakan EK dan NK menjalankan arisan reguler sejak 2017. 

Kemudian kakak beradik itu beralih ke jual beli arisan pada 2025. 

Mereka menawarkan kepada pembeli dengan keuntungan hampir mencapai 50 persen dari yang dijual. 

"Semisal get Rp 1 juta dijual dengan harga Rp 500 ribu. Jadi kita transfer Rp 500 ribu nanti tanggal yang dijanjikan kita dapat lagi Rp 500 ribu sehingga totalnya kan Rp juta," kata Diana.

Ia mengaku bergabung dalam sebuah grup WhatsApp dengan total anggota sebanyak 500 orang. 

Setiap hari, owner membagikan daftar jual beli arisan melalui grup hingga status WhatsApp dengan nominal bermacam-macam. 

Nominal yang ditawarkan owner mulai dari get Rp 1 juta dijual Rp 500 ribu hingga yang paling tinggi get Rp 15 juta dijual Rp 11 juta.

Siapa anggota yang tercepat membeli, dia yang akan mendapatkan dengan tenor antara 5-7 hari.

Dengan keuntungan yang ditawarkan ini membuat para anggota  arisan online sebagaian besar perempuan mulai tergiur untuk bergabung.

Bahkan tak sedikit dari mereka sudah mendapatkan keuntungan sehingga mereka kembali membeli arisan tersebut. 

Namun, hal ini tak berlangsung lama.

Belum ada satu tahun jual beli arisan berjalan, owner mulai tidak amanah. 

Puncaknya pada 24 Juli 2025 lalu, owner memutuskan mengembalikan modal ke anggota.

"Jadi uang yang sudah kita transfer ke owner itu dikembalikan pada 24 Juli tapi dikurangi laba yang sudah pernah dicairkan padahal gak bisa ini sudah masuk hak jual beli kita," jelasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.