SURYA.CO.ID, TUBAN - Terkait banjir yang kembali merendam sawah para petani di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), mendapat respons dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Rabu (27/8/2025).
Banjir yang merendam lahan pertanian di Kecamatan Plumpang tersebut, diketahui sudah terjadi sejak tahun 2024.
Namun pada Juli 2025, air yang menggenangi sawah petani berangsur surut.
Saat itu, para petani berhasil kembali menanam padi setelah sekian lama.
Namun, nasib malang kembali dialami petani. Tanaman padi yang baru berusia 30 hari kembali terendam banjir.
Bahkan, diperkirakan lahan pertanian yang terendam banjir mencapai ratusan hektare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, Eko Julianto, menjelaskan bahwa permasalahan utama terletak pada kondisi Kali Afur.
Menurutnya, sungai sepanjang 17 kilometer (km) tersebut semakin ke arah timur atau menuju Kecamatan Widang, mengalami penyempitan.
Akibatnya, aliran air sungai terhambat dan menyebabkan genangan di area persawahan.
“Kami sudah mendapat laporan dari teman-teman di lapangan. Saat ini masih menunggu laporan resmi secara birokrasi, nanti akan kami sampaikan ke kabupaten, karena ada beberapa OPD yang terkait, seperti BPBD dan PUPR-PRKP,” ujar Eko.
Lebih lanjut, Eko menerangkan, bahwa penanganan Kali Afur menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pusat.
Jika dilakukan pelebaran maupun normalisasi, tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak BBWS.
“Kalau dilebarkan, karena aset tanahnya milik BBWS, tidak ada kompensasi. Prinsipnya, kalau BBWS siap mengerjakan, petani tentu mendukung. Bahkan kemarin sudah ada komitmen untuk dilakukan pengerjaan,” imbuhnya.
Meski demikian, Pemkab Tuban tidak tinggal diam. Melalui Dinas PUPR-PRKP, pemerintah daerah sudah berinisiatif melakukan normalisasi sepanjang 3 km.
Hanya saja, langkah tersebut dinilai belum cukup, mengingat dampak banjir di Plumpang sangat luas.
“Ini sudah dua tahun petani tidak bisa panen. Maka kami berharap BBWS segera turun tangan, agar persoalan ini bisa segera teratasi,” pungkas Eko.