Grid.ID- Pernikahan Namira Adjani, putri dari Alya Rohali diketahui telah digelar. Berikut ini ada 5 fakta adat Betawi yang sarat akan makna dalam acara sakral tersebut.
Pernikahan Namira Adjani, putri dari presenter sekaligus artis Alya Rohali, dengan Auditya Faiz Putra telah digelar pada Minggu (10/8/2025). Acara ini menjadi sorotan karena mengusung adat Betawi yang sangat kuat.
“Alhamdulillah, akad nikah Jani dan Audi lancar. It’s the day filled with happiness between 3 big families and friends,” tulis Alya Rohali di akun Instagramnya.
Dengan mengusung budaya Betawi, suasana pernikahan pasangan ini terasa semarak dan berwarna. Mulai dari iringan musik rebana, tanjidor, prosesi Palang Pintu, hingga kehadiran roti buaya, semuanya menggambarkan nuansa khas Jakarta tempo dulu.
Namira tampil memukau dalam balutan busana adat rancangan Didiet Maulana yang dipadukan dengan kain batik dari Svarna by Ikat Indonesia. Penampilannya memadukan unsur budaya dan gaya modern dengan anggun.
Berbagai prosesi adat juga dilaksanakan secara lengkap, menghadirkan kehangatan dan nilai simbolis yang mendalam. Berikut lima hal menarik terkait adat Betawi yang hadir dalam pernikahan Namira Adjani dan Auditya Faiz Putra dilansir dari Kompas.com.
1. Pengantin Pria Tiba dengan Delman
Untuk menguatkan kesan tradisional Betawi, Auditya Faiz Putra datang ke lokasi pernikahan menggunakan delman yang dihiasi dengan dekorasi khas. Menurut laman Institut Kesenian Jakarta, kehadiran mempelai pria dengan andong atau delman merupakan salah satu tahapan sebelum akad nikah dimulai dalam adat Betawi.
2. Meriahnya Prosesi Palang Pintu
Palang Pintu menjadi pembuka dalam rangkaian acara dan diwarnai dengan adu pantun serta silat antara wakil dari mempelai pria dan penjaga dari pihak perempuan. Dikutip dari buku Maria van Engels: Menantu Habib Kwitang (2006), tradisi ini merupakan ciri khas pernikahan Betawi yang dilakukan sebelum prosesi akad nikah.
Rombongan mempelai pria, yang disebut tuan raja mude, akan dihadang oleh perwakilan pihak mempelai wanita (tuan putri). Prosesnya melibatkan adu pantun dan pertunjukan silat, yang kemudian diikuti dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh calon mempelai pria.
Bila syarat ini terpenuhi, barulah prosesi akad nikah dapat dilanjutkan. Tradisi ini bukan hanya bentuk hiburan, tetapi juga simbol tekad dan kesungguhan pria dalam meminang calon istri.
3. Tradisi Ngerudat
Ngerudat merupakan bagian dari prosesi kirab atau iring-iringan yang dilakukan oleh rombongan pengantin pria menuju kediaman atau lokasi akad calon pengantin perempuan. Dalam prosesi ini, biasanya diiringi musik rebana, tanjidor, dan dibarengi dengan pembawaan seserahan khas Betawi seperti roti buaya.
4. Roti Buaya sebagai Simbol Kesetiaan
Roti buaya menjadi bagian dari hantaran yang dibawa oleh pihak mempelai pria untuk diserahkan kepada keluarga mempelai wanita. Melansir dari TribunTangerang.com, dalam adat Betawi, roti ini menyimbolkan kesetiaan, kemapanan, dan harapan akan kehidupan rumah tangga yang langgeng dan harmonis hingga akhir hayat.
5. Suasana Semarak dengan Iringan Musik Tradisional
Sesaat sebelum memasuki lokasi pernikahan Namira Adjani, suasana semakin hidup dengan alunan musik rebana dan tanjidor, yaitu orkestra khas Betawi yang menggunakan perpaduan alat tiup dan perkusi. Musik ini kerap mewarnai berbagai acara adat seperti pernikahan dan khitanan.