Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan menyiapkan gelaran Chandi Summit 2025 sebagai upaya mempromosikan budaya nasional ke kancah internasional yang akan digelar pada 3-5 September 2025 di Bali.
Chandi yang berasal dari kata culture, heritage, art, narative, diplomacy and innovation ini juga merupakan rangkaian dari peringatan HUT ke-80 Indonesia merdeka.
“Ini merupakan sebuah perhelatan budaya yang kita harapkan menjadi salah satu tonggak menjelang satu tahun keberadaan dari Kementerian Kebudayaan kita juga, bagian dari diplomasi kebudayaan kita dan tentu ke depannya untuk kerja sama kebudayaan,” kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat membuka konferensi pers Chandi 2025 di Jakarta, Jumat.
Gelaran yang akan dihadiri oleh sekitar 31 delegasi dari berbagai negara di dunia ini diharapkan mampu menghasilkan jejaring pada bidang kebudayaan serta menjadi upaya diplomasi lunak yang efektif.
Kebudayaan Indonesia yang begitu kaya, yang ia sebut sebagai megadiversity ini diharapkan mampu membuat kebudayaan dalam negeri semakin terlihat dan proporsional sebagaimana tertuang dalam amanat konstitusi UUD 1945.
Gelaran ini juga akan memamerkan kekayaan warisan budaya takbenda dan warisan benda serta beragam ekspresi budaya seperti seni musik, seni tari pertunjukan dari berbagai daerah di Indonesia.
Berkaca pada kesuksesan Pacu Jalur yang mendunia, Fadli menilai bahwa promosi yang sistematis ini diharapkan mampu menjadi upaya promosi yang lebih efektif, mengakselerasi kerja sama kebudayaan dan diplomasi dengan berbagai negara.
Ia juga menjelaskan rangkaian Chandi turut menghadirkan pameran wayang, pameran keris, musik dan lainnya, diskusi panel, workshop.
Gelaran Chandi 2025 akan dihadiri oleh para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, organisasi internasional, akademisi, seniman, hingga praktisi budaya dari berbagai negara di antaranya Singapura, Libya, Jordan, Kamboja, Timor Leste, Zimbabwe, Palestina, Thailand, dan Georgia, serta Uzbekistan.
Terkonfirmasi akan hadir pula India, Venezuela, Kenya, Bangladesh, Belgia, United Kingdom, Fiji, Oman, Prancis, Amerika Serikat, Iran, Cyprus, Arab Saudi, Mongolia, Irlandia, Armenia, Albania, Korea Selatan, serta Pakistan, dan Tanzania.
Sekretaris Jenderal Kebudayaan, Bambang Wibawarta menambahkan gelaran ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Bali dan sekitarnya.
“Ke depan, Kementerian Kebudayaan akan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait dalam menghitung Gross Domestic Product atau GDP dalam menghitung seberapa jauh dampak kebudayaan bagi ekonomi dan penyerapan tenaga kerja Indonesia,” tutup Bambang.