Gemerlap Kebaya Hotel Tugu Malang Menyatu dengan Semangat Generasi Muda
GH News August 09, 2025 02:07 AM

TIMESINDONESIA, MALANG – Suasana hangat tradisional yang berpadu apik dengan sentuhan modern menyelimuti SaigonSan Garden, Hotel Tugu Malang, Jumat (8/8/2025), dalam perayaan Hari Kebaya Nasional bertajuk Sejiwa Merajut Era.

Meski Hari Kebaya Nasional sejatinya jatuh pada bulan Juli, antusiasme pengunjung yang hadir dalam acara ini tetap membuncah.

Puluhan tamu hadir anggun dalam balutan kebaya, mulai dari gaya klasik hingga rancangan kekinian. Taman SaigonSan yang dihias ornamen bernuansa budaya menjadi panggung terbuka bagi para pecinta kebaya untuk mengekspresikan kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Tak hanya hadir, pengunjung tampak antusias mengabadikan momen dengan berfoto, membuat konten, hingga saling mengagumi kebaya satu sama lain.

Atmosfer makin semarak dengan kehadiran para tokoh kota, influencer Malang, serta model-model yang memperagakan koleksi rancangan Rezawu Atelier — desainer muda yang dikenal dengan karya-karya nyentrik namun tetap menghargai akar budaya.

Gemerlap-KebayaHotel-Tugu-Malang-B.jpgPara model memamerkan ragam gaya kebaya modern di perayaan Hari Kebaya Nasional di Hotel Tugu Malang, menampilkan perpaduan elegan antara tradisi dan sentuhan kontemporer (FOTO: Almas Elmadina Aisyah/TIMES Indonesia)

Bagi Amelia Devita, mahasiswi Prodi Tata Busana Universitas Negeri Malang, acara ini punya makna lebih dalam.

“Senang sekali bisa hadir di sini, apalagi Kak Reza dari Rezawu Atelier itu tempat saya magang dulu. Bisa terlibat di acara yang mengangkat kebaya jadi pengalaman berharga,” ujarnya antusias.

Hal senada diungkapkan Frisca Putri Maharani, rekan Amelia yang juga tampil cantik dalam kebaya modern. Ia mengaku selalu menantikan koleksi terbaru dari Rezawu Atelier

Tak hanya dari sisi fesyen, acara ini juga mengundang pelaku kreatif lain seperti Kiky Nadifa, MUA asal Malang yang tampil bersama LT Pro di sesi pagi.

Mengenakan kebaya hasil rancangannya sendiri, Kiky menyebut perayaan seperti ini penting untuk merawat identitas budaya. “Kebaya itu harta budaya Indonesia. Kita harus terus merawatnya lewat panggung-panggung seperti ini,” katanya.

Ketua pelaksana acara, Mimi D. Pramita, menyebut antusiasme pengunjung adalah bukti nyata bahwa kebaya tetap relevan di tengah arus modernisasi.

“Yang hadir hari ini kami sebut sebagai fashion people Malang. Mereka cinta mode, tapi tetap lekat dengan budaya. Dari ibu-ibu sampai anak muda semua membaur,” ujarnya. Ia menambahkan, konsep Sejiwa Merajut Era memang dirancang untuk menyatukan lintas generasi melalui satu benang merah: kebaya.

Acara semakin hidup dengan hiburan musik yang variatif, mulai dari lagu pop, K-pop, tembang Jawa, hingga dentuman musik dari DJ. UMKM lokal pun turut ambil bagian, menyuguhkan kerajinan tangan khas yang memperkaya pengalaman pengunjung. Sebagai kenang-kenangan, para tamu juga membawa pulang goodie bag berisi cendera mata khas acara.

Meski terlambat dari momen resmi Hari Kebaya Nasional, kemeriahan ini menunjukkan satu hal: semangat melestarikan budaya tak mengenal waktu.

Gemerlap-KebayaHotel-Tugu-Malang-C.jpgSejumlah pengunjung berpose di depan kamera, memamerkan kebaya dengan sentuhan tradisional hingga modern dalam perayaan Hari Kebaya di Hotel Tugu Malang (FOTO: Almas Elmadina Aisyah/TIMES Indonesia)

Di bawah langit senja Kota Malang, deretan kebaya, senyuman, dan kilatan kamera menjadi saksi bahwa warisan budaya Indonesia masih hidup, bergerak, dan dicintai lintas zaman. (*)

 

PEWARTA: Almas Elmadina Aisyah

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.