Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi diprotes soal lapangan kerja oleh warga Jabar. Mendapat kritikan tersebut, Dedi Mulyadi langsung beri jawaban menohok.
Seperti diketahui, baru-baru ini publik menyoroti hasil survei Litbang Kompas terkait kepuasan warga terhadap kinerja Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Dalam survei itu menunjukkan 31,4 persen warga puas terhadap kinerja Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur Erwan Setiawan, sementara 67,2 persen menyatakan tidak puas.
Mayoritas warga yang tidak puas dengan kinerja Dedi bersama Wakil Gubernur Erwan Setiawan itu terkait kurangnya penyediaan lapangan kerja. Bahkan, saat job fair beberapa waktu lalu banyak warga yang berdesakan memburu lowongan pekerjaan.
Dedi Mulyadi diprotes soal lapangan kerja di Jawa Barat, sang Gubernur pun langsung memberi respon menohok. Ia menyinggung soal usahanya selama ini dalam menciptakan lapangan kerja.
Diakui Dedi, Pemerintah Provinsi Jabar kini tengah fokus pada perizinan industri. Menurutnya, hal ini bisa menjadi pintu masuk untuk menyediakan lapangan kerja dan menekan angka kemiskinan.
“Di enam bulan ini kita kan baru mengorkestrasi tentang percepatan layanan perizinan."
"Kita sudah terorkestrasi. Kemarin saya menangani satu problem industri, di mana industri itu berarah pada 31.000 tenaga kerja tetapi perizinannya 16.000 semalam sudah saya bereskan dengan Pak Menteri,” ujar Dedi saat ditemui di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (20/8/2025), dikutip dari TribunJabar.ID.
Dedi pun mengungkap kendala saat mengurusi masalah tersebut. Menurutnya, proses perizinan yang panjang sering membuat investor menunda penanaman modal, termasuk investasi BYD dan Vinfast di Kabupaten Subang.
Dedi optimis dan menyatakan bahwa sejumlah proyek infrastruktur dan kawasan industri di Jawa Barat diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sayangnya, pelaksanaan masih terkendala keterlambatan lelang dan proses perizinan.
“Kawasan di Indramayu itu mulai rekrut lebih dari 20.000 loh itu kawasan Indramayu. Cirebon, kemudian sebagian Majalengka, Subang, Garut, Purwakarta."
"Nah, seluruh kawasan-kawasan ini seringkali mengalami pelambatan karena faktor perizinan."
"Kalau tidak rajin gubernurnya mengorkestrasi, turun ke bawah prosesnya akan lama,” katanya.
Selain membenahi perizinan, Dedi juga mengimbau warga Jawa Barat agar tidak terlalu memilih-milih pekerjaan.
“Mereka memilih pekerjaannya pada sektor formal."
"Ini kan juga harus menjadi bahan pembelajaran bagi kita."
"Jangan pilih-pilih pekerjaan. Nanti juga akan bertemu dengan pekerjaan pilihan hidup kan berproses,” ujar Dedi.
Dedi Mulyadi diprotes soal lapangan kerja, beberapa warga Bogor ini juga sempat meluapkan keluh kesahnya terkait pekerjaan.
"Harapannya untuk Pak Gubernur supaya bisa lebih perhatian lagi ke warganya, terutama yang masih nganggur belum kerja seperti saya," ucap Ihsan seorang warga Bogor dilansir Kompas.com.
Berbeda dengan Ihsan. Fikri (20) warga Cibinong, Kabupaten Bogor, sudah menganggur selama dua tahun. Fikri menuturkan, sudah sering mengirim lamaran kerja. Bahkan, acara-acara job fair (bursa kerja) yang diadakan di wilayahnya kerap didatangi. Tujuannya hanya satu, untuk dapat kerja.
"Udah sering ngirim lamaran via online maupun datang langsung ke perusahaan."
"Tapi sampai sekarang belum ada panggilan untuk interview atau kabar," bebernya.