Grid.ID- Profil Kim Keon Hee, mantan ibu negara Korea Selatan, kini menjadi sorotan utama. Hal itu terjadi setelah kabar penangkapannya dipublikasikan.
Ia ditangkap oleh jaksa khusus pada 12 Agustus 2025. Penangkapan ini mengejutkan banyak pihak. Ia kini berada di tahanan.
Kim Keon Hee pun menjadi satu-satunya mantan ibu negara Korea Selatan yang pernah ditangkap. Bagi yang penasaran dengan sososknya, berikut profilKim Keon Hee yang memuat perjalanan karier dan skandalnya.
Profil Kim Keon Hee
Mengutip Wikipedia, Rabu (13/8/2025), Kim Keon Hee lahir dengan nama Kim Myeong Sin pada 2 September 1972. Ia lahir di Yangpyeong, Provinsi Gyeonggi. Nama resminya diubah pada tahun 2008.
Ia lulus dari Kyonggi University dengan gelar sarjana seni pada tahun 1996. Pada tahun 2009, Kim mendirikan sebuah perusahaan pameran seni bernama Covana Contents. Ia menjabat sebagai CEO dan presiden perusahaan tersebut.
Pada tahun 2012, Kim menikah dengan Yoon Suk Yeol. Saat itu, Yoon masih menjadi seorang jaksa.
Setelah suaminya terpilih sebagai presiden pada tahun 2022, Kim Keon Hee menjadi ibu negara. Namun, ia lebih suka disebut sebagai "Pasangan Presiden".
Serangkaian Skandal
Sejak suaminya mencalonkan diri sebagai presiden, Kim Keon Hee terus-menerus diterpa kontroversi. Salah satunya adalah pemalsuan riwayat akademiknya. Ia dituduh menggelembungkan resume-nya dan mengklaim memiliki hubungan dengan New York University.
Meskipun ia meminta maaf secara publik, masalah ini berlanjut. Dua universitas tempatnya menempuh pendidikan, Sookmyung Women's University dan Kookmin University, mencabut gelar akademiknya karena plagiarisme.
Selain itu, Kim juga dituduh melakukan pelanggaran keuangan. Ia diduga mengemplang pajak dan menerima suap. Tuduhan yang paling serius adalah manipulasi harga saham.
Pada tahun 2023, pengadilan menemukan ia menyerahkan rekening banknya kepada penipu untuk memanipulasi harga saham perusahaan Deutsch Motors. Meskipun pada awalnya ia dibebaskan, kasus ini kembali dibuka setelah suaminya dimakzulkan.
Tuduhan lain yang tak kalah menghebohkan adalah dugaan suap.Ia dituduh menerima kalung Van Cleef seharga lebih dari 60 juta won saat menghadiri KTT NATO 2022 tanpa mencantumkannya dalam laporan kekayaan negara.
Ia juga diduga menerima dua tas Chanel senilai 20 juta won dan kalung berlian dari kelompok agama. Hadiah-hadiah ini diduga diberikan sebagai imbalan atas pengaruhnya.
Jaksa kemudian mengajukan permohonan penangkapan Kim Keon Hee dengan alasan adanya risiko ia akan menghancurkan barang bukti. Pengadilan mengabulkan permohonan ini pada 12 Agustus 2025.
Mengutip Reuters, juru bicara Oh Jeong-hee, mengatakan Kim telah memberi tahu jaksa bahwa liontin yang ia kenakan adalah tiruan yang dibeli 20 tahun lalu di Hong Kong. Namun, menurut kejaksaan, liontin itu asli dan diberikan oleh sebuah perusahaan konstruksi domestik untuk dikenakan Kim pada KTT tersebut, kata Oh.
Pengacara Kim belum memberikan komentar tentang penangkapan Kim pada Selasa (12/8/2025). Namun sebelumnya mereka telah membantah tuduhan terhadap Kim dan menyebut laporan media tentang sebagian hadiah yang diduga ia terima sebagai spekulasi tanpa dasar.
Kim kini ditahan atas berbagai tuduhan korupsi, termasuk penyuapan dan manipulasi saham. Penahanan ini merupakan puncak dari serangkaian skandal.Ia kini bergabung dengan suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, di penjara, setelah digulingkan pada April lalu.
Yoon saat ini diadili atas tuduhan makar, yang dapat berujung pada hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. Mantan presiden itu, yang juga menghadapi dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan tuduhan lainnya, membantah melakukan kesalahan serta menolak menghadiri sidang atau menjawab pertanyaan jaksa.
Sebelum penahanan, kondisi kesehatan Kim Keon Hee dilaporkan memburuk. Pada Januari 2025, beberapa pejabat istana mengkhawatirkan kondisinya karena ia terlihat sangat kurus.
Pada Juni 2025, ia bahkan harus dirawat di rumah sakit. Namun, ia harus kembali menghadapi kenyataan pahit di balik jeruji besi. Demikian profil Kim Keon Hee, mantan Ibu Negara Korea Selatan yang terjerat kasus suap.