Seorang bocah 6 tahun di Tepi Barat, Palestina mengalami infeksi gigi parah hingga membuat matanya nyaris buta. Anak yang tidak disebutkan namanya itu dilarikan ke rumah sakit karena merasakan nyeri di gigi geraham belakang kanan, sakit kepala, pembengkakan di mata kanan, dan demam 40 derajat celcius.
Dalam jurnal BMC Oral Health yang dirilis pada Februari 2025, disebutkan pasien awalnya diberi parasetamol untuk menurunkan demam dan antibiotik oral untuk melawan infeksi, tapi kondisinya semakin parah. Bocah itu juga sempat dua kali muntah.
Dikutip dari Live Science, dokter lalu memberikan antibiotik jenis intravena yang biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang sulit diobati. Meski begitu, kondisi bocah tersebut tetap tidak membaik.
Mata kanan bocah tersebut mulai menonjol keluar dari rongga matanya, mengalami penglihatan ganda, dan sensitif pada cahaya. Gerakan mata kanannya terbatas dan area sekitarnya tampak bengkak, mengkilap, kemerahan, dan terasa hangat saat disentuh.
Dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan CT scan. Hasilnya, mereka mendiagnosis bocah tersebut mengalami infeksi bakteri orbital cellulitis. Infeksi tersebut menyerang jaringan lemak dan otot di sekitar mata, tapi tidak mengenai bola mata secara langsung.
Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen dengan merusak pembuluh darah dan saraf mata. Kondisi tersebut bahkan bisa mengancam nyawa bocah tersebut jika infeksi menyebar ke aliran darah atau otak.
Dokter menyimpulkan bakteri berasal dari infeksi gigi yang menyebar ke sinus, lalu mencapai mata.
Dokter lalu melakukan operasi untuk mengangkat abses dan mengurang tekanan pada mata pasien. Beberapa hari kemudian, operasi lanjutan dilakukan untuk mencabut dua gigi yang terinfeksi.
Pasien terus menerima antibiotik intravena, dan kondisinya cepat membaik. Pada kunjungan kontrol delapan bulan kemudian, matanya tampak normal tanpa kehilangan penglihatan maupun pergerakan.