Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menduga tawuran yang kerap kali terjadi di Jakarta sengaja dibuat untuk konten dan diviralkan di media sosial.
“Persoalan tawuran ini adalah persoalan yang sekarang, terus terang masih sering terjadi. Dan kami melihat, menduga, memang ada beberapa tawuran yang terjadi, semacam memang sengaja diviralkan. Dibuat videonya, dibuat kontennya,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Dia mengaku mendapat laporan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bahwa memang ada pihak-pihak yang dengan sengaja membuat konten tentang tawuran agar viral.
Oleh karena itu, dia telah meminta Satpol PP dan aparat penegak hukum untuk mencari siapapun yang dengan sengaja membuat konten tawuran.
“Kami dengan Satpol PP dan tentunya dengan aparat penegak hukum meminta bahwa siapapun yang melakukan, mengkontenkan ini tentunya harus kita cari bersama-sama dan harus diambil tindakan,” kata Pramono.
Diketahui, pada Kamis (14/8) tawuran kembali pecah di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.
Pihak kepolisian pun mengendalikan tawuran antara RW 04 dan RW 12 di Manggarai tersebut dalam 15 menit untuk suasana kembali aman serta kondusif.
Kapolsek Tebet Iwan Gunawan mengatakan tawuran terjadi menjelang waktu maghrib sekitar pukul 17.45 WIB.
Usai mengetahui tawuran tersebut, personel diturunkan untuk mengamankan situasi demi memecah tawuran.
Tak jauh dari lokasi itu, diketahui terdapat Pos Pantau Tiga Pilar yang terdiri dari 10 personel berseragam dan ada juga dari Reskrim serta dibantu dari Pokdar Kamtibmas, Satpol PP, serta perangkat RT dan RW.
"Anggota langsung begitu pecah, langsung kita berusaha untuk melerai, bubarkan," ucapnya.
Dalam penanganannya, dia menyatakan arus lalu lintas sempat terganggu lantaran lokasi kejadian berada di jalur satu arah.
"Pada saat ada mobil berhenti pun semua akan berhenti, otomatis. Sekarang sudah kondusif," ucapnya.
Dinyatakan dari tawuran tersebut, tidak ada korban luka maupun jiwa. Para pelaku tawuran langsung membubarkan diri.
Pihak Kepolisian akan terus berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan pengurus RW setempat untuk mencegah terulangnya bentrokan serupa di kemudian hari.