Serang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten memastikan kegiatan belajar tatap muka tetap menjadi prioritas, meskipun ada sejumlah sekolah yang meminta izin melaksanakan pembelajaran daring karena khawatiran akan keamanan dari aksi demonstrasi.

“Secara umum kebijakan Pak Gubernur, kita masih menggunakan tatap muka. Tapi, ada sekolah yang menurut pertimbangan kepala sekolah di daerah penyangga, itu berbahaya dan ada permintaan dari orang tua, maka sekolah memberikan kebijakan melaksanakan daring satu hari ini,” kata Pelaksana tugas Kepala Dindikbud Banten Lukman di Kota Serang, Senin.

Menurutnya, sekitar 50 sekolah di wilayah Tangerang yang berbatasan dengan Jakarta sempat mengajukan izin belajar daring. “Kalau 50 dari 1.600 sekolah kan kecil, dan itu hanya di daerah penyangga,” ujarnya.

Lukman menyebut keputusan belajar daring hanya bersifat sementara. “Melihat situasi, kalau satu hari ini aman, besok sudah tatap muka kembali,” katanya.

Ia menambahkan surat imbauan sudah dikeluarkan sejak 27 Agustus 2025 untuk melindungi pelajar agar tidak ikut aksi. “Bukan tidak boleh, tapi bentuk perlindungan. Karena secara hukum anak-anak belum boleh melakukan unjuk rasa,” kata Lukman.

Terkait pelajar yang diamankan saat aksi di Kota Serang, Lukman menyebut ada tiga orang yang terjaring. “Itu juga bukan jam sekolah, mungkin ikut-ikutan. Kita dampingi bersama orang tua sampai dini hari,” ungkapnya.

Menurut Lukman, anak-anak yang ikut aksi rata-rata berusia 15-16 tahun dan rentan terbawa arus pergaulan. “Namanya anak-anak, kadang ikut-ikutan. Makanya pengawasan orang tua penting,” ujarnya.

Disdikbud meminta guru dan kepala sekolah memastikan pengawasan di sekolah berjalan ketat. “Pastikan siswa mengikuti jadwal dengan baik dan tetap berada di lingkungan yang aman,” kata Lukman.