Unisla Lamongan Motori Pengelolaan Limbah Jadi Pupuk Organik dan Pakan Ternak di TPS 3R Desa Sekaran
irwan sy September 07, 2025 04:32 PM

SURYA.co.id | LAMONGAN – Pupuk organik dan pakan ternak yang dihasilkan dari pengelolaan limbah organik di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Desa/Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur, mampu meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi pertanian.

Dosen Prodi Peternakan Universitas Islam Lamongan (Unisla), Anik Fadlilah MPt, menjelaskan pengelolaan limbah di TPS 3R tidak hanya menghasilkan pupuk organik cair dan pupuk kandang, tetapi juga pakan maggot yang dapat digunakan untuk pakan ikan dan ayam.

“Dengan adanya pengolahan limbah di TPS 3R, kami bisa mengintegrasikan budidaya melon dan pakan ayam yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dari daging,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).

Ditambahkan, bahwa potensi petani di Desa Sekaran sangat besar dalam mendukung program ini.

“Wilayah pertanian di Sekaran sangat mendukung, baik untuk tanaman padi, sayuran, maupun buah-buahan. Dengan pupuk organik dari limbah ini, hasil panen melon meningkat sekitar 30 persen dibanding sebelumnya,” ungkapnya.

Terkait tantangan perubahan pola pikir masyarakat dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik, Anik menegaskan bahwa Unisla akan terus melakukan sosialisasi dan pendampingan.

“Kami akan mensondingkan manfaat yang diperoleh dari program ini agar masyarakat terdorong mengurangi limbah di sekitar rumah mereka,” jelasnya.

Dari sisi biaya produksi, penggunaan pupuk organik dan pupuk kandang mampu menekan biaya operasional pertanian hingga 10-20 % .

Sebelum menggunakan pupuk organik, biaya pupuk bisa mencapai 5 sampai 7 juta rupiah per kali tanam.

Dengan pupuk organik, biaya tersebut bisa lebih hemat dan tentunya ramah lingkungan.

Sementara itu, Kepala Desa Sekaran, Isman Afandi menyambut positif kegiatan pengolahan limbah yang dimotori oleh Unisla.

“Saya sangat berkeinginan penerapan pupuk organik dari kotoran ayam, kambing, dan sampah organik bisa diterapkan di lingkungan kami, termasuk di TPS 3R dan kelompok tani,” ujarnya.

Isman juga menyoroti peran sekolah tani di desa yang sudah mulai menerapkan pupuk organik.

Harapannya bisa berkolaborasi dengan sekolah tani agar hasil pengolahan limbah ini bermanfaat luas bagi pertanian di desa.

Mengenai potensi pengurangan biaya produksi, Isman mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian kelompok sekolah tani, penggunaan pupuk organik dapat menekan biaya hingga 50 % .

“Bahan untuk membuat pupuk organik masih mudah diperoleh, terutama dari sampah pasar yang melimpah,” jelasnya.

Isman menegaskan bahwa meskipun TPS 3R masih dalam tahap pengembangan, pihaknya optimis dengan ilmu dan penerapan pupuk organik ini, limbah masyarakat dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.