TRIBUNNEWS.COM - Tak banyak yang tahu, dari 206 Pahlawan Nasional Indonesia, 11 persen atau 23 diantaranya berasal dari Muhammadiyah.
Muhhamadiyah merupakan organisasi Islam modernis tertua di tanah air.
Dari pendiri bangsa, diplomat ulung, hingga panglima perang, mereka berjuang di medan politik, pendidikan, hingga medan pertempuran.
Pahlawan Nasional merupakan gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia yang telah berjasa besar bagi bangsa dan negara, baik melalui tindakan membela negara dari penjajahan, melakukan perbuatan heroik, maupun menghasilkan karya-karya besar.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, Pahlawan Nasional dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan.
Yaitu Proklamator, Pahlawan Kebangkitan Bangsa, Perintis Kemerdekaan, dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Untuk dapat dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, seseorang harus memenuhi persyaratan umum dan khusus serta harus dicalonkan dan diangkat oleh Presiden.
Mengutip dari laman Muhammadiyah.or.id Muhammadiyah merupakan gerakan Islam modernis terbesar dan tertua di Indonesia yang masih eksis hingga hari ini.
Didirikan pada 18 November 1912 di kauman Yogyakarta, serta di prakarsai oleh KH Ahmad Dahlan.
Muhammadiyah telah mendirikan 30 cabang istimewa di luar negeri dan anggota Muhammadiyah diprediksi berkisar antara 30 hingga 40 juta orang yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, etnis, sosial, dan budaya.
Melansir dari en.muhammadiyah.or.id, hingga tahun 2023 pemerintah Indonesia telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 206 tokoh, terdiri dari 190 pria dan 16 wanita.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 23 orang atau sekitar 11 persen merupakan anggota Muhammadiyah.
Kontribusi para tokoh Muhammadiyah ini datang dari beragam latar belakang, mulai dari ulama, cendekiawan, politisi, hingga personel militer.
Mereka berperan penting pada masa-masa krusial sejarah bangsa, seperti persiapan kemerdekaan, proklamasi, agresi militer, hingga periode pasca-kemerdekaan.
Lalu siapa saja para tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Muhammadiyah?
Berikut daftar 23 Pahlawan Nasional yang tercatat sebagai anggota Muhammadiyah:
1. KH Ahmad Dahlan
Pendiri Muhammadiyah ini menjadi pelopor modernisasi pendidikan dan layanan sosial di Indonesia.
Lewat gagasan Islam yang adaptif dan progresif, ia mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 657 Tahun 1961.
2. Siti Walidah
Istri KH Ahmad Dahlan ini dikenal sebagai penggerak emansipasi perempuan.
Mendirikan ‘Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, ia mendorong perempuan aktif di bidang pendidikan, agama, dan sosial.
Ia ditetapkan sebagai sebagai Pahlawan Nasional pada 22 September 1971 lewat Keppres Nomor 042/TK/1971.
3. Ir Soekarno
Proklamator kemerdekaan sekaligus Presiden pertama RI ini pernah menjabat Kepala Divisi Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu.
Beliau merupakan tokoh sentral Gerakan Non-Blok di kancah internasional.
Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Proklamasi (1986) dan Pahlawan Nasional (2012).
4. Fatmawati
Dirinnya merupakan anggota aktif di Nasyiatul ‘Aisyiyah Bengkulu.
Fatmawati yang merupakan istri Sukarno, adalah penjahit pertama bendera merah putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945.
Dirinya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 118/TK/2000.
5. Jenderal Sudirman
Jenderal bintang lima pertama TNI ini adalah seorang anggota Hizbul Wathan dan guru SD Muhammadiyah di Cilacap.
Beliau mempelopori perlawanan gerilya saat Agresi Militer II Belanda.
Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional diberikan lewat Keppres Nomor 314 Tahun 1964.
6. Dr. Soetomo
Pendiri Budi Utomo ini menjadi anggota PKO Muhammadiyah PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem atau organisasi kemanusiaan Muhammadiyah) dan ikut mendirikan RS Muhammadiyah Surabaya.
Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional lewat Keppres Nomor 657 Tahun 1961.
7. Haji Agus Salim
Diplomat ulung ini merupakan anggota Muhammadiyah pada era KH Ahmad Dahlan.
Selain menjabat sebagai anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Ia Pernah memimpin misi diplomasi ke Timur Tengah (1947), mewakili Indonesia dalam
Konferensi Meja Bundar di Den Haag, beberapa kali menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, serta ikut Konferensi Meja Bundar.
Dirinya resmi diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 27 Desember 1961.
8. KH Mas Mansur
Mas Mansur merupakan Ketua PP Muhammadiyah (1937–1942) sekaligus anggota Empat Serangkai.
Memimpin organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat) di masa Jepang.
Mas Mansur ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 162 Tahun 1964.
9. Djuanda Kartawidjaja
Bapak Kelautan Indonesia ini pernah memimpin Muhammadiyah Tasikmalaya dan mengajar di SMA Muhammadiyah Jakarta.
Djuanda memegang beberapa jabatan penting di pemerintahan sepanjang kariernya, termasuk Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, Menteri Pertahanan, dan Menteri Pekerjaan Umum
Ia memprakarsai pencetusan Deklarasi Djuanda.
Ia dinobatkan sebagai pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 244 Tahun 1963.
10. Haji Fachrodin
Pendiri Suara Muhammadiyah dan pelopor Badan Penolong Haji Indonesia yaitu suatu organisasi yang didirikan untuk memfasilitasi ibadah haji bagi umat Islam Indonesia.
Ia Juga aktif di Sarekat Islam.
Beliau dianugerahi gelar pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 162 Tahun 1964.
11. Otto Iskandar Dinata
Dikenal sebagai Si Jalak Harupat, beliau pernah mengajar di SMA Muhammadiyah Jakarta.
Anggota BPUPKI dan pengusul Sukarno-Hatta jadi Presiden dan Wakil Presiden.
Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 088/TK/1973.
12. Andi Sultan Daeng Radja
Tokoh Muhammadiyah Bulukumba ini ikut Kongres Pemuda 1928 dan aktif di Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Dirinya mewakili Sulawesi Selatan dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Ia ditetapkan sebagai pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 085/TK/2006.
13. Teuku H. Muhammad Hasan
Konsul Muhammadiyah pertama di Aceh (1927), pernah jadi Menteri Pendidikan di Kabinet Darurat.
Ia kemudian menjadi wakil ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)
Beliau dianugerahi gelar pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 085/TK/2006.
14. Adam Malik
Anggota Hizbul Wathan yang kemudian menjadi Wakil Presiden RI, Menlu, dan Presiden Majelis Umum PBB.
Adam Malik merupakan salah satu pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Kantor Berita ANTARA.
Ia dianugerahi gelar pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 107/TK/1998.
15. Buya Hamka
Merupakan seorang Ulama, sastrawan, sekaligus Ketua Umum MUI pertama.
Beliau aktif melawan penjajah di Sumatera Barat.
Buya Hamka dianugerahi gelar pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 113/TK/2011.
16. Ki Bagus Hadikusumo
Ketua PP Muhammadiyah (1942–1953), tokoh penting di BPUPKI dan PPKI.
Berperan dalam penghapusan tujuh kata di Piagam Jakarta, serta terlibat aktif dalam penyusunan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 116/TK/2015.
17. Nani Wartabone
Tokoh Muhammadiyah Gorontalo ini memimpin perjuangan melawan Belanda dan mendirikan Jong Gorontalo pada tahun 1923.
Wartabone memimpin cabang Partai Nasional Indonesia (PNI) Gorontalo, serta pada tahun 1941, membentuk Komite 12 untuk mempersiapkan Perang Pasifik.
Ia dianugerahi gelar pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 085/TK/2003.
18. Lafran Pane
Dibesarkan di pendidikan Muhammadiyah, ia mendirikan HMI dan ikut peristiwa Rengasdengklok.
Lafran Pane juga dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI)
Dirinya dianugerahi Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 115/TK/2017.
19. AR Baswedan
Dirinya adalah seorang ulama Muhammadiyah yang berjasa meyakinkan negara-negara Arab untuk mengakui kemerdekaan RI.
AR Baswedan menjabat banyak posisi strategis di pemerintahan, salah satunya sebagai Wakil Menteri Penerangan kedua dalam Kabinet Sjahrir.
Ia dianugerahi Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 123/TK/2018.
20. Gatot Mangkupraja
Gatot Mangkupraja merupakan Wakil Ketua PP Muhammadiyah sekaligus pelopor pembentukan PETA.
Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 089/TK/2004.
21. Letkol Mohammad Sroedji
Beliau merupakan anggota Hizbul Wathan yang gugur melawan Belanda di Jember (1949).
Mohammad Sroedji mendapat Bintang Mahaputera lewat Keppres Nomor 91/TK/2016.
22. Abdul Kahar Muzakkir
Dirinya merupakan seorang anggota PP Muhammadiyah yang ikut Panitia Sembilan penyusun UUD 1945.
Selama masa revolusi, ia berkontribusi pada pengembangan moral dan organisasi milisi Angkatan Perang Sabil (APS).
Dirinya dianugerahi Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 120/TK/2019.
23. Kasman Singodimedjo
Kasman Singodimedjo merupakan Ketua Muhammadiyah Jakarta, Jaksa Agung pertama RI, dan anggota PPKI.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Panglima Pembela Tanah Air (PETA), memimpin Badan Cadangan Keamanan Rakyat (BKR).
Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres Nomor 123/TK/2018.
(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin) (Tribunnews.com)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)