BANJARMASINPOST.CO.ID - Komedian sekaligus presenter Mbok Alpa meninggal dunia pada Jumat (15/8/2025). Rekannya, mulai Raffi Ahmad hingga Irfan Hakim pun berduka.
Sang komedian meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker panyudara.
Ternyata, kepergian Mpok Alpa menyisakan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan rekan artis, tetapi juga tetangga yang mengenalnya.
Seperti kesaksian seorang tetangga Mpok Alpa, Suriatmaja.
Dia mengungkap sosok sang komedian. Suriatmaja mengaku sudah mengenal Mpok Alpa sejak kecil.
Dikatakan Suriatmaja, komedian yang lahir pada 12 Maret 1987 itu sudah berusaha mencari peruntungan dengan menjadi penyanyi sejak kelas 6 SD.
"Kalau Nina memang dia dari umur 6 tahun, dari SD ya, udah nyanyi. Keliling-keliling gitu."
"Alhamdulillah, ya memang dia derajatnya bagus mungkin ya," ungkap Suriatmaja dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Sabtu (16/8/2025).
Suriatmaja pun menilai Mpok Alpa memiliki kepribadian yang baik dan dermawan.
Ia mengatakan Mpok Alpa kerap menyumbangkan uang untuk pembangunan masjid hingga musala.
Tak hanya satu musala, Suriatmaja menyebut pemilik nama asli Nina itu menyumbang uang untuk pembangunan di beberapa musala sekitar rumahnya.
"Ya dibilang orang berada ya, itu setiap masjid, setiap musala dibantu. Terutama Yayasan Masjid Al Anwar, itu dibantu."
"Dia nyumbang setiap musala, di sini kan ada beberapa musala, ya, Alhamdulillah disumbang sama dia. Terutama peralatan salat," jelasnya.
Bahkan dikatakan Suriatmaja, Mpok Alpa juga pernah mewakafkan ambulans untuk masjid di lingkungannya.
"Sampai ambulans juga. Ambulans Masjid Jami Al Anwar," tambah Suriatmaja.
Asisten Mpok Alpa, Tika, mengungkap wasiat terakhir sang artis.
"Pas belakangan ini kondisi beliau seperti itu, saya alhamdulillah kemarin udah sempat nemenin di rumah sakit," ujar Tika, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Sabtu (16/8/2025).
"Ada beberapa amanat beliau yang memang harus wajib saya jalanin," tambah Tika.
Sebagai asisten yang dipercaya Mpok Alpa, Tika diberi amanah oleh sahabat Raffi Ahmad itu untuk menjaga anak-anaknya.
Tika pun yakin dirinya dapat melaksanakan wasiat Mpok Alpa.
"Insyaallah saya bisa. Beliau nitip anak-anaknya."
"Terus ada lah, ada beberapa yang nggak bisa saya sebut di depan kamera," bebernya.
Merasakan kebaikan Mpok Alpa yang begitu besar, Tika bertekad untuk bisa melakukan apa yang sudah diamanahkan oleh ibu empat anak itu.
"Tapi saya yakin saya bisa, karena beliau itu sama saya baiknya luar biasa," kata Tika.
Lebih lanjut, Tika mengungkap, Mpok Alpa kerap berujar ingin berpulang di hari Jumat.
"Dia itu selalu pengin meninggal di hari Jumat."
"Dia selalu bilang begitu, 'Tika kalau memang Allah sayang sama gua, dan umur gua nggak panjang, gua pengin Allah ambil gua, bawa gua pulang itu di hari Jumat," papar Tika.
Mendengar ucapan Mpok Alpa, Tika pilih berusaha menenangkan artis kelahiran 12 Maret 1987 itu setiap kali membahas soal kematian.
Ia juga selalu memberi semangat kepada Mpok Alpa agar bisa sembuh dari sakitnya.
"Tapi karena kan karena kita ini ya (tidak mau berburuk sangka), 'ibu jangan ngomong begitu', kita selalu minta istighfar."
"'Sehat kok', saya selalu begitu," ucap Tika kala menenangkan Mpok Alpa.
Sementara, suami Mpok Alpa, Aji Darmaji mengatakan bahwa wanita berdarah Betawi itu sempat mengucapkan kalimat syahadat sebelum mengembuskan napas terakhir.
Aji Darmaji pun menceritakan detik-detik meninggalnya Mpok Alpa.
Pria yang akrab disapa Idung ini menceritakan, sebelum tutup usia, Mpok Alpa sudah tidak bisa tidur rebahan sehingga terpaksa harus duduk.
"(Mpok Alpa) bilang, 'Pah ini (selang oksigen) copotin ya, mama nggak kuat napasnya udah di sini (tenggorokan)'," ungkap Aji, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Sabtu (16/8/2025).
"Malamnya jam 2 dia tidur di meja makan di rumah sakit," sambungnya.
Bahkan, kata Aji Darmaji, perempuan kelahiran Jakarta, 12 Maret 1987 itu sempat minta dirinya tidur di sampingnya.
Tak cuma itu saja, Aji mengaku terdapat perubahan pada tubuh Mpok Alpa yang berubah menjadi lebih dingin dari biasanya.
"Suruh tidur di sampingnya, 'jangan ini sempit, usapin aja ya'," terang Aji.
"Udah dingin makin ke mari makin sini dinginnya."
"Habis subuh ke kaki tuh udah mulai dingin, udah mulai gelisah," paparnya.
Hingga Aji Darmaji memanggil perawat rumah sakit lantaran Mpok Alpa sudah merasa sesak napas.
Namun, Mpok Alpa menghembuskan napas terakhir pada pukul 08.31 WIB.
Aji Darmaji dengan setia mendampingi dan menuntun sang istri untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Ia memeluk Mpok Alpa dan membisikkan kalimat "Laa ilaaha illallah" di telinganya.
Setelah mengucapkan lafaz Allah, ibu empat anak itu pun mengembuskan napas terakhirnya di dalam pelukan sang suami.
"Akhirnya diganti alat tuh sama suster oksigen yang paling besar."
"Udah mulai jam 8 nyopotin oksigen sendiri, kita selimutin udah dibuangi sama dia."
"Peluk aja, 'ikutin ya cuma sampai Laa ilaaha illallah cuma sampai Allah' udah habis," ujarnya.
Sel kanker payudara yang diderita Mpok Alpa ternyata sudah menyebar ke paru-paru hingga membuat napas sang komedian terasa berat.
Aji Darmaji mengatakan, Mpok Alpa mengidap kanker payudara sejak hamil empat bulan.
Saat itu, Mpok Alpa divonis kanker payudara stadium satu.
Namun setelah melahirkan, perempuan berdarah Betawi itu pun menyadari ada benjolan di payudaranya.
"Sakit itu semenjak setelah lahiran," ungkap Aji Darmaji.
"Masih (stadium) satu perlahan-lahan berobat dengan tumbuhnya besar cepat berkembangnya."
"Padahal udah mulai kemoterapi juga," paparnya.
Mpok Alpa bahkan sempat menjalani kemoterapi.
Meski begitu, dikatakan Aji Darmaji, sel-sel kanker yang diderita sang istri telah menyebar ke paru-paru.
"Udah mulai kemo, berkembangnya cepat dan juga umurnya sampai di sini, udah ajal Allah kasih umur di 38 tahun," kata Aji.
"(Sudah menyebar) ke paru kata dokter."
"Jadi napas berat, nah yang dropnya sebulan lalu," terangnya.
Mpok Alpa meninggalkan seorang suami bernama Ajie Darmaji dan tiga anak laki-laki, Alfatih, si kembar Raffi Ahmad Darmadina dan Raffa Ahmad Darmadina dan seorang anak perempuan, Sherly.
Mpok Alpa telah dimakamkan di samping makam ibunya, di Kompleks Pemakaman Wakaf Kujaran, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat sore.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)