Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mengungkapkan bahwa perundungan (bullying) termasuk pada anak masih terjadi di masyarakat Jakarta dan ini harus menjadi perhatian terutama orang tua.
"Kita tidak bisa pungkiri. (Perundungan) Ini kan terjadi di tengah masyarakat. Memang waktunya kita memberikan perhatian khusus kepada anak-anak. Agar peristiwa seperti ini tidak terjadi pada masa mendatang," kata Rano di Jakarta, Minggu.
Rano menyampaikan hal itu usai menyaksikan pertunjukan musikal berjudul "Perempuan Punya Cerita" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, bersama jajarannya termasuk Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary dan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata.
"Ini salah satu keberanian mengangkat tema ini. Artinya ini sebuah realita, ini menjadi refleksi kita," katanya.
Dia mengakur menyaksikan satu drama musikal yang di luar prediksinya. "Ini dimainkan oleh anak-anak muda, yang secara emosi itu tidak gampang. Sangat tidak mudah," kata Rano.
Dia pun mengapresiasi para pemain khususnya yang berperan sebagai antagonis karena emosi yang mampu ditampilkan.

Produser EKI Dance Company yang berperan dalam produksi musikal "Perempuan Punya Cerita", Alim Sudio mengatakan, pertunjukan kali ini mengangkat tentang masalah perempuan yang terbungkam dan tidak boleh berbicara dalam tekanan lingkungan sosial.
"Tetapi, kita juga melihat perempuan memiliki kekuatan untuk bisa tetap bersuara, berbicara dengan caranya sendiri. Karena mereka percaya bahwa nasib di tangan mereka sendiri," kata dia.
"Perempuan Punya Cerita" memiliki dua cerita dalam satu pertunjukan, yakni cerita "Anya" dan "Jami". Cerita "Anya" dikisahkan dalam latar sekolah, sementara "Jami" dalam latar lingkungan marjinal.
Alim meyakini panggung efektif untuk bisa menyampaikan dan bisa menjadi inspirasi bagi penonton supaya jadi lebih peduli. Panggung juga menjadi salah satu cara untuk menyampaikan kegelisahan yang dirasakan.
Berdasarkan data, Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, telah menerima laporan 650 kasus kekerasan di sekolah di tingkat TK hingga SMA selama periode Januari-September 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 33 persen merupakan kasus kekerasan psikis di antaranya perundungan, berkata kasar pada korban, intimidasi, dipermalukan di depan umum dan hal-hal lain yang mengganggu kondisi psikis seseorang.