TRIBUNNEWS.COM - Deddy Raksawardana, mantan gitaris Band Naff, merilis film pendek berjudul "Menjahit Harapan" (Stitching of Hope) di Agustus 2025, bulan peringatan ke-80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Film yang didukung Indonesian Lantern Media, ini terinspirasi dari kisah-kisah kehidupan nyata para imigran Indonesia di Philadelphia, Amerika Serikat.
Indonesian Lantern Media adalah organisasi media komunitas yang berbasis di Philadelphia, AS. Fokusnya pada produksi konten dan cerita yang mengangkat suara diaspora Indonesia melalui film, jurnalisme, dan program seni-budaya.
"Menjahit Harapan" mengangkat perjalanan seorang perempuan Indonesia bernama Liana yang terpaksa meninggalkan tanah airnya akibat Tragedi Mei 1998.
Di Philadelphia, Liana bekerja di usaha dry clean.
Namun, keterampilannya menjahit yang dibawanya dari tanah kelahiran, tetap menjadi bagian dari hidupnya.
Menjelang 17 Agustus, sejumlah tokoh komunitas meminta bantuannya untuk menjahit bendera yang akan dikibarkan di upacara Hari Kemerdekaan di City Hall Philadelphia.
Permintaan itu memunculkan konflik bati, antara luka masa lalu yang belum sepenuhnya pulih dan rasa cinta tanah air yang masih bersemi di hatinya.
Kisah Liana mencerminkan pergulatan banyak diaspora Indonesia dalam mencari arti rumah dan kemerdekaan yang sejati.
Peran Liana dimainkan oleh Pang Santi, yang dalam kehidupan nyata juga merupakan salah seorang korban langsung Tragedi Mei 1998.
Ia memberi dimensi emosional yang autentik menjadikan "Menjahit Harapan" bukan hanya karya seni, tetapi juga suara kesaksian dari sejarah yang pernah terluka.
Deddy Raksawardana, mengatakan kisah di film ini bukan sekadar tentang menjahit sehelai bendera, tapi tentang menjahit kembali potongan-potongan hati yang pernah terkoyak.
"Menjahit Harapan” adalah potret keheningan yang berbicara tentang bagaimana trauma, kenangan. dan identitas dapat saling bertaut dalam perjalanan seorang imigran.
Film ini juga menjadi bentuk penghormatan kepada diaspora Indonesia yang tetap menjaga ikatan budaya dan sejarah meski berada jauh dari tanah kelahiran.
Pemutaran perdana “Menjahit Harapan" akan dihadiri oleh tokoh komunitas, pegiat seni, dan warga Philadelphia.
"Acara pemutaran film ini sekaligus menjadi momen refleksi bersama akan arti kemerdekaan dan rumah yang kita bawa di dalam diri," tandas Deddy.
Dikutip dari berbagai sumber, kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei–15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta, namun juga terjadi di beberapa daerah lain.
Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.
Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto, serta pelantikan B. J. Habibie.
Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amuk massa—terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa.
Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta.
Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia.