Hangzhou (ANTARA) - Universitas Zhejiang di China timur pada Selasa (12/8) mengumumkan bahwa robot berkaki empat milik mereka, yang diberi nama White Rhino, telah menyelesaikan lari cepat (sprint) sejauh 100 meter dalam kurun waktu 16,33 detik, memecahkan rekor dunia sebelumnya yakni sebesar 19,87 detik yang dipegang oleh robot bernama Hound dari Korea Selatan.
Pencapaian ini, secara khusus, merupakan Rekor Dunia Guinness (Guinness World Record) baru untuk waktu tercepat 100 meter oleh robot berkaki empat.
Sebagai perbandingan, rekor dunia saat ini untuk sprint 100 meter oleh manusia adalah 9,58 detik, yang dicetak oleh Usain Bolt pada 2009 di Berlin.
White Rhino dikembangkan secara bersama oleh Center for X-Mechanics, Sekolah Aeronautika dan Astronautika, serta Pusat Inovasi Ilmiah dan Teknologi Global Hangzhou di Universitas Zhejiang.
Rekor itu dicetak di sebuah lokasi uji coba di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang.
"Ini adalah tujuan yang sangat menantang," kata Profesor Wang Hongtao, pemimpin proyek tersebut. Dia menjelaskan bahwa sprint 100 meter tidak hanya menguji kekuatan ledak dan kecepatan robot, tetapi juga menilai stabilitas dan kendali presisi robot dalam melakukan gerakan cepat. "Yang lebih penting, hal ini memungkinkan kami untuk menentukan apakah kami berada di jalur penelitian yang tepat."
Terobosan teknologi inti White Rhino terletak pada metodologi optimisasi komprehensif yang dikenal sebagai desain maju robotik (robot forward design).
Secara konseptual, pendekatan ini melibatkan simulasi awal dinamika di setiap sendi dan aktuator dalam berbagai konteks operasional untuk mengidentifikasi solusi optimal secara global, alih-alih menerapkan modifikasi iteratif dan "tambal sulam" pada desain struktural yang sudah ada. Tim peneliti mengembangkan model dinamis yang presisi dan menggunakan algoritma optimasi multi-objektif untuk menyesuaikan proporsi geometris robot, spesifikasi motor, dan sistem reduksi secara terkoordinasi.
Filosofi "desain untuk performa" dari awal ini memberikan fondasi perangkat keras yang kokoh bagi White Rhino. Mengenai sistem dayanya, Center for X-Mechanics secara independen mengembangkan seperangkat aktuator sendi berdensitas daya tinggi yang mampu menghasilkan output torsi tinggi dan respons cepat, diibaratkan seperti melengkapi White Rhino dengan sistem otot "kelas balap". Kemampuan gerak cerdas robot ini didukung oleh strategi kontrol dinamis yang dikembangkan dari pembelajaran penguatan (reinforcement learning).
"Hal paling menonjol, beban maksimumnya mencapai 100 kilogram (kg), menjadikannya robot berkaki empat yang mampu berlari cepat sekaligus membawa beban berat," kata Dr. Cheng Shaowen, salah satu anggota tim.
Di masa depan, White Rhino diharapkan dapat diterapkan di berbagai bidang, mulai dari penyelamatan bencana hingga transportasi di medan ekstrem, sehingga memperluas kemampuannya dari sekadar "berlari cepat" menjadi "berlari dengan manfaat," tambah Cheng.