Sebabkan Kematian 17 Anak, Gubernur Jatim Gerak Cepat Tangani KLB Campak Sumenep, Libatkan Surabaya
Dyan Rekohadi August 23, 2025 12:32 AM

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bergerak cepat menangani KLB Campak di Kabupaten Sumenep.

Khofifah dijadwalkan berangkat ke Sumenep malam ini untuk melakukan penanganan cepat dan tanggap terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang terjadi di ujung pulau Madura tersebut. 

Mulai pagi besok, Sabtu (23/8/2025), Gubernur Khofifah dijadwalkan akan menyambangi sejumlah pasien yang terkena campak.

Berikutnya, takziyah pada korban meninggal karena campak dan juga akan memantau langsung pelaksanaan Outbreak Response Imunization (ORI) di 26 Puskesmas di Sumenep. 

Tindakan ini dilakukan karena adanya lonjakan kasus campak di Sumenep.

Per tanggal 21 Agustus 2025, total telah ada sebanyak 2.035 kasus suspek campak di Sumenep dengan kasus positif sebanyak 159 anak dan sebanyak 17 anak meninggal dunia. 

“KLB Campak yang terjadi di Sumenep menjadi perhatian kita bersama. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep dan Dinas Kesehatan Jatim serta dengan Kemenkes,” tegas Gubernur Khofifah, Jumat (22/8/2025).

“Dari koordinasi itu alhamdulillah kita sudah kirimkan vaksin MR untuk campak sebanyak 9.825 botol ke Sumenep sebagai Outbreak Response Imunization atau ORI,” ujarnya.

Lebih lanjut berdasarkan data, kasus campak terjadi di 25 kecamatan di Kabupaten Sumenep.

Rata-rata anak yang terjangkit campak adalah berusia 1 sampai 4 tahun. 

Sebanyak 17 kasus meninggal dunia diketahui 15 kasus tidak imunisasi, 1 kasus imunisasi tidak lengkap dan 1 kasus belum waktunya imunisasi. 

Tak hanya itu, sebagai upaya penanggulangan KLB campak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur lalu memberikan on the job training (OJT) pembuatan kajian epidemiologi KLB PD3I ke seluruh Puskesmas di Kabupaten Sumenep sebagai upaya penanggulangan. 

Selain itu juga digelar pertemuan koordinasi lintas batas Madura Raya dan Surabaya Raya dengan output berupa dokumen kesepakatan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

"Jadi penting juga melibatkan Surabaya Raya untuk mencegah campak ini  agar tidak menyebar ke daerah lain.

Dan bersamaan dengan pengamanan ini kita juga langsung bergerak cepat memasifkan imunisasi terutama anak-anak," kata Khofifah.

Bersinergi dengan Kementerian Kesehatan RI, Pemprov Jatim juga melakukan rapat koordinasi terbatas bersama Komite Ahli Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Komli PD3I) Indonesia, WHO, dan Dinkes Sumenep untuk membahas KLB campak serta rekomendasi penaggulangannya. 

“Secepatnya akan kami lakukan Outbreak Response Imunization atau ORI. Berdasarkan kajian epidemiologi sampai dengan 14 Agustus 2025 lalu, maka ORI campak akan dilakukan di 26 wilayah puskesmas di Sumenep untuk mencegah transmisinya,” ungkapnya.

Sasaran ORI sendiri merupakan anak-anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun.

Tindakan ini akan dilaksanakan serentak mulai tanggal 25 Agustus sampai 14 September mendatang. 

Gubernur Khofifah memastikan, ORI dilakukan dengan pemberian 1 dosis MR tanpa melihat status imunisasi sebelumnya.

Setelah ORI selesai, barulah akan dilakukan imunisasi kejar pada anak-anak yang belum lengkap imunisasi campak sesuai usia untuk peningkatan kekebalan.

Sebagai informasi, campak merupakan penyakit yang disebabkan virus campak yang menular malalui percikan ludah saat batuk atau bersin.

Penyakit campak memiliki penularan tinggi dengan laju reproduksi (R0) 17-18, yang artinya satu kasus campak positif akan menularkan ke 17-18 orang sekitarnya.

Karenanya, Gubernur Khofifah meminta masyarakat untuk ikut serta mewaspadai campak dan mengambil langkah-langkah preventif.

Yakni menerapkan Pola atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan protokol kesehatan, serta imunisasi campak rubela sesuai usia.

“Kalau sekiranya memang sudah ada gejala campak, bisa dilakukan isolasi mandiri bagi kasus ringan selama 7 hari. Kalau sudah berat, harus segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian jauhkan pasien dari orang-orang yang sekiranya punya kekebalan tubuh lemah. Jangan lupa mengonsumsi vitamin A,” pesannya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.