Siapa Bripka Untung? Polisi Baik Hati yang Nyambi Berdakwah di 15 Desa dan Ahli Terapi Bekam
Putra Dewangga Candra Seta August 25, 2025 04:32 AM

SURYA.co.id - Setelah 12 tahun bertugas di Korps Brimob Kota Palu, Bripka Untung akhirnya kembali ke tanah kelahirannya di Wonosobo pada 2012.

Kini, ia dipercaya menjadi Bhabinkamtibmas di Desa Kadipaten, Polsek Selomerto.

Meski berpakaian seragam polisi, sosoknya begitu dekat dengan warga.

Ia bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga hadir sebagai pembimbing masyarakat melalui dakwah, pengobatan tradisional, hingga pemberdayaan ekonomi.

Di Kecamatan Selomerto, ada 24 desa binaan. Dari jumlah itu, sudah 15 desa yang pernah ia kunjungi untuk mengisi tausiah.

Bripka Untung bahkan kerap diminta menjadi khatib salat Jumat.

Kedekatannya dengan warga menjadikan dirinya panutan yang dipercaya, karena mampu memadukan peran polisi dengan nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan.

Dari Hipertensi ke Ahli Bekam

Perjalanan Bripka Untung sebagai terapis bekam bermula ketika masih bertugas di Palu.

Saat itu ia mengalami hipertensi dan mendapat saran dari seorang imam masjid, Ustaz Hamzah, untuk mencoba bekam.

Hasilnya tak hanya mengejutkan, tetapi juga mengubah hidupnya.

“Awalnya saya takut karena di keluarga saya ada riwayat hipertensi. Tapi setelah bekam, kondisi saya membaik.

Saya pun belajar langsung dari Ustaz Hamzah hingga akhirnya bisa mempraktikkan bekam sendiri,” ungkap Bripka Untung, melansir dari Tribunnews.

Sejak saat itu, ia mendalami ilmu bekam hingga mahir, dan setelah pulang ke Wonosobo, Bripka Untung rutin melayani warga bahkan rekan sesama polisi tanpa memungut biaya.

Ia selalu membawa tas besar berisi perlengkapan bekam, siap digunakan kapan saja ketika ada yang membutuhkan.

Kapolsek Selomerto, Iptu Saptono Wibowo, memberikan apresiasi atas dedikasinya.

“Kegiatan bekam yang dilakukan Bripka Untung tidak mengganggu tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas. Bahkan beberapa anggota Polsek Selomerto juga rutin menjalani terapi bekam dengannya,” ujarnya.

Dari Dakwah ke Budidaya Madu

Tak hanya berdakwah dan mengobati, Bripka Untung juga mengembangkan usaha budidaya lebah madu.

Saat ini, ia memiliki sekitar 30 sarang lebah yang menghasilkan madu murni. 

Uniknya, madu tersebut kerap ia berikan kepada pasien bekam sebagai tambahan penyembuhan alami.

Lebih jauh, ia bermimpi membangun UMKM berbasis kesehatan alami, khususnya produk madu dan tanaman herbal.

Dengan begitu, masyarakat bukan hanya sehat secara jasmani, tetapi juga mendapatkan peluang usaha baru.

Impian Membangun Rumah Sehat

Meski aktivitasnya sudah padat, Bripka Untung masih menyimpan cita-cita mulia.

Ia ingin mendirikan sebuah rumah sehat yang menyediakan layanan bekam, rukyah, dan gurah secara gratis untuk masyarakat.

“Saya ingin melayani masyarakat melalui terapi bekam, rukyah, dan gurah secara gratis. Semoga impian ini bisa segera terwujud,” tutur Bripka Untung penuh harap.

Polisi Nyambi Jadi Badut

Kisah inspiratif juga datang dari Bripka Fardriansyah, anggota polisi di Polda Bangka Belitung. 

Di tengah kesibukan sebagai polisi, Bripka Rian-sapaan akrab Fardriansyah, ternyata punya pekerjaan sampingan.

Yakni, menjadi badut dan pesulap sepulang dinas.

Polisi yang bertugas di bagian Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) ini kerap menerima panggilan sebagai badut di acara panti asuhan.

“Saya merasa senang menghibur anak-anak. Melihat mereka tertawa, kita merasa puas, bahagia,” kata Rian, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Bripka Rian menjelaskan, sebenarnya sudah menekuni pekerjaan sebagai badut sejak sebelum menjadi polisi pada 2008.

Ia sempat bergabung dengan event organizer sebagai MC, badut, dan pemain sulap.

POLISI JADI BADUT - Bripka Rian Fardiansyah saat menjadi badut untuk menghibur anak-anak.
POLISI JADI BADUT - Bripka Rian Fardiansyah saat menjadi badut untuk menghibur anak-anak. (Kolase YouTube Metro TV)

Kini, ia kembali menekuni pekerjaan sebagai badut untuk menambah pemasukan dan menabung haji.

“Bayaran saya itu tidak menentu. Biasanya dikasih Rp 300.000 - Rp 350.000. Khusus untuk hiburan anak-anak panti asuhan saya gratiskan,” ujarnya.

Penampilannya disiapkan sendiri, kostum dan riasan dibawa dalam kotak plastik di motor pribadinya.

Di lokasi, ia hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk berganti kostum dan merias wajah.

Ia sempat vakum dari dunia badut pada 2019 karena sibuk sebagai Bhabinkamtibmas.

Namun, sejak awal 2025 ia kembali aktif, dengan misi sosial yang lebih kuat.

Tak sekadar menghibur, ia juga menyelipkan pesan literasi dan gaya hidup sehat kepada anak-anak dan orangtua yang hadir.

“Acara anak itu kan ada orangtua juga yang mendampingi, jadi pesan-pesan literasi tentang berkendara, efek merokok dan lainnya juga disampaikan,” kata Rian.

Dukungan dari keluarga, termasuk istri dan anak sulungnya yang berusia 10 tahun, jadi penyemangat utama.

Mereka bahkan ikut hadir di beberapa acara sosial yang ia isi.

“Alhamdulillah semua memberi dukungan, termasuk orangtua juga. Kadang dari anggota polisi sendiri ada yang minta saya mengisi acara ulang tahun anaknya,” ungkap Rian.

Ia dan istri telah mendaftar haji dengan masa tunggu hingga 2051.

Dari hasil menjadi badut, ia berharap ada tambahan rezeki yang bisa mempercepat keberangkatan.

 “Masa tunggu haji sampai 2051, mudah-mudahan lancar, kalau ada tambahan dari badut Alhamdulillah, kalau tidak tetap disyukuri,” ujarnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.