Mayoritas Pasangan Nikah Siri dan Keluarga Miskin, 285 Pasangan Ikut Nikah Massal Gratis di Surabaya
Eko Darmoko August 28, 2025 05:32 AM

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sebanyak 285 pasangan dari berbagai usia mengikuti kegiatan nikah massal, Rabu (27/8/2025).

Mayoritas merupakan pasangan nikah siri dari keluarga miskin (gamis), program ini merupakan kerjasama dari Pemkot Surabaya, Pengadilan Agama, dan Kementerian Agama.

Merupakan rangkaian Layanan Online dan Terpadu melalui One Gate System bersama Pemkot, Pengadilan Agama, dan Kementerian Agama Surabaya (Lontong Kupang), program ini memfasilitasi pernikahan mendapat pengakuan agama dan negara.

Sehingga, masyarakat dapat mengakses berbagai dokumen kependudukan yang diperlukan.

Dari total pasangan tersebut, sebanyak 279 pasangan adalah pasangan nikah siri sedangkan 6 pasangan merupakan pasangan nikah baru.

Pada rangkaiannya, peserta mengikuti sidang Isbat Nikah di satu tempat setelah sebelumnya mereka melengkapi sejumlah persyaratan tanpa perlu berpindah-pindah instansi.

Menariknya, para peserta mengikuti sidang isbat nikah dengan mengenakan pakaian pengantin, lengkap dengan riasan oleh Make-Up Artist (MUA).

Bahkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama sejumlah pejabat di lingkungan Forkompinda Kota Surabaya turut menjadi saksi nikah.

Wali Kota Eri menegaskan, bahwa Isbath Nikah massal menjadi komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat Surabaya, khususnya mempelai perempuan dan anak hasil hubungan.

Sebab berdasarkan evaluasinya, pernikahan secara siri seringkali menimbulkan kerugian di sisi perempuan.

"Biasanya, [menikah siri] menyebabkan tidak bisa memiliki akta kelahiran yang di dalamnya termuat nama bapak dan ibunya, sulit mengurus warisan, dan berbagai dokumen kenegaraan lainnya."

"Alhamdulillah, mencegah hal itu kesadaran masyarakat Surabaya ini untuk mengikuti program ini cukup tinggi terbukti hari ini ada 285 yang ikut serta," kata Cak Eri.

Selain mudah dalam pemberkasan persyaratan, Lontong Kupang juga memfasilitasi para pengantin dengan tanpa biaya.

Mengandalkan dana CSR senilai Rp 6,7 miliar dari sejumlah Wedding organizer, asosiasi penyelenggara pameran (event organizer) atau HIPAPI, asosiasi penyelenggara periklanan luar ruang (HASTANA), BAZNAS, dan berbagai lainnya, pelayanan ini dilaksanakan tanpa pungutan dari peserta.

Tak hanya MUA dan pakaian pengantin, masing-masing pasangan juga mendapat fasilitas dokumentasi, photo booth, hingga berbagai fasilitas pengantin lainnya.

Selesai acara, mereka juga langsung mendapat akta nikah, buku nikah, KTP baru, kartu keluarga baru, akta kelahiran anak (opsional), hingga berbagai dokumen lain.

Wali Kota Eri berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini.

Dia berharap upaya eliminasi pasangan nikah siri, khususnya di Surabaya, menjadi nikah sesuai agama dan negara bisa terus dilakukan.

Saat ini, program Lontong Kupang telah berjalan lima tahun dengan total penerima intervensi sebanyak 869 pasangan.

"Kami berharap, masyarakat Surabaya semakin mudah untuk mengakses Intervensi dari Pemkot, khususnya dokumen kependudukan," kata mantan ASN Pemkot Surabaya ini.

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Teguh Setyabudi mengapresiasi program ini. Turut menjadi saksi nikah dalam acara tersebut, Teguh berharap terobosan tersebut bisa menjadi percontohan daerah lain.

"Ini bukti Pemerintah hadir secara adil dan inklusif, tepat waktu, dan gratis. Pemerintah hadir memberikan kepastian kepada masyarakat."

"Kami harap terobosan ini bisa ditiru di daerah lain. Apalagi, dengan tidak menggunakan APBD sekaligus menunjukkan bahwa kolaborasi pentahelix telah berjalan," kata Teguh.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.