Surabaya (ANTARA) - Pelatih timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg menyoroti kinerja lini serang timnya setelah gagal mengalahkan Laos pada laga pertama Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu, menyusul hasil imbang 0-0.
Dalam hal ini, Vanenburg menyoroti penampilan Jens Raven yang mampu mencetak enam gol dalam satu pertandingan dalam kemenangan 8-0 atas Brunei Darussalam di laga pembuka Kejuaraan ASEAN U-23 2025, namun setelahnya hanya mampu menyarangkan satu gol dalam lima pertandingan, termasuk melawan Laos.
"Bicara soal striker di pertandingan pertama. Semua orang membicarakan Jens Raven yang mencetak lima atau enam gol. Tapi setelah itu, dia tidak membuat gol lagi," kata Vanenburg pada jumpa pers usai pertandingan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu.
Hasil imbang ini memperpanjang catatan negatif Garuda Muda setelah kemenangan 8-0 atas Brunei karena mereka selalu terlihat kesulitan mencetak gol, di saat sudah berhasil menciptakan banyak peluang.
Dari lima laga terakhir, Lapang Bola mencatat Indonesia total melesatkan 75 tembakan, namun angka keberhasilan mengonversikan peluang itu sangat kecil setelah mereka hanya mampu mencetak dua gol. Adapun, pada laga melawan Laos, Kadek Arel dan kawan-kawan melesatkan total 25 tembakan.
"Tadi malam ini kita juga memainkan Hokky Caraka, juga tidak membuat goal. Memang itu kita hanya membuat banyak peluang," ucap Vanenburg.
Saat disinggung apakah kesulitan mencetak gol ini ada kaitannya dengan masalah di luar lapangan, seperti masalah mentalitas, Vanenburg menjelaskan, "Kalau bicara tentang mentalitas, mentalitas itu suatu hal yang harus dibangun sebenarnya dari usia kecil. Dari kecil, dan itu datang dari diri kita sendiri. Nah tadi lihat, kalau para pemain ini diberikan tekanan, atau pressure, kadang-kadang mereka nge-block (tak bisa mengatasinya)".
Ia kemudian menambahkan, "Jadi sekarang tidak adil juga, kalau misalnya kita menyalahkan para pemain yang ada, para pemain itu semuanya masing-masing harus membangun evaluasi diri sendiri."